Catatan kenangan 21 April 2009
Hari ini dua orang kawan kos saya bercerita mengenai Bangladesh, negara kecil yang setiap jiwanya punya komitmen. Saya yg baru pulang dari kampus, seketika itu langsung duduk manis dan memasang telinga baik2.
“Hari ini aku melihat negara yang…asli, aku salut sama para penduduknya.” Begitu komentar salah satu kawan saya, Se.
“Neng, padahal di situ hanya pulau kecil yang – kalau dari atas kita lihat – kumuh, bahkan lebih mengenaskan dari India! Tapi aku salut mereka bisa bertahan dengan kerja keras dan hebatnya, mereka menaikkan pendapatan negaranya hingga 7% setiap tahunnya…,” sahut mbak kos saya, Mbak Yuni.
Begitulah kata mereka. Bangladesh merupakan negara kecil yang memiliki beberapa pulau kecil, bayangkanlah Jakarta dan Bangka sebagai contoh. Diceritakan Dhaka (ibukota Bangladesh, dengan permisalan Bangka) ialah pulau mini yang (kalau dilihat dari muka bumi) punya sejumput tanaman saja di beberapa titik. Anda bisa bayangkan rumah2 beratap seng yang kumuh sekumuh-kumuhnya di IBUKOTA. Nice, eh? Maka tidak heran bila Anda ikut merasakan hot temperature yang menyengat dan bukannya penataan kota asri, hotmix atau gedung2 pencakar langit seperti layaknya negara2 lain yang notabene disebut ‘luar negeri’. Kesan pertama saya: kumuh, lalu saya browse ibukotanya.
Seperti halnya Indonesia, orang2 berurbanisasi ke ibukota untuk menuai rezeki yang lebih berarti dibanding di desa. Maka, mereka mendirikan bangunan2 untuk tempat tinggal seadanya sehingga terbentuklah ‘perkampungan’ ibukota mirip2 pinggiran Jakarta, makanya pulau tersebut nyaris tertutupi atap2 rumah mereka dan kita kesulitan melihat hijaunya dedaunan.
Dalam kehidupannya, mereka menggunakan apapun untuk bisa dijadikan sebuah pekerjaan. Dua sahabat saya ini menceritakan kesibukan ‘pekerjaan’ mereka yang bagi kita tergolong tak biasa. Ukur tensi darah, ukur tinggi dan berat badan, bisa Anda temukan di pinggir jalan dengan membayar beberapa sen untuk itu semua. Dari apa yang saya dengar, industri garmen dan tekstil menjadi pokok pekerjaan yang ada di negara ini. Mereka membuat pabrik dengan jumlah produksi yang tidak sedikit dan bisa mencapai ribuan sesuai pesanan, sehingga pabrik yang dituju menyerap banyak tenaga kerja. Salutnya, para tenaganya tak mengeluh untuk persoalan gaji sekecil apapun. Hebatnya, produksinya merambah pula sampai Amerika.
“Apapun akan kami lakukan demi menyekolahkan anak2 kami,” begitu kira2 tujuan mereka saat disinggung mengapa mau diupah dengan gaji kecil. Ih, saya merinding mendengarnya.
Nilai plus lain untuk negara kecil ini ialah bank-nya yang superkeren untuk membantu usaha rakyat miskin. Dengan modal kepercayaan rakyat yang mau bekerja, bank ini benar2 telah membantu banyak dalam mengatasi persoalan pekerjaan. Mereka yang tak punya modal cukup, diberikan pinjaman dengan kepercayaan: mau bekerja. Sepele, namun indah kan? Taruhan kepercayaan sangat berarti bagi mereka, sehingga bila hilang kepercayaan tersebut, maka merugilah mereka dengan kerugian yang tak terbayangkan.
Dalam pembangunan, gedung2 yang mereka bangun tidak langsung bertingkat banyak dalam sekejap. Kita bisa melihat gedung2 yang masih keropos di lantai 2-nya atau tingkat 3, tapi di bawah itu, semua ruangan telah diaktifkan untuk tempat berusaha: apakah untuk menjahit atau berjualan. Ketika mereka memiliki uang lebih untuk membangun, barulah tingkat 2 yang keropos itu dibangun, ketika punya uang lebih untuk membangun lagi, dibangunlah tingkat 3, begitu seterusnya.
Jauh lebih kerennya lagi, ketika kita biasa melihat pendistribusian barang produksi menggunakan truk ataupun kendaraan jumbo lainnya, sementara di Bangladesh, kita bisa terkagum2 melihat kegigihan para distributor mengirimkan barang dengan menggunakan sepeda. Yang saya garisbawahi lagi, kaum Adam di sini rela menyelampangkan sarungnya untuk bersepeda. Secara, Bangladesh merupakan salah satu negara yang penduduknya beragama Islam. Pejuang sekali kan? Sepertinya saya bakal mendapati ikhwan sejati bila berkunjung kemari =D.
Pasokan barang dewasa ini juga tak hanya sebatas kota, namun telah merambah ke desa untuk menggali potensi kerajinan gadis2 desa. Nyaris merata kalau dilihat dari segi area pekerjaan, ya kan? Sehingga dua sahabat saya kok bisa2nya tak melihat sorotan pengemis dan gelandangan satupun di negara ini. Subhanallah, Allah telah memberi saya telinga untuk mendengarkan hal luarbiasa seperti ini. Jangan kira, untuk mengurus sebuah keluarga saja tidak banyak orang yang profesional menjalaninya, lho.
Nah Indonesia, kapan berhenti meminta dan membuang harta? Kita punya berhektar2 tanah untuk dipotensikan, punya beragam budaya untuk diinvestasikan, punya orang2 cerdas untuk mencerdaskan sekelilingnya, punya 5 agama untuk memberi contoh pada negara lain, dan punya beribu2 potensi terkubur yang bisa digali.
Saya sampai berdebar2 mendengar celoteh mutu mereka. Perlu saya ingatkan, saya cuma mendengar resume-nya saja dari 2 karib saya lho. Saya tidak melihat tayangannya secara langsung, tapi begitu mengena kuat dalam akal. Jadi, ayo bergerak sekarang juga!
sumber: Sheila Moon & Mbak Yuni yg habis nonton
mohon maaf bila ada kata2 yang tdk berkenan dlm tulisan ini
Home » miscellaneous » Bangladesh si Negara Lebah
Saturday, February 27, 2010
Bangladesh si Negara Lebah
lainnya dari blah, miscellaneous
Ditulis Oleh : Unknown // 7:55 AM
Kategori:
miscellaneous
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
merinding abis baca....
ReplyDeletejadi ngerasa gak sebanding apa yg sayah kerjakan disini dengan penderitaan sodara2 kita di sana...T^T
.. Kok bs merinding getu? Ada jurig lewat tuh ;p
ReplyDeletehu um, kita terlalu dmanjakan alam yg kaya. Apa2 tinggal nyomot.. dg menadahkan tangan. Naudzubillahimin dzalik.
puritama said.. Kok bs merinding getu? Ada jurig lewat tuh ;p
ReplyDeletexixixii..sayah gak peka jurig...walopun di tempat angker kyk gimanapun ndak akan merinding....
merindingnya biasa karena merasakan sesuatu yg lain dari biasanya..*susah jelasin*
puritama saidhu um, kita terlalu dmanjakan alam yg kaya. Apa2 tinggal nyomot.. dg menadahkan tangan. Naudzubillahimin dzalik.
iyah yah.....*nundukin pala*
Wuee samaa.. Jd keinget kjadian kmaren. Pas lg nton bola tiba2 ada bau kntut ga ilang2 saban bbrapa menit lamanya. 2tmenku saling pelukan wis dagdigdug krn mitos yg mreka dgr, kalo tiba2 bau kntut brarti ada hantu dsitu. Huehuehehee lucu bgt ekspresi mreka.. lebaydotkom dahh.. *lha ga nyambung sama postingan deh :
ReplyDeletebhuekekekek..judulnya "dari bangladesh turun ke kentut".....
ReplyDeletetrus..trus....tersangka yg kebanyakan makan ubi udah ketangkep??
Lha enggak ktangkeplahh, dpikiran mreka kan bau hantu kaya ngono..
ReplyDeleteHeran deh, pdhl mreka ga ngrasa mrinding tuh.. *gogodeg
yahh...udah telanjur pada takut smua sih...paling juga ada kucing masuk angin trus tidur di bawah meja...makanya kentutnya gak ketauan sumbernya *mengarang-indah.com*
ReplyDeleteerrr..."gogodeg" tuh bentuk kata ulang gak sempurna dari "godeg" yak? semacem "nanaon" gituh yak?
Ga ada mkhluk idup selain kami brtiga kokk, kynya itu bau tmpat tidur tmenku getu deh.. hoho..
ReplyDeleteHu um itu dikasih awalan 'go' yg mknanya berulang. Gogodeg = geleng2 kpala :)
owww...*mamanggut*
ReplyDelete*ngakak to the max*
ReplyDeletedulu kok sayah geje tenan iki pie critane eui?
Mayan, hiburan kalo lagi suntuk..
*lanjut ngakak*
buat novel OOT, nih.. *ngakak lagi*
wekekkek..sok mangga dilanjoooot bikin OOT record..*halah*
ReplyDeletega usah ah...
ReplyDeleteNtar kalo anak sayah baca... sayah kan malu... *halah
biarin laahh biarkan mahluk kecil itu belajar OOT sedari dini..*halah*
ReplyDelete-__-
ReplyDeletehuwiikk..ekspresi ituuuu....*merem, pura-pura gak ngeliat*
ReplyDeletehahaha..
ReplyDeleteKangen sama emot itu..
heuuhh kalo kangen buruan dipake gih biar ilang kangennya *sodorin emot*
ReplyDeleteudah dipake adek2 sayah sekarang... :))
ReplyDeletelho..lhoo..mana..mana...*gelagapan penasaran*
ReplyDeletengga usah diliat :p
ReplyDelete*tambah penasaran*...cari aahhhh....
ReplyDeleteniat amat om..
ReplyDeleteJangan macem2.. *kakakgalak* >:)
:P biarin..ntar sayah nyepam sekalian *nyengir ganteng*
ReplyDeletenyepam apanya? *mestigakberani*
ReplyDeleteOOT sampe ngerenteng puanjuaaaaanng *ngebayangin*
ReplyDeleteehh dimenong sihh *mlirik*
apanya yg dimana?
ReplyDeleteAdek2 sayah baik2 aja di rumah.. XD
iihh ngeless...*ngeliatin yg salting gelagapan*
ReplyDeletekok salting..
ReplyDeleteKan bener sayah tanya apanya yg dimana? *bingung
yaa itunya tadii.....emonya yang dipake...*nunjuk2 komeng atas*
ReplyDeleteoo.... rahasia..
ReplyDeleteHaha gak kok..
Itu emo sering dipake adek sayah di fb mereka...
Ceilee segitu penasaran amat...
hassshh biasa aja kaleeee....
ReplyDeletecuman pengen tahu...seberapa parahkah syndrome OOT itu menular ke orang-orang terdekat kita :)) *ngikik tertahan*
ohohoho..
ReplyDeleteAdek sayah gak bakat oot.
Komen seadanya, selesai.
Di sekitarmu memangnya ada korban penularan oot? *ikut dukacita
ewww..korban paling nyata..*ngeliatin Ve*
ReplyDeleteT.T
ReplyDeleteitu karena sayah tuan rumah.
Coba cek di postinganmu yg ada komen sayah... mesti gak bakal berumur panjang.. :D
ewww gitu yak..sepertinya ndak semuanya postingan sayah berumur pendek..terutama yang potoh..*bingung ngeceknya*
ReplyDeletesayah ngecek dari viewing history-specific user. Iseng sekalian masih penasaran jurnal pertamaX sayah apaan. Gak muncul ternyatah :/
ReplyDeleteealaah..postingan yang udah didelet sendiri oleh user maka gak akan bisa dilihat oleh siapapun (mungkin cuman admin yang bisa lihat)
ReplyDeleteapa perlu sayah bikin repiyu postingan yang udah keapus itu..ntar semuanya malah pada tau..*gubraks*
lho enggak kok..
ReplyDeleteMemang ga bisa dilihat, tapi judulnya tetep nangkring. Jadi begitu kita klik link itu, ada keterangan 'file not found' ato sejenisnya.
Buktinya notes2 terdahulu sama postingan album poto yg sayah hapus masih terlacak kok. Cuma ya itu tadi, ndak ada kontennya :)
wooh..yayayaya..urlnya ada tp isinya 'file not found' tadi..kasiaaan..jadi tambah penasaran yak..wkwkwk
ReplyDeletehadezig..
ReplyDelete*lempar petasan
e iya mas (berubahlagi)..
ISO apaan?
Tahu info ISO dari camdig dimananya ya?
wakz *tutup kuping*
ReplyDeleteISO itu tingkat sensitivitas sensor terhadap cahaya, kalau di analog disebut ASA
ISO rendah untuk kondisi kaya cahaya.
ISO tinggi untuk kondisi minim cahaya.
Kalo di camdig low level biasanya pilihane cuman 2 yaitu auto dan high-iso saja.
Kalo mau ngintip info ISO dari file gambar, coba buka pake software semacam photoshop trus cari pilihan show exif, eh..lightroom juga bisa showing kok..
mmm... di potosop entah-dimana. Kalo lightroom pan otomatis di metadata.. *untung punya :D
ReplyDeleteBaiklah.
Tengkiu.
seep ya itu, metadata itu nama lainnya exif...cuman Roy Sukro males nyebut exif yg terkesan lebih singkat...jd yg lebih terkenal sih "metadata"
ReplyDeleteoh oke...
ReplyDeletewakaka.. masih lanjut jugak??
Astagaa ni 'tamu' betah amat maen di lapak.. XD
whew..lanjut gak nih..*siapin materi per-exif-an*
ReplyDeleteAhihihi..sapa yg gak betah..yang punya lapak geulis sih..*ehkeceplosan*
hadeh, materinya di jurnal/notes aja, pa guru..
ReplyDeleteHalah gombale metu..
Semua perempuan juga dibilang cantiks, mang..
jiaaah mosok dipanggil paguru.. :(
ReplyDeleteewww masasih? kalo cantiks pisiks sih jamak..nah yang ini...*gaberani nerusin*
haha.. 'tutor' ya? Tukang bikin tutorial.. *loh
ReplyDeleteyg inih.. cantik bajunya? *hakkdessh!
wadoöoo...kalo yang ini mah cantik orangnyah kok..*daripada kena hakkdess lagi*..wkwkwk
ReplyDeleteahahaha.. hak sepatu sayah strepes kok..
ReplyDeleteKeep that for ur wife -__-
wooh berarti lebih puyeng kalo kena tabok sepatu hakless..
ReplyDeleteEh..eww..my wife..*ngeliatin yg megang sepatu*
hah? Masa? Pernah ya?
ReplyDeletePantesan ga kharismatik, wakaka..
Istrinya tukang sepatu apa pegawai toko sepatu mang?
:))
wakakakaka..huss..wajah inkharismatik ini rahasiman social network sebelah yak..jangan sampe bocor dimarih..*sogok pake SQ*
ReplyDelete-__-
ReplyDelete*lelep SQ sebelum adzan
lelep? kosakata baru....sepertinya artinya adalah..."habisin"
ReplyDeleteealahh, kamus sunda di gugel ngga ada ya?
ReplyDeleteYep, ngelahap. Bisa juga tenggelam 'tikerelep'/kelelep kui
elaahhhh sama kyk boso jowo yah
ReplyDeleteeww..kamus sunda sampe sekarang belom nemu...susahnyaaa...
mending langsung praktek lapangan...gombal gambil bareng sundanese girl :))
...
ReplyDelete*berasa korban nyaanan*
tapi... kayae kok niat banget belajar sundanya. Udah lumayan lho.
ReplyDeleteahihihihi tingkyuuu..
ReplyDeletedasarnya sih suka sama bahasa sunda...au' yah..berasa alus sihh...(terutama kalo yang ngucapin cewek)...
ewww nyaanan? naon eta mah?
jahh hari ini obral gombal, mang?
ReplyDeleteSehalus halusnya sunda, ada juga yg jatohnya jadi sinis.
Nyaan-bener
nyaanan-beneran
ehh lho? barusan sayah ngegombal kah? *gak nyadar*
ReplyDeletenyaan = beneran
nya = iya
coba2 pecahin
nya + an = iya + an = beneran
hooohh jadi "nya" punya 2 arti....iya dan benar :D
yep, cerdas..
ReplyDeleteLeres juga bisa, kalau 'nyaan' tu lebih ngomongin fakta dan bahasa pergaulan (walo masih halus juga). Misale 'yakin kamu ga boong?' - 'nyaanan henteu'
gitulah.
kesan yg ditangkep begitu.
Seandainya sayah laki2, apa mau lanjut tuh.. *muntjul tanduk
"nyaanan henteu" kalo di translet 1/1 kok jadi kaku yah...
ReplyDeletenyaanan henteu > beneran kagak ? *nodongin golok*
buhakakakak...*potong tanduk pake golok*
tergantung lagam sama stress bicaranya ateuh mang... ^__^
ReplyDelete*muncul cincin bersinar di atas kepala
*malaikat.com :))
malaikat cinta...*halah*....
ReplyDeletesiapa? sayah?
ReplyDelete... krik...
ehbukaann...GR ihh.... :P
ReplyDeleteitu tuuuhhhh...*asal nunjuk kesana-kemari*
ya ya ya...
ReplyDelete*tunjuk idung sendiri
lha..lha...narsisnyooo...wakakakak
ReplyDeletenarsis mana sama ini
ReplyDeletejijaaaaayyyyy.... haiiihhhh.... XD
ReplyDeletewakz,...gantengnyaaa....
ReplyDeletehaishhh..
ReplyDeletetapi ngangenin kaaaann
njelehiiiiiiiii... XD
ReplyDeletemelet2 tipikal abegeh berumur... XD
ngangenin mana sama sayah?
ReplyDeleteyayayayaya abegeh berumur 17 tahun....*nyengir tanpa dosa*
ReplyDeletehuwikkk...
ReplyDeletetergantung deh...sayah dapet magnum berapa box dulu.... :P *perhitungan*
ya ya ya abegeh umur 17, muka 30....
ReplyDeletetapi beneran, itu muka om-om banget... *no offense
yayayaya Omganteng berumur 17 tahun...tak apalaahh asal gantengnya terbukti :P
ReplyDeletemengerikan...
ReplyDeleteahh masasih
ReplyDeletetambah ngeri.... narsisnya...
ReplyDeletepadahal sayah jarang pajang poto diri loh,...gitu dibilang narsis :P
ReplyDeletenarsis kata2 mang...
ReplyDeletekayaknya dulu engga begitu parah..
sekarang mah.. dikit2 'G'... dikit2 'G'...
hadeh, masyaalloh...
kalo dulu belom bisa mensyukuri anugerah Alloh SWT
ReplyDeletemaka sekarang sayah berusaha bersyukur dengan menerima kenyataan bahwa ternyata saya bener-bener "Ganteng"....*ups*
............................
ReplyDeletemarilah kita tutup dengan hamdalah...
alhamdulillahirobbil'aaalamiiiiiin :D
ReplyDeleteliahat bangladesh di amazing race.. sedih lihat negara muslim, kumuh seperti itu.. beda banget sama brunei darussalam
ReplyDeletetapi semangat kerjanya jempolan ya ... tak masalah kumuh tapi tetap berkecukupan karena semangat kerja :)
Deletemasih lebih beruntung ketimbang muslim Rohingya yg kehidupannya lebih keras :(