Hmm, menyambung dari postingan Eva dan Kenangan SD…
Banyak hal yang sebenarnya bisa saya ceritakan sewaktu SD. Tapi berhubung ingatan saya juga terbatas dan tak semuanya saya alami, mungkin hanya beberapa kejadian saja yang bisa saya ceritakan.
***
Siapa bilang anak kecil selalu egois dan berpikiran kecil? Setidaknya itulah yang saya pikirkan ketika beranjak besar. Saya teringat seorang nasrani manis kurus yang keadaannya sebenarnya ‘lebih’ dibandingkan teman-teman lain. Meski sebenarnya ia lebih dekat dengan seorang Protestan karena bertetanggaan, dia lebih dekat dengan Ides. Mungkin karena satu pemahaman (Katolik) atau bahkan satu gereja.
Yang saya tahu, dia diberikan kelimpahan kasih sayang dan materi dari ayahnya. Ides bilang bahwa ibunya galak, makanya Tinar seringkali takut menghadapi ibunya.
Saya dan dia tidak akrab, tapi satu sama lain sudah saling tahu. Termasuk ketika ada kehebohan yang menimpa dirinya.
Saat itu masih jam sekolah, gerombolan Ides cs tengah dikejutkan dengan tangisan Tinar. Saya tak tahu pasti kenapa, yang pasti keluarganya sedang bermasalah. Dari dulu memang bermasalah, tapi mungkin kali ini telah mencapai puncaknya. Dia bercerita bahwa ia tak betah di rumah karena orangtuanya kerap bertengkar dan terkadang ia jadi sasaran amuk. Hingga sampai bel sekolah berbunyi, badannya gemetar saking takut pulang ke rumah.
Akhirnya atas ide cemerlang dari sahabatnya, kami sekelas diminta pergi ke rumahnya bareng-bareng. Kami bermaksud melindungi Tinar dari kemarahan orangtuanya sekaligus meminta mereka agar tak melukai Tinar lagi. Kami sudah cukup mendengar ia sering jadi sasaran pukulan hingga badannya memar membiru begitu. Sahabat mana yang tidak ikut merasakan penderitaan teman sejolinya?
Tapi apa daya kekuatan kecil segerombol anak SD, kami diusir dan disuruh tak mencampuri urusan keluarga mereka. Walau begitu, mereka tetap mentolerir dua sahabat Tinar masuk ke dalam rumah, Ides dan Trista.
Saya tak tahu apa persisnya yang diobrolkan mereka. Hanya intinya, kami dibilang agar tak ikut campur urusan keluarga mereka... *sigh
Terakhir saya dengar kabar bahwa orangtua mereka berpisah. Entah cerai atau tidak.
***
Setahu saya Tinceu pindah ke luar kota, tepatnya Cirebon. Hanya desah tertahan yang bisa kami keluarkan ketika tahu bahwa ia harus ikut ibunya ke sana.
Beberapa waktu kemudian Ides berkunjung ke rumah Tinar di sana.
“Tambah kurus saja dia. Waktu aku ke sana saja dia sedang mencuci baju. Aku melihat ibunya sedang santai menonton TV sambil ngemil, ckckck…” Begitu komentarnya.
Entah dia bicara benar atau dilebih-lebihkan (biasalahh, kadang anak kecil suka berlebihan).
____________
*semua nama saya samarkan karena saya belum berizin dan khawatir menyangkut privasi yang bersangkutan (walau belum tentu dia tahu ini cerita dirinya)
gambare sikil
ReplyDelete*belum baca
jiahh... ngebet pertamaXnyah... XD
ReplyDeletekayak temenku
ReplyDeletepas SMP
sering dipukuli bapaknya
skrg tinar dmn?
cwiiit cetoriiii....
ReplyDeletekesian banget ya...
ReplyDeletedulu aku pernah 'nengok' ke rumahnya karena dia bolos sekolah
dia cuma lagi nangis di kamarnya sambil selimutan.
Keliatan banget takut sesuatu... :'(
Udah gede gini nggak tahu dimana mbak, dulu mah pindah ke cirebon katanya...
kok cwiiit....
ReplyDeletekesian lho teeeeh... :'(
solidaritasnya teh...co cwiit ... buat ukuran anak2..
ReplyDelete“Tambah kurus saja dia. Waktu aku ke sana saja dia sedang mencuci baju. Aku melihat ibunya sedang santai menonton TV sambil ngemil, ckckck…” Begitu komentarnya.
ReplyDeleteEntah dia bicara benar atau dilebih-lebihkan (biasalahh, kadang anak kecil suka berlebihan)."
nah kalo ini sayah kasian...mosok suruh nyuci ibunya nyanteii...
he he...
ReplyDeletelumayan kompak emang...
bengalnya bengal banget, tapi solid kalo buat urusan persahabatan... :D
secara fisik sepertinya memang dipukul sama ibunya... :(
ReplyDeletesemoga dia sehat2 aja sekarang :)
sediih :(
ReplyDeleteanak2 selalu jadi korban :(
iya...
ReplyDeletementang-mentang masih kecil... :(
aduh, jempol kakiku kenapa dipajang gitu sih.. *malu* :p
ReplyDeletebased on true story tapi sedih
ReplyDeleteDuh celaka, aku lupa ngasi sourcenya.. *diklaim mb wewet deh :p
ReplyDeletemas pio:
masih SD tapi ngenes ya si Neng Tinar.. :(
Suka sama gambarnya...
ReplyDeleteHe he..
ReplyDeleteBanyak juga cerita begini... Temen SMA-ku yang sekelas juga. Bedanya sama Tinar, KDRT yang dialami temenku lebih sadis :(
ReplyDeletehaduh makin berdarah aja... :(
ReplyDeletekesian yg jadi korban... :'(
makasih kunjungnnya, mbak