Kakakku sayang,
yang kutahu...
Kau ini bujang penuh juang,
menempuh takdir pilihanmu
tanpa harus meruntuhkan harga diri.
Adikku terkasih,
begitu kalian dilahirkan...
Kutahu kalian gadis-gadis kecil manis,
yang kedewasaannya telah mengiringi tahap-tahap umur kalian.
Aku senang pada celotehan kalian.
Kelak kala kalian menemukan hal-hal menakjubkan dalam buana ini,
aku ingin kalian tahu
betapa istimewanya kalian menjadi saudara untukku.
Aku ingin kalian terus belajar mencinta:
Mencinta Tuhan dengan segenap rasa.
Sebab inilah kado-Nya yang berharga,
yang tak semua insan dititipi.
Tahukah kalian?
Seandainya rumahku tanpa kalian...
Rumah bagiku terlalu sepi untuk disinggahi.
Lantai bagiku menimbun debu untuk dilewati.
Ruang bagiku memantul gema buat seorang diri.
Kadang aku ingin tahu...
Apa yang dulu kudialogkan dengan Tuhan?
Mengapa aku memilih rahim yang kalian pilih?
Tahukah kalian?
Doa-doaku terbalut sederhana buat kalian;
ridha Allah untuk setiap langkah yang kalian ambil.
Bilamana kata sayang tak pernah sempat di bibir ini,
aku tahu ada Dzat yang mengetahui
mengapa aku tak pernah menyempatkan diri
untuk berucap.
Jangan katakan aku tak dianugerahi pita buat mencuap,
hanya saja...
bagiku kata-kata tak pernah cukup
refleksi
demi mengecap
lezatnya sebuah rasa.
Padang Batik
22 April 2010
Home » puisi » Kepada Setengah Darahku
Thursday, April 29, 2010
Kepada Setengah Darahku
lainnya dari puisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
aduh aduh Jul, puisimu kah ini, hmmm hebat.............
ReplyDeleteMb ly kbykn muji..
ReplyDeleteCm kangen org2 rumah aja kok ;)
kebanyakan kah, aduhh, maap lo, tp ly yang mang g abs buat puisi seindah ini
ReplyDeleteMb ly baik sekali :)
ReplyDelete