Di era serba elektronik seperti sekarang ini, manusia menyesuaikan diri dengan mulai ‘bersahabat’ dengan berbagai macam gadget. Dimulai dari penggunaan telepon selular, komputer, laptop, tablet beserta teman-temannya, manusia kini ikut berevolusi menjadi makhluk yang serbatahu hanya dengan sekali klik.
Kecenderungan manusia untuk bisa mengakses segala informasi dengan cepat tentu saja membutuhkan alat yang juga canggih. Dari waktu ke waktu, beragam alat elektronikpun terus mengalami inovasi seiring perkembangan ilmu teknologi yang pesat. Sudah tidak aneh lagi kita bisa menemukan manusia dengan beragam profesi memiliki perangkat komunikasi yang praktis, tak terkecuali kalangan terdidik seperti guru dan pelajar.
Pekerjaan sekolah yang dulu masih menggunakan kertas dan pena, kini terganti dengan perangkat sejenis komputer dan laptop. Selain lebih menghemat tenaga, tempat dan waktu, komputer maupun laptop memiliki banyak fasilitas software untuk untuk presentasi, membuat makalah, membuat grafik dan seterusnya.
Keluarga ASUS
Keluarga kami bisa dikategorikan sebagai keluarga ASUS. Kenapa? Hampir semua perangkat ketik kami menggunakan ASUS. Dari zaman mulai tren komputer di kota kecil kami tahun 1998, CPU komputer kakak saya telah dilengkapi hardware keluaran ASUS. Yang paling menggembirakan adalah ketika saya dihadiahkan seperangkat komputer dengan CPU canggih berlogo silver merk keren tersebut. Begitu dicoba, assessment perkuliahan saya jadi amat cepat dan mudah dikerjakan karena sistemnya yang bekerja cepat dan optimal.
Ketika itu masih minim-minimnya pengetahuan mengenai perangkat elektronik ketik praktis semacam laptop. Di kota kecil saya itu hanya terdapat satu toko komputer merangkap rental komputer. Di sanalah segalanya bermula, dimana kami diperkenalkan dengan benda mini yang berkemampuan sama dengan komputer. Karena masih minimnya tingkat pengetahuan tentang teknologi, maka notebook yang dijual hanya tersedia satu-dua merk saja.
|
ASUS N45S Series |
Saat urgensi pemakaian barang praktis tersebut semakin dibutuhkan, maka disanalah kami diperkenalkan dengan
notebook terbaik yang cocok untuk kepentingan sekolah. Tentu saja atas saran si penjual dengan membandingkannya dengan merk lain.
Mulai perkuliahan adik saya, iapun memilih
notebook N43S di tahun 2012. Dengan spesifikasi yang lebih baik dari sebelumnya,
laptop keren ini sudah punya kecepatan bagus di dunia maya, termasuk
online-game dan
streaming video.
Lain halnya dengan adik, kakak saya yang memilih peluang usaha membuka
netcafe juga menjatuhkan pilihannya pada perangkat keluaran ASUS. Belum lagi untuk mengembangkan usaha lain dalam bentuk
online-shop, ia juga memilih ASUS X45C series pada tahun 2013 dalam kemudahannya berselancar di dunia maya.
Plus-Minus ASUS A6R Series
|
ASUS A6R Series |
Sebenarnya pembelian
notebook ini sendiri sudah dari tahun 2006, namun baru digunakan secara maksimal di tahun 2008. Dulu KKN-PPL saya di tempat yang agak jauh otomatis memerlukan alat ketik praktis yang mudah dibawa. Alhamdulillah ada laptop ASUS A6R yang belum digunakan maksimal di rumah, maka saya bawa ke tempat praktik kerja.
Secara spesifikasi, banyak sekali hal yang kurang dalam laptop model ini dibandingkan dengan laptop-laptop keluaran masa kini. Beberapa poin yang saya perhatikan selama kurun waktu 6-7 tahun memakai A6R diantaranya ialah:
- RAM yang hanya tersedia 256 MB, tentu saja membuat laptop ini sangat lamban beroperasi, terlebih ketika data-data dalam HDD-nya mulai penuh. Ini sangat mengganggu terutama ketika saya tengah mengoperasikan aplikasi grafis. Namun saya upgrade dengan menambah RAM 1 GB, sehingga akselerasinya bertambah cepat (sekarang pastilah sudah mencapai 2 atau 4 GB).
- Kapasitas HDD 40 GB pun amatlah kurang untuk menyimpan banyak file yang berjumlah puluhan/ratusan giga semacam mp3 dan video Tetapi Anda bisa menyiasatinya dengan membeli harddisk eksternal. Alternatif lainnya, kalian bisa mem-
burning data-data yang hanya sesekali dipakai agar harddisk tidak
overload oleh data internal.
|
kondisi sudah separuh pupus |
Selain sekian kekurangan-kekurangan tersebut, saya kira laptop model ini cukup membantu kelancaran perkuliahan saya. Berikut beberapa nilai plus yang saya unggulkan dari laptop jadul ini:
- Walau terbatas pada Windows Professional SP 2 karena masih Celeron , hal ini justru membuat saya tidak perlu repot banyak meng-
upgrade aplikasi yang telah ada karena secara mendasar, apa yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Kecuali untuk hal-hal yang saya sebut kekurangan sebelumnya, tentu saja.
- Dalam kurun 6-7 tahun pemakaian dengan rutinitas penggunaan lebih dari 10 jam tiap harinya, lampu led LCD-nya hanya diganti sekali.
- Walau sedikit agak berat, laptop ini telah dilengkapi oleh DVD-RW yang bisa digunakan untuk DVD juga mem-
burning data.
- Terdapat 4 buah port USB yang bisa kalian gunakan pada belakang laptop. Hal ini memudahkan users untuk cepat mencari port karena berkumpul di tempat yang sama.
Salah satu hal yang mengejutkan,
motherboard laptop jadul ini pernah dinyatakan
broken dan dianjurkan untuk mengganti
hardware tersebut atau membeli laptop baru. Akhirnya saya tidak jadi servis dan hanya
reinstall biasa. Hebatnya, laptop ini bisa berjalan normal. Iseng memainkan
game-online pun masih berjalan dengan baik.
Finally ...
Mengingat betapa
outdated-nya laptop model ini, saya tidak merekomendasikan kalian untuk memilikinya. Namun dari sekian banyak hal yang jadi kekurangannya, saya tetap memilih ASUS sebagai
laptop terbaik untuk ke depannya. Begitu tahan bantingnya produk ASUS, rasanya akan sulit beralih ke merk lain.
Toh saya yakin dari waktu ke waktu ASUS akan selalu berinovasi ke arah yang lebih baik untuk memuaskan kebutuhan para konsumennya.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk kalian yang sedang mencari rekomendasi
notebook bagus ;)
Artikel ini diikutsertakan dalam
ASUS Blog Contest