Director: Scott Derrickson
Keanu Reeves – Klaatu
Jennifer Connely – Dr. Helen Benson
Film ini bergenre action technology (walau tak sepenuhnya action). Nuansa hari akhir-nya lebih terasa di ending mengingat penyerangan besar2n secara serempak oleh makhluk-makhluk aneh.
Film ini bercerita mengenai Bumi yang dikunjungi benda asing berbentuk bulat keperakan yg bersinar-sinar. Saat semua orang terpukau, turunlah salah satu ‘makhluk’ bernama Klaatu dari benda tersebut. Semua angkatan bersenjata segera bersiaga dengan persenjataannya, sementara itu seorang ilmuwan wanita mendekatinya (mungkin karena merasa Klaatu tak membahayakan). Ketika Klaatu mengulurkan tangannya, ia malah ditembak. Anehnya, ia memiliki darah.
Saat kepanikan terjadi setelah penembakan itu, ‘makhluk’ lainnya yang lebih besar turun dan mengalirkan kekuatan energinya sehingga seluruh listrik tiba-tiba mati bahkan manusia tak bisa bertahan dengan gelombang suara yang tak biasa. Beruntungnya, Klaatu belum mati sehingga ia bisa mencegah temannya membinasakan orang-orang di sekitarnya itu.
Belakangan mereka tahu bahwa dari dalam kulit luarnya (yuck!), Klaatu memiliki rupa seperti manusia: punya kepala, badan, tangan dan kaki. Saat semuanya telah pulih, pemerintah AS bahkan tak bisa mendapatkan setitik terangpun mengenai tujuan maupun apa sebenarnya makhluk ini. Klaatu malah berhasil meloloskan diri (dengan tenangnya) dengan menggunakan kekuatan yang ia miliki. Ia juga bisa menemukan Helen, sang ilmuwan wanita yang ia temui pertama kalinya saat ia mendarat di Bumi.
Sekalipun Helen sudah membantunya menyediakan zat-zat yang ia butuh, kendaraan, membantu menemukan professor untuk berdiskusi, ia tetap tak bisa mengorek keterangan lebih lanjut tentang Klaatu.
Selanjutnya ia tahu, Klaatu dikirim ke Bumi untuk menyelamatkan planet Bumi dari manusia. Selama perjalanannya di Bumi, Klaatu menemui banyak hal yang menurutnya manusia tak layak menempati Bumi. Ia melihat manusia yang berkelahi hingga tega membuat salah satunya roboh, maka bagaimana ia bisa mempercayakan kebertahanan Bumi pada umat manusia? Helen yang menyadari rencana ini memohon pada Klaatu agar memberi kesempatan lain pada manusia untuk memperbaiki kesalahannya. Namun nihil.
Klaatu diutus ke Bumi ternyata untuk membuka ‘segel’ pertahanan Bumi. Ingat makhluk besar yang mematikan listrik dalam sekejap? Badannya ternyata merupakan sekumpulan kumbang metal yang mematikan, yang kemudian menyerang badan penelitian sampai menuju kota. Seluruh dunia huru-hara. Kumbang-kumbang tersebut bermunculan saat benda keperakan itu disentuh Klaatu.
Kaget, Helen juga mendapat akibat yang tak kalah fatal. Anak lelakinya mulai mengeluarkan darah dari hidungnya hingga tergeletak tak sadarkan diri. Setelah mereka berdua memeriksanya, anaknya ternyata telah meninggal. Ingat bahwa Klaatu bisa membangkitkan kembali orang mati, Helen memohon-mohon padanya agar menghidupkan kembali anaknya. Tanpa disadarinya, ia juga mengalami hal serupa sebelum anaknya meninggal. Saat ia menyadarinya, ia tetap memohon agar Klaatu menghidupkan anaknya kembali. Trenyuh melihat seorang ibu yang kehilangan anak satu2nya, Klaatu akhirnya ‘menghisap’ saripati penyakit kedalam tubuhnya sampai Helen dan anaknya benar2 pulih dari sakit. Lalu bagaimana akhirnya kehidupan manusia? Musnahkah mereka diburu kumbang-kumbang itu? Lalu apakah Klaatu bisa menghadapi masalah pelik ini?
Penting menyadari satu hal bahwa sangat banyak hal yang mungkin terjadi sebagaimana halnya memberi kesempatan kedua. Saya yakin bagi orang-orang yang punya prinsip kuat takkan pernah memberi kesempatan lain setelah kesempatan kedua. Bila janji pertama saja telah dilanggar, maka takkan ada lagi kepercayaan yang begitu dalam sebelum perjanjian tersebut.
Menurut saya, film ini jelas skenario yang termasuk aneh bikinan Amerika (lagi). Seandainya terdapat keyakinan bahwa harkat apapun adalah milikNya, manusia pasti selalu punya cara untuk menyelesaikan persoalan sebanyak apapun. Sangat disayangkan (dalam film ini) bahwa manusia baru bisa memohon2 setelah banyak makhluk asing ‘menjajah’ Bumi.
Hanya saja, film ini punya bagian yang membuat saya jatuh hati: teknologi. Digambarkan di sana terdapat scanner pendeteksi DNA, dilengkapi dengan data touch juga. Aagghh, nambah imajinasi saja!!!
Saya agak bingung juga, soalnya saya menonton movie tanpa ada terjemahannya. Maka, tolong beritahu bila ada salah pengertian ataupun alur. Terimakasih.
Selamat menonton.
Home » review » The Day the Earth Stood Still
Monday, June 7, 2010
The Day the Earth Stood Still
lainnya dari movie, review
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Akud ah nonton filmnya, kata suamiku, lbh bagus lg yg edisi jadoelnya (black & white).
ReplyDeletehmm, aku baru ngerti ini versi barunya, malah... :D
ReplyDeleteaku jg yg jadul blm nonton sih
ReplyDeletehoho... *ada temennya...
ReplyDelete