Udah liat jurnal di sini kan yaa...
Perjalanan pulang dari walimahan, kami dapat kejadian yg ------ dunia dalam berita.... banget.
Kami diantarkan kakaknya Uyi sampai di sebuah halte bus. Menunggunya butuh waktu sekitar 1 jam. OH.
Memang mending langsung ke terminal sekalian ya... *udah dianterin, nawar lagi~
Alhamdulillah kami dapat bus juga walau di dalamnya berdiri berdesakan dengan tiga perempat mata mengantuks. Syukurlah walau tidur bentar gak sampai jatuh~
Saya baru kebagian tempat duduk setelah bus melaju sekitar 15 menit kemudian. Disusul juga Putri yg kebagian tempat duduk di samping saya. Alhamdulillah.
Tiba di pertigaan ringroad selatan, beberapa orang penumpang turun termasuk seorang ibu di sebelah kanan saya.
Belum juga saya bergeser agar lebih banyak dapat ruang... beberapa pengendara motor berkumpul di kubu pak sopir.. berteriak-teriak marah. Intinya mereka marah karena merasa ditabrak. Bus berhenti, sopir juga mungkin akan keluar buat menjelaskan duduk perkaranya.
DUG. Prang!
Seketika itu juga kantuk saya hilang. Para biker itu memecahkan kaca bus sopir.
Putri langsung sadar, menarik saya dari pinggir kaca. Kuatir ada pemukulan kaca berikutnya, memang. Penumpang ribut berdesakan keluar, biker mulai masuk ke bus. Entah apa yg dilakukan mereka dengan si sopir.
Sempat mendengar juga seorang ibu yg sedang repot menyusui bayinya juga ikut panik, "Duh... bayiku... iki bayiku piye..."
Serasa ingin saya tendang mereka itu.
Sayangnya begajulan yg bisanya teriak gitu punya 'senjata' buat melukai seperti halnya memecahkan kaca bus. Bukannya minta baik-baik... toh kami para penumpang yg jadi saksi mata saja merasa tak sampai tertabrak.
Sementara saya dan Se, saking jengkelnya juga ikutan protes di luar "Mana polisi?! Mana polisi?!" *muter-muter geje dari lokasi yg jauh dari TKP sih~ lagi-lagi ditarik Putri menjauh dari kerumunan sana...
Buat ukuran perempatan, masa iya tak ada pos polisinya... sadar-sadar setelah dapat minibus lain, ternyata posnya berada beberapa meter dari TKP.
OH...
Yg jelas, busnya konon terlalu ke kiri, padahal si pengendara itu mau masuk ke jalan apa gimanaa gitu (jangan ditanyalah, burem~). Tambahan dari Putri yg suka ngamatin keadaan, mungkin juga sopir juga salah... karena dia sering sms-an saat menjalankan bus *plakplakplak*
Saya yg ngantuk berat mana tahu kejadian sebenarnya bagaimana. Saya search di detik juga gak ada beritanya.
Tapi ya gak usah pake tenaga dong, Masdab...
INI JOGJAKARTA, BUKAN JAKARTA.
***
Kami sampai di terminal Giwangan sekitar pukul 15.15. Sudah agak sepi... dan kami masih setia menunggu jalur 7 dengan setia di pinggiran emperan toko yg nyaris semuanya telah tutup. 15 menit berlalu.... 20 menit... 1 jam... yg terakhir engga ding~
Kami terlibat obrolan seru lagi soal flashback kejadian sebelumnya.
Ceritanya saat kami sedang berada di bus Purwowidodo ke arah Wonosari ada mobil jeep di depan yg sepertinya asik banget buat dipakai jalan. Anginnya awur-awuran seru.... berbeda dengan kami yg naik bus dengan suhu panas gini...
"Eh Mbak... tahu kan yg mbak bilang pengen naek mobil jeep?"
"Iya..."
"Itu tadi tuh sopir jeepnya kurang ajar kok~"
"Kenapa je?"
"Tadi kan bus kita mau nyalip, tapi jeepnya ngehalangin. Tapi kan akhire busnya bisa nyalip tho... tau ngga, itu sopir jeepnya kui ngacungin jari tengah ke sopir busnya..."
OH... :|
*sekedar cerita ringan saja... ternyata lagak-lagak seperti di pilem holiwud itu ada di negara kita ya~
***
Masih di Giwangan....
Sebelum jam 4 saya berinisiatif untuk ambil trans sekalian... karena belum Asharan.
Nangkring di shelter yg sesak penumpang, trans 3A jurusan kami sudah di depan mata tapi sedang tak beroperasi.... ngeloyorlah bus jalur 7 dengan seksinya.
HASEGEDEH.
"5 menit kita jalan ke marih, udah masuk ke shelter, lha... busnya muncul..."
"Yah... berarti ini rejekine bus trans, Ve..."
Yep Se, makasih udah ngingetin buat coba menerka rencana baik Allah.
Masuk trans, kebagian (lagi) adegan hot disana.
Sepasang kekasih baru saja naik trans saat di shelter berikutnya. Dengan tubuh berbalut pakaian serba mini, ia oleng ke belakang dan nyaris menubruk mas-mas di duduk di sana. Saya gak mikir masnya.. tapi mikir apa kata perempuan di samping mas-masnya itu ya... :|
Datang juga pasangannya... duduk membelakangi Se... juga kami... menatap berdua dengan perempuan minimalis itu keluar jendela... dan mungkin sesekali kepalanya terantuk karena bus mengerem dan meng-gas.
"Ini trans rasa hotel ya? INI BUS, BUKAN HOTEL~"
"Yah... terkadang yg mayoritas juga harus memaklumi yg minoritas, Put..."
*pukpuk*
"Ve, apa yg begitu malah bikin perempuan murahan di hadapan laki-laki ya..."
"Beberapa lelaki bilang perempuan itu semacam camilan. Kalau udah habis enaknya ya tinggal buang, cari lagi cemilan lain."
...
Petang hari di 3 Mei 2012
Sorotan matahari sore ini mengganja... menggempur habis kornea saya.
Saya hampir tak bisa membuka mata...
Mungkin harus periksa mata lagi...