Monday, January 20, 2014

[Writing Challenge] A Letter to Anybody

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh
Dear Kak Rina,

Awalan surat pasti selalu bernada sama: Apa kabar, Kak?
Bukan aku menyamakannya seperti yang orang lain lakukan, tapi sungguh aku ingin tahu keadaan Kakak sekeluarga di sana.

Aku beruntung pernah ikut sahabat pena sewaktu SD, sampai kita berkenalan lewat surat bahkan hingga aku kuliah. Ternyata lain sekali ya antara kabar lewat sms dengan korespondensi. Tahu tidak dulu aku suka ngintip-ngintip pagar rumah siapa tahu ada pak pos yang datang memberi surat untukku. Aku senang sekali bisa kenal dengan Kak Rina karena bisa jadi seorang kakak perempuanku. Kangen sekali berdiskusi dan bercerita banyak hal dengan Kakak.

Kakak, tak lama selepas wisuda aku menikah, tepatnya 6 Juli 2013 kemarin ... menyusulmu yang beberapa tahun silam telah menyempurnakan dien. Ternyata begini ya  menikah itu, hahaha ... ada banyak hal yang harus kupahami dan kupelajari. Suamiku orang Kalimantan, makanya domisiliku sekarang tidak di Jawa Barat maupun Jogja lagi. Alhamdulillah orangnya baik dan sangat bertanggungjawab, walaupun harus meninggalkanku karena pekerjaannya selama dua minggu di lapangan. Banyak yang ingin kuceritakan, tapi terlebih aku ingin tahu keadaanmu. Dimanakah Kak Rina sekarang? Sudah punya putera/puteri-kah?

Sayang sekali aku kehilangan kontak samasekali denganmu setelah gempa Padang itu.
Kakak tahu? Aku menghubungi Kakak lewat nomor hp yang Kakak beritahukan, juga menyuratimu di alamat yang biasanya. Facebookpun sudah lama tidak aktif dan perlahan hilang. Aku harap Kakak dan saudara-saudari di Padang selalu dalam lindunganNya.
Aku masih ingat tulisan mungil-rapimu, bisakah Kak Rina tuliskan surat untukku lagi? Aku akan sangat menantikannya, ceritakanlah tentang semuanya di sana!

Balikpapan, 20 Januari 2014
dari sahabat penamu Vera Yulia, yang masih ingat padamu

_________________


Nyaris terlupakan, mungkin hal terburuk yang ada dalam diri saya pada seseorang yang surat-suratnya pernah singgah di ruang baca saya. Semoga beliau memaafkan saya.
Namanya Rina Dahlyanti, wanita Padang yang hingga kini saya tak pernah lagi mengetahui kabarnya. Gempa Padang tahun 2009 (kalau tidak salah) jadi awal putusnya kontak kami. Padahal kalau dipikir lumayan juga ya, lewat korespondensi sejak SD ... atau kalau tidak salah kami diperkenalkan seseorang (maaf, lagi2 saya lupa sama siapa) ketika saya sudah menginjak bangku SMP.
Lewat e-mail blog ini saya berharap suatu hari nanti beliau membacanya, lalu bisa menghubungi saya lewat socmed maupun lewat blog ini.

Hope you're always good wherever you are, my dear Sister.

ditulis untuk ikut ini

Ditulis Oleh : Unknown // 9:07 AM
Kategori:

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger.