Dear Warna,
Inikah bumi kita? Mengesankan sekali. Mentari kecil kitapun menawan hati. Terimakasih.
From saudagardollar@mail.net
Dear Warna,
Aku tiba di ambang laut saat matahari mulai temaram. Angin memang kencang, tapi lautnya tenang. Aku dan Jingga sangat menikmatinya.
From saudagardollar@mail.net
Dear Warna,
Laut pagi ini indah sekali. Mataharinya merah seperti apel ranum. Gelombang-gelombang airnya menyilaukan. Memantulkan cahaya pagi, berperit-perit dan langitnya bersih. Coba kalau kau di sini…
From saudagardollar@mail.net
Dear Warna,
Kutuliskan ini bersama Jingga. Matahari saat ini seolah-olah menjadi raja di bumi, orang-orang seperti ketakutan terkena sinarnya. Jinggaku memaksaku membeli eskrim, kau tahu seperti apa rautnya saat kepanasan?
From saudagardollar@mail.net
Dear Warna,
Kubelikan manik perak untuk Jingga. Ia juga berniat memberimu sebuah manik safir. Hanya saja menurutnya kau lebih cantik dengan rubi. Nantikan rubimu ya…
From saudagardollar@mail.net
Dear Warna,
Malam di sini sejernih pupilmu. Bintang-bintangnya berkerlipan, sabitnya juga benderang memesona. Aku merindukanmu.
From saudagardollar@mail.net
Dear Warna,
Sepertinya Jingga bermimpi melihat sabit berlumur darah. Aku perlu waktu lama untuk menenangkannya, Sayang. Kuharap mimpi buruknya segera berakhir.
From saudagardollar@mail.net
Dear Warna,
Apakah Jingga kecil kita menulis sesuatu untukmu? Laptopku acak sekali pagi ini.
From saudagardollar@mail.net
Tampaklah deretan kalimat berantakan.
Jinga lihat orang msembunyikan sesuatu yagn tajam. Dan jinga meliht darah
From saudagardollar@mail.net
Dear Warna,
Aku mengkhawatirkan Jingga. Dia jadi pemurung sekarang. Dia takut pada malam. Bukankah ia baik-baik saja kemarin?
From saudagardollar@mail.net
Jingga tak bemimpi bunda, laki-laik baju hitam itu penjahat. Aku tau!
From saudagardollar@mail.net
Dear Warna,
Jingga terus mengigau soal laki-laki berbaju kabung. Apa dia rindu padamu? Kau memang ibu yang cepat dirindukan, Sayang.
From saudagardollar@mail.net
Jinga benaran liat darah bunda. Ayah kalah bunda. Laki-laik itu jahat!
From saudagardollar@mail.net
Aku harus menyusul, batinnya kalut. Ia mulai beranjak mendekati pintu kamar.
Pip!
Pesan baru muncul kembali.
Jinga ta bisa keluar. Dia bilang jinga harus diam. aku disuruh minta tolog pada laba-laab saja katanya. Mudah-muadhn spidemen cepat datag ya bunda.
From saudagardollar@mail.net
“Bu, ini kiriman dari Bapak dan Nak Jingga…”
bingung mo komen apa
ReplyDelete*tp menarik banget *
ehee... ini tulisanku waktu sma, blm sempet dipamerin ;p haha, makasih mba peb...
ReplyDeletetulisannya keren...
ReplyDeletemakasih bu ^^
ReplyDeleteSweet smile, tp aku lbh suka jempol gedenya, mb ly.. heheu
ReplyDeleteweewwww kereeeeennn
ReplyDeleteMakasih mb'pam =",)
ReplyDelete