Sariak layung tanpa lembayung.
Telah menggelayut basah di lelangit kisah,
ingin menyudah gempita Masehi dua belas
Saya berharap malam ini hujan deras. Sederas-derasnya.
Akan lebih banyak doa yg dipanjatkan saat Tuhan mengguyur tanahNya, daripada berteriak-teriak dan aplaus pada rentetan bunga api.
Pada akhir Masehi 2012 ini, saya membuat keputusan besar. Keputusan yg sarat harapan, semoga tidak salah, karena saya meminta Allah ikut dalam musyawarah ini. Memang membingungkan, tapi lebih membingungkan lagi bila saya tak membuat keputusan.
Jika ini goal pada waktunya nanti, saya ingin merencanakan sesuatu terhadapnya.
Semoga ini mulia, dan semoga rencana ini pula sebagian kecil dari ibadah saya.
Aamiin.
Alhamdulillah, sesuai keinginan sederhana saya ... postingan tahun ini meningkat dari 2 tahun saya memasuki dunia menulis di blog. Apakah curhat, review amatiran, jepretan kecil-kecilan ... kali ini mencapai 152 judul, setelah sebelumnya berjumlah 142 postingan (2011) dan 99 postingan (2010). Berharap di tahun masehi mendatang akan lebih banyak lagi postingannya.
Well, terutama karena tahun-tahun sebelumnya saya getol menulis di Multiply -- yg semakin hari -- semakin getol di QN (Quick Note)nya yg cukup sebaris-dua-baris. Oh tidaks, semoga ke depannya saya bisa menulis lebih berirama lagi. Tak selalu tulisan serius yg ber-ratus-ratus karakter lah, cuukup kekonsistenan saya menulis lebih banyak. Dan semoga tulisan soal curhat bisa diminimaliskan! Aamiiiiinnn.
Di antara dua kotak cokelat Belgium, notes kecil ... dan mi kering yg telah tandas.
31 Desember 2012
Home » Archives for December 2012
Monday, December 31, 2012
Catatan Akhir 2012
Menggabungkan 2 Gambar dengan Transparency Tool Corel Draw
Dari perjalanan pulang kemarin Afin minta tutorial photoshop buat gabungin 2 gambar/foto seperti di sini. Naa... masalahnya saya kurang tahu gabungin poto macam begitu lewat photoshop. Saya nyaranin pake CorelDraw.
Makanya hari ini saya sempatkan bikin tutorial gabungin 2 gambar lewat Corel Draw. Bikin Header.
Header ngasal yg saya bikin nantinya begini:
Tuzki tatoan memandang bibit-bibitnya |
Langsung yaa, gini loh step-stepnya ...
1. Buka Corel Draw (saya pake cdr X3), klik New
2. Atur ukuran kertasnya. Saya pake ukuran header Facebook, yaitu 850 x 315 pixel.
3. Buatlah kotak dari Rectangle Tool di dalam ukuran 'kertas'~
4. Import gambar-gambar yg akan digabung, nanti kursornya berubah jadi garis segitiga begitu. Tekan seperti membuat kotak dan buat sesuai ukuran yg diinginkan. Letaknya bisa sembarang.
5. Klik salah 1 gambar, klik Effects - PowerClip - Place Inside Container.
- Nanti kursormu berubah jadi tanda panah besar. klik ke kotak tadi.
- Karena sudah otomatis 'terkunci' di dalam, kalian bisa mengeditnya dengan mengklik kanan kotaknya, lalu pilih Edit Contents.
- Edit gambar seperti yg diinginkan.
- Masukkan gambar selanjutnya ke dalam kotak yg sama.
6. Sampai sini sebenarnya 2 gambar tadi udah tergabung, ya ngga? Cuma garis pemisahnya terlihat kentara banget :D
Makanya yuk kenalan sama (Interactive) Transparency Tool. Letaknya sejajar sama Interactive Blend Tool (yg gambar kotak berderet di kiri bawah itu lho). Gambarnya kayak gelas berbayang gitu.
- Posisikan gambar dalam keadaan Edit Contents.
- Klik salah satu gambar, lalu klik Transparency Tool. Nanti muncul kotak hitam-putih seperti pada gambar-gambar berikut ini. Jangan takut buat coba atur-atur posisinya yak~
di luar gambar |
sebagian di luar, sebagian di dalam gambar |
diagonal |
ujung ke ujung |
7. Bila sudah jadi, jangan lupa mengunci hasil editan dengan klik kanan - Finish Editing
8. Save gambar dengan klik File - Export - pilih format JPG
Selesaaaaaiiii~
Semoga membantu.
Wednesday, December 19, 2012
Seandainya begini dan begitu
Entah dari kapan saya memikirkan hal ini.
Mungkin seorang wanita bisa mencurahkan perhatiannya pada siapapun, bahkan seorang pendosa sekalipun. Tetapi untuk memberikan hatinya pada seseorang, ia akan berpikir berkali lipat walau ia telah hapal firman-firmanNya.
Suatu ketika seorang gadis bercerita.
Ibunya ketakutan akan kehilangannya saat ia ditikah pada seorang lelaki. Ia tahu dia akan baik-baik saja. Sesuai pertimbangannya, lelakinya amat baik dan memenuhi segala kebutuhannya. Ia tahu ia seorang yg tak sempurna, tetapi merasa amat beruntung menjadi wanita pilihan lelaki baik tersebut.
Dia berkecukupan walau tak berkarier.
Punya anak-anak terbaik yg ia cinta.
Punya keluarga harmonis sesuai yg ia impikan.
Lalu saya potong sebentar.
Mari berbicara soal umur.
Adakah yg tahu berapa lama nafasmu bertahan?
Bagaimana kalau ternyata umur lelakimu tak panjang?
Maka mandirilah. Sebab saya tak sedang berbicara tentang emansipasi. Ini tentang jangka hidup saja: seandainya begini dan begitu.
Ketika kau bertemu, kau juga harus siap dengan perpisahan.
Saya ingin sekali menikah. Sangat ingin.
Saya telah berencana harus bagaimana ketika nanti berkeluarga, dititipkan anak, dan menyiapkan segala indera untuk mereka.
Dan ... harus ada pemikiran lebih lanjut ke arah depan. Lagi-lagi seandainya begini dan begitu.
Saya tidak sedang memikirkan uang dan khawatir terlantar, tentu tidak.
Allah akan berskenario luwes untuk hal takdir. Tapi lagi-lagi memakai syarat saya begini dan begitu.
Tak ada yg tak mungkin, kan?
Mungkin cuma saya yg merasa, padahal belum apa-apa *tertawalah sana yg keras!
Ini perkara kehilangan. Mungkin saya agak takut.
Lucunya, padahal saya belum pernah memiliki. Disentuh saja belum~
Yah, ini sekedar muhasabah sendiri saja. Sekalian ingin kembali menulis.
Siapa tahu menangis. Tapi bukan meratap.
Ini bukan juga sajak.
Saya lupa bagaimana caranya menulis bijak agar menyentuh qalbu.
Mungkin harus sering-sering mengadu pada Tuhan.
Wah sudah malam.
Jangan terlalu memikirkan hal yg belum terjadi, begitu nasihat seseorang.
Harusnya begitu. But I think I still think them too much, so how?
Doakan saja ya.
Kita rencanakan yg indah-indah saja dulu.
Menemukan cinta.
Tuesday, December 18, 2012
Halo Jakarta: Kopdar Bareng Ndoro Ayu~
sambungan dari sini
Bye Bandung ...
Setelah berjuang mencari penginapan untuk keluarga yg mampir Bandung sebelum menuju TKP (Tempat Kreatif Pernikahan :p), yg namanya ga jodoh ya engga dapat juga Kamis malam yg lalu (13/12/2012). Ya sudahlah, daripada mencari ke tempat lain pas malam-malam gerimis begitu, mending saya suruh Ati sekalian yg nyari. Kebetulan ada temannya yg punya motor, jadi lebih praktis wara-wirinya.
Hanya semalam menginap, keluarga langsung menjemput untuk tujuan utama kami di Jekardah~
Ga sempet lagi belanja ... padahal Mi pesen ini-itu yg penting dibeliin ... huehue, boro-boro dirimu Mi, teteh aja gak beli apa-apa selain sendal jepit :))
Sudah tak saya perhatikan dandanan maut a la Vera, dengan warna tabrak sana-sini. Ah, meski gitu tetap charming kok ... *hadezig*
Saya kebagian di jok belakang. Sama si Aa.
Dan Jakarta masih saja panas. AC aka angin cepoy-cepoy yg biasanya bisa kayak hawa es bahkan tak mempan di tengah terik matahari menjelang senja begini. Semalaman glundungan di kamar ipar yg ber-AC ... kebetulan ada samwan nelepon, ada temen ngadem di beranda. Sementara hujan mulai turun ... tapi tetep panas. *glundungan galau*
Ah bingung mau nulis apa lagi ...
Skip, skip, skip ...
Ga butuh 1 jam berpakaian, saya siap berangkat. Heels sudah disiapkan, mending dipakai di mobil~
Ati ... sesuai bayangan saya, dia pas banget pakai maxi dress a la hijabers. Dengan sedikit sentuhan keterampilan, jadilah dia begini:
sehabis acara, poto atas sampe bawah :D |
Gimana? Gimana cara kerudungannya? Oke ga? Oke ga? Hasil karya sayah itu teh~ *bangga amat :))
Yg membikin kurang oke itu perihal jenis party-nya.
Sebagai pemudi yg baik dan menghormati yg lebih tua itu suatu keharusan, masa iya tega ngebiarin para sepuh berdiri sementara kita-kita yg muda-bugar gini duduk-ngobrol-cekikikan? Ke laut aja ngungsinya, Non~
Jadilah selama beberapa jam, saya dan Ati wara-wiri geje ... tahu-tahu pegel karena kelamaan berdiri. Jadi muda bukan berarti tahan nahan barbel 40 kg selama 1 jam, kan? Muda juga bukan berarti tahan dibanting-banting kingkong selama 4 jam, kan? Muda juga ga berarti tahan di bawah terik matahari selama 10 jam, kan? *maap, ekstrim*
Jadi yaa ikut duduk sajalah di pinggir panggung buat orkesnya, toh banyak juga yg duduk di situ.
Ah ya, saya ngajak Afin buat kopdaran di Menara Hijau ini. Mumpung jarak yg (semoga) ga nyampe 50 km, saya berharap bisa ketemu sama diajeng manis ini. Dia sempat curhat betapa nervousnya dia mau ketemu temennya di dunia maya. Ow please Fin, saya cuma sekedar artis
Pas ketemu?
Kayaknya kok malah saya yg jadi diem. Apa boleh buat, cool memang sudah bagian dari diri saya ... ===digigit Afin===
Tapi itu cuma awal.
Begitu makanan dibuka ... saya
Yah ... saya ketemu Afin cuma bentar, perkiraan saya mah 10 menit doang palingan. Di luar juga udah mendung gimanaa gitu, jadi ya kesian juga kalau kudu diajak pulang ke Kuningan *ya iyyyaaalaaahh
Thanks so much ya Dear, kapan-kapan kalau dirimu ke Jogjes traktir makan di
Semoga ada kesempatan lagi kita ketemu ... tentunya tanpa heels.
NB: poto-poto lainnya bisa dilihat di marih
Monday, December 17, 2012
Be A Dress Hunter in Bandung
Jadi ...
Dari sekian usia adek saya ini, ceritanya Ati menemukan gaun yg bahkan lebih panjang dari tinggi badannya. Alhamdulillah.
Bagi kami yg bongsor-bongsor ini, undangan pernikahan saudara itu sedikit 'malapetaka'. Tak masalah ketika undangannya bertempat di rumah maupun tempat sederhana lainnya. Tapi ketika harus menghadiri di sebuah gedung/hajatan mewah, kostum kondangan sudah jadi dilema tersendiri buat kami. Kalau mau cuek, mungkin pakai baju kuliah juga sudah bisa. Tapi berhubung agak sulit mengabaikan momen istimewa begitu, maka mau ga mau hunting masalah sandang sekunder itu perlu :D
Well, setiap gadis punya pendirian sendiri mengenai cara ia berpakaian, tentu saja dengan style tersendiri. Tapi kami -- eh, adik saya -- jangankan style, sudah menemukan ukuran yg sesuai saja sudah beruntung!
mall Paris Van Java |
gerbang masuk |
[
Maunya seharian itu jelajah Bandung, sekalian pingin mampir ke Koffie Fabriek. Sayang waktunya tak cukup, kami baru bisa berangkat siang hari selepas Ati kuliah.
Ati datang, kami langsung menuju PVJ.
Yeah, setelah 2 kali naik angkot, sampai juga kami di sana.
Karena pengetahuan kami yg masih minim di jalanan Bandung, kami sempet nyasar walau gedung PVJ sudah di depan mata. Well, ternyata itu bagian belakangnya. Lalu mana depannya?
Lewat jalan memutar lewat gang pemukiman penduduk. Ini saatnya saya bilang wow.
Gedungnya mah 'cuma' di sebelah pemukiman, tapi memutarnya lumayan juga. Butuh perjuangan demi mencari gerbang depannya.
nyusur jalan menuju gerbang utama |
dekorasi yg asik di lantai 2 |
Yosh, akhirnya dapat juga gerbang masuknya. Kecil. Tak lebih besar dari gerbang swalayan di kampung kami. Cuma gerbang depannya yg lebar-besar untuk keluar-masuk mobil. Terus kami yg pejalan tangguh begini lewat mana?
O o o ... ada trotoar khusus pengunjung PVJ di sebelah kanan ternyata ...
kayak parkiran :D |
Kalau niat mah saya beli selusin deh ... cuma karena budget
Well, we bought an experience, at least.
Hujan rintik setelah kami keluar dari PVJ agak bikin gelisah, sejujurnya. Ati lagi ada gejala flu, sementara saya lupa tak bawa jaket. Saya tak masalah untuk hujan-hujanan, tapi rasanya terlalu sekali kalau basah-basahan karena masih harus nyari keperluan Ati.
bergaya di jembatan -_- |
Ada rekomendasi dari samwan, katanya ada butik di Kartika Sari. Mengingat rerintik hujan yg mulai turun juga jarak ke sana yg harus ditempuh beberapa kali naik angkot, meluncurlah kami ke sana dengan taksi.
Usaha kami membuahkan hasil.
Kami dapat sebuah maxi dress biru dongker tanpa lengan. Dapat dari butik (lupanamanya) di sana. Kebetulan Ati punya 'cardigan' abu, jadi nanti mau dipadankan.
Sebelumnya, saya sudah lapar mata di Grage Mall Cirebon dengan membeli 2 pashmina cantik (er... entah mau dipakai kapan itu urusan nanti), merah marun dan biru dongker. Takdir yg sepadan, jadi Ati tidak perlu beli kerudung maupun tambahan lain, kecuali wedges abu sederhana yg manis dari Istana Sepatu. Kedua sendal saya sehari-hari rusak semua, jadi saya juga beli sepasang sendal dong ... *ngelirik 2 adek yg cuma mesem-mesem abis make sendal tetehnya*
tahu Jepang bumbu telur asin |
Melewati jembatan penyebrangan, Ati promo beli makan ke d'Cost di (entah-gedung-apaan-ntu-namanya). Saya cuma pesan cumi dan minta dibungkus, sementara Ati ngiler nyoba tomyam sama tahu Jepang bumbu telur asin. Saya pun ikut coba kedua masakan itu.
Oh Allaaaahh, nikmat beudddd ... enak tingkat dewa *halah*. Beneran enak lho, setidaknya menurut saya sama Ati.
tomyam |
Tahu sutera mungkin ya, teksturnya lembuuuut. Terus bumbunya itu ... lezat deh. Mungkin kolesterol banget ya. Campuran merahnya telor asin sama mentega ... ngomong-ngomong saya ngerasa ada kejunya juga sih, tapi mungkin pengaruh dari mentega ya? Atau memang ditambahkan keju leleh juga? Ah, enak pokoknya~
Not recommended buat yg diet :D
Kami tak melakukan banyak perjalanan selama di sana. Selain cuaca yg seringnya tak mendukung (petirnya benar-benar ngeri), kami puaskan dengan mengobrol urusan wanita di kamar dan menunggu jemputan ke Jakarta hari Sabtunya.
to be continued~
Thursday, December 6, 2012
Yok ke http://globe.mosquelife.com/puritama
01pk4sc14yt itu kode verifikasiku ! Dapatkan punyamu di http://globe.mosquelife.com/