"Ayo ikut ke Puncak!"
Nyaris bersorak saya dan teteh ipar saya mendengarnya. Bayangan pertama yg tergambar adalah pemandangan kebun teh dan hawanya yg menyegarkan.
"Ngapain kesana?"
"Liat sapi ..."
...
Deskripsi saya berputar sejenak, sedikit mencelos. Tak mungkin liat sapi sampai ke Puncak Bogor segala *ketawa dalam hati*, maka saya menebak Puncak yg dimaksud itu pastilah Cisantana, salah satu kecamatan di Kuningan yg terkenal sebagai penghasil susu sapi segar. Letaknya juga sekitaran Palutungan, dataran tingginya kota kecil kami, tentu.
Agak meleset, ternyata 'Puncak' itu terdapat di daerah Cileuleuy, daerah Cigugur.
Ipar saya yg bawa Ditdut jadi hoream (kuatir) keluar, mengingat cuaca terik di luar. Akhirnya kami tinggal di mobil, padahal sama-sama panas juga.
Belakangan saya bersyukur mereka tak ikut mantau sapi untuk sembelihan. Jalan yg kami lalui itu benar-benar membukit dan berkelok. Memang masih pemukiman, tapi medannya cocok untuk hiking :D
Sambil mendengar penjelasan 'juragan'nya,diam-diam 2
orang wirausahawan ini tergoda membeli bibit ternak. Apa tertarik ‘nanam modal’
untuk sapi jaguar sementara Aa tertarik pada bibit kambing.
Berhubung pas turun dari mobil tadi kelupaan bawa kamera, jadilah cuma ini yg berhasil ditangkap kamera Nokia X2 saya :D
mau donk liat Ditdut ve :D
ReplyDeleteehee, di jurnal sebelumnya ada kok :)
Deleteskrg g berat BSnya :D
ReplyDeletealhamdulillah ...
Deleteini pake template yg ringan bikinan orang mbak, bikin sendiri pake template bawaan BS malah berat~
bibit sapi 10 juta mahaal
ReplyDeleteyaa kan 'katakanlah', cuma contoh aja itu *kemahalan to? :D
Deletesapinya manaaaaaaaaa
ReplyDeleteehee ... kan pas mantau kamera (hape)nya ga dibawa :D
Delete