Betapa senangnya orang-orang bisa dengan mudahnya nampang di facebook, juga di G+ ini. Ada yang rutin ber-selfie dengan today's outfit (bukan model, tapi punya butik), berpose kiyut dengan anaknya, foto standar dengan keluarga atau pasangannya, berakting ala bibir ducky, dan sebagainya. Terus terang saya sirik, sejujurnya ingin sekali bisa nampangin foto-foto sejenis itu *naluri alay saya masih ada
Pernah suatu ketika saya pakai foto alay jaman awal kuliah dulu. Dengan khimar sarung, saya poles itu muka dengan penambahan kumis tebal. Hasilnya? Kolom komentar di bawahnya bejibun ... banyak sekali. Benar-benar puas saya bisa 'menarik' minat orang mengomentari apa yang saya lakukan. Saya tidak berpura-pura bahwa orang-orang berkomentar di postingan saya merupakan hal yang menyenangkan. Itu artinya mereka memperhatikan apa yang saya kerjakan, senang dong *dasar perempuan
Suatu hari saya mulai 'berulah' lagi dengan memakai pic foto KTP hitam-putih, ajib sekali. Itu foto asli tanpa rekayasa, hanya saya sedikit tan-kan kulit biar eksotis. Lagi-lagi mengundang beragam komentar dan saya menikmati itu.
Tapi kesemuanya tak bertahan lama. Banternya sebulan, seringnya dalam hitungan hari/minggu sudah ganti lagi ke pic yang saya comot di gugel image. Foto bayi, jeruk, atau tuzki bertampang datar sering jadi pilihan saya dan berhasil bertengger selama berbulan-bulan.
Pas awal nikah, barulah saya nampang dengan suami. Tentu itupun dengan topeng khas pengantin :))
Kesimpulannya, saya jarang mengekspos wajah. Dan semakin hari rasanya semakin ketat, begitu saya posting muka dalam beberapa acara travelling, saya tutup wajah dengan watermark.
Dulu saat saya masih lumayan konsisten dengan teori-teori seputar anjuran Islam dalam berhati-hati 'menampang' diri di socmed, saya betulan menjaga itu. Buktinya, hanya foto KTP yang masih nangkring sampai sekarang di album PP facebook. Sekarang-sekarang ini memang sudah tak begitu memedulikan (ngerasa udah taken jadi pede gak bakal ada lagi yg naksir XD), tapi tetap saja naluri alay itu seperti tersumbat. Tidak tersalurkan sempurna.
Tuhan, saya ingin mencoba narsis!
Seolah-olah hati kecil saya ini gelisah kalau sampai kejadian muka asli saya dipampang. Jadilah sampai detik ini saya hanya berani me-watermark muka atau memakai pic ukuran mini seperti yang saya tampilkan di G+ #eaa ujungnya promosi berkunjung ke sanah~
Ya sudahlah, biarkan saja seperti begini adanya. Mungkin krisis ini akan menghilang di lain hari. Saya masih percaya bahwa semua akan indah pada waktunya ... *apadeh
Foto dunk mau liat peyutnya....
ReplyDeletehahaha.. belom keliatannn....
DeleteAntara masih pingin narsis dan tahu kalau kalau narsis itu baiknya jangan dilakukan :D
ReplyDelete*sama deh :p
tapi ... tapi ... kan mumpung muda ...
DeleteNanti-nanti...pasti narsisnya bertiga bareng baby :D
ReplyDeletehihihi iyaaa... aamiin..
Delete