Monday, November 12, 2012

[perhaps] The Last Award Mpers

Langsungan yak ...
Ini dia para nominator pilihan sayah~

1. ternarsis: hanifahnunk (poto)
2. tergeje: mupengml
3. ratu/raja kopdar: katerinas/moestoain
4. teralay/unyu: myelectricaldiary
5. terkonsisten: malambulanbiru/kopiradix
6. teraniaya: firstkid *ih, jadi kangen ngusilin
7. terjaim: - *kabehan na gelo*
8. tersilet: -
9. terinspiratif : - *banyak, kalaupun ada yg suka ga kelewat dibaca ituu ... dianya jadi juri~
10. os paling gaul: ummuyusuf24 *eh, udah cancel akun ya?
11. terbohong : mulpid
12. ter-oot : mupengml
13. terlucu : emokidonlastevening
14. terbawel : myelectricaldiary
15. raja/ratu curhat : afininda
16. tersesat : ayudiahrespatih
17. terlantar : afininda *jadi kapan kitah ketemuaaaaan???
18. terpanas : wayanlessy/juriglagu


Ikutan buat memeriahkan ini~

Tuesday, November 6, 2012

Nasi Kasreng Kuliner Kuningan

Teman saya dari kemarin curious sama nasi kasreng. Dengar-dengar pembicaraan para senior ini, nasi kasreng itu khas daerah Luragung-Cibingbin-an, masih Kuningan dong~
Barusan main ke daerah Garawangi, wah mampir dulu nih ke sebuah warung kecil di depan ... KUA kali ya ... *soalnya saya masuk ke Balai Nikah buat nebeng ke toilet :))
Penampakannya biasa, cara ngelipat nasi bungkusnya sekilas kayak bungkusan sate. Jadi itu nasi biasa, terus lauk pelengkapnya bisa kita tambah sendiri. Misalnya tadi saya pakai sawi dan timun mentah, tak lupa sambelnya, terus tambah 2 pia-pia (bakwan) panas. Nasinya mungkin seporsi nasi kucing khas Jogja, cuma lebih banyak dikit. Teman saya yg lain ada juga yg nambah pake tauge mentah, rebon dan telur goreng. Sederhana tapi nikmat, ini deh yg namanya surga ala desa ;)
Itu yg di Garawangi. Kalau udah daerah kulinernya sana mungkin lauknya lebih beragam. Iseng saya search, ternyata memang ga cuma telur-gorengan aja. Ada juga yg lebih variatif semisal nambahin ikan paray atau ayam goreng.
Keterangan lebih lanjut bisa dilihat di sini, dan sejarahnya juga bisa dilihat di marih. Saya ga sempat foto, jadinya nyomot di sini aja deh.


Monday, November 5, 2012

サムライ・ハイスクール: Samurai High School (2009)

Rating: 4/5
Director: Sato Toya (ep1,3,6,9), Inomata Ryuichi (ep2,4,7), Kariyama Shunsuke (狩山俊輔) (ep5,8)
Screenwriter: Inoue Yumiko
Cast.:
Miura Haruma / Mochizuki Kotaro
Shirota Yu / Nakamura Tsuyoshi
Anne /Nagasawa Ai
Ohgo Suzuka / Mochizuki Yuna
Kobayashi Ryoko / Minami Yurika
(source)



Mochizuki Kotaro ialah seorang siswa biasa yang banyak melakukan hal bodoh dan ga penting. Suatu hari ia menemukan sebuah perpustakaan sejarah yang dijaga oleh seorang perempuan aneh berambut seleher berkimono merah. Secara tak langsung, ia menemukan nama dirinya dalam sebuah buku sejarah. Tak hanya itu, buku tersebut mendadak seperti bernyawa, melepaskan 'ruh' yg ada di dalamnya. Sejak hari itulah, hidup Kotaro tak lagi menjadi biasa.

Kira-kira begitulah garis besar 9 episode dorama Jepang ini.
Yaaa ... sebenernya ada adegan 'nyrempet' dikit ~  tapi secara keseluruhan memang netral. Anak sekolahan banget. Seperti khasnya Jepang, di sini saya banyak menemukan pencerahan untuk bisa berpikir lebih dalam. Penggunaan kata-kata bijak juga banyak ditemui. Terkesan menggurui ya? Tapi banyak pesan-pesan baik yg ingin disampaikan. Jadinya cocok ditonton untuk semua kalangan, termasuk anak-anak. Makanya saya suka Jepang *nah, korelatif gak nih? :))

Pertama kali saya lihat Miura Haruma ini di movie Kimi ni Todoke. Maniiis pas lagi senyum (walau agak maksa, menurut nurani jahat saya). Lha, melihatnya di dorama ini jadi goyahlah citra itu ... rusak dengan aktingnya yg norak sebagai siswa pecundang.
Saya kasih 4 bintang itu ya ... karena ada poin bagus untuk pembelajaran. Terus terang saya ga begitu melihat alurnya kali ini. Tapi dari segi ide pun udah sangat membantu ingatan. Dorama berlatar sejarah gini kan jarang ada di persinetronan negeri kita ya? Kali aja nih dorama bisa jadi ide baru untuk bikin persinetronan lokal kita jadi lebih berkualitas.

Sejarah kita banyak yg unik, kenapa juga dianggurin? Cerita rakyat di marih juga sangat beragam (berhubung punya banyak suku), kenapa juga yg itu-itu aja yg muncul?
Sineas, generasi muda kita masih banyak yg fresh pemikiran. Jadi ga usah ragu untuk mempopulerkan sebuah latar yg belum terkenal. Akan banyak penghargaan dari generasi selanjutmu ketika berkarya untuk mengembalikan eksistensi sejarahmu sendiri. Dan akan banyak bangsa menghargai kita ketika kita menghargai pribumi ini. *halah malah OOT panjang-lebar*

Suami Berdasi? Hm ...

Pagi-pagi udah dibikin ribut sama adek bungsu saya, Mi.
Ceritanya tiap Senin itu dia pakai seragam esempe lengkap (entah pake topi apa engga), mungkin karena upacara ya?
Kayaknya jaman saya esempe dulu, seragam ga pakai dasi ya? Naa ... seragamnya Mi ternyata ada dasinya. Mamah sampai dibikin bingung, ga tahu caranya ngiketin itu dasi. "Tuh coba minta iketin ke si teteh. Mamah mah ga tau."

Sambil ngunyah nugget saya nyamperin, merhatiin bentuk dasi ... siapa tahu bentuknya keren gitu lain daripada yang lain. Tapi ternyata sama aja, cuma itu versi kecilnya dari dasi para pejabat~

"Teh, pasangin dong."
"Dulu kok nyantai aja ga pernah minta pasangin?"
"Aku biasanya minta temenku yang masangin."

Subhanalloooh... 3 taun esempe kenapa ga belajar masang sendiri coba?
Setelah dipikir-pikir, saya bisanya masang dasi pramuka. Pas esde juga dasinya kan pake karet, jadi ga usah iket-iket segala.
Saya coba berkutat dengan pola ikatan yang ada di pikiran. Seadanya, who knows it works unless you don't try?
Tadaaa ... bisa!

"Teh, bentuknya kudu segitigaaa ..."
Saya nyengir, bentuk ikatannya jadi melintang gitu, mwahahaha .... not bad for amateur~ *masihjugabangga*
"Ya udahlah sementara gitu aja dulu, nanti dibetulin di sekolah aja."
Mi masih manyun.

Ternyata susah juga ya ngiket dasi. Ga kebayang kalau punya suami kantoran yang kudu pake jas + dasi. Niatnya pingin bantuin suami ngiketin biar romantis gitu, tahu-tahu ... "Dek, kok dasiku jadi model bunga gini?"
atau "Aduh, aduh ... udah Dek, Aa kecekek ini" *megap-megap*
Yang ada suami jadi ill-feel kalo istrinya pingin 'bantu' bunuh masang dasi ...
Haduh~

Sunday, November 4, 2012

4교시 추리영역: Detective In 40 Minutes (2009)

Rating: 3.5/5

Directed: Lee Sang-yong
Genre: Mystery, Crime, Suspense

Cast. (nyomot di sini)
Yoo Seung-ho As Han Jeong-hoon
Kang So-ra As Lee Da-jeong
Jo Sang-geun As Problem child, Kim Tae-gyoo
Jeon Joon-hong As Professor – MBC, Byeong-soo
Jeong Seok-yong As Old unmarried professor, Kang Gook-man
Park Cheol-min As Professor – Crazy Dog, Han Kang-man

 

 

Di awal alur, satu ketegangan sudah dimulai. Seorang siswa di sekolah Jeong-hoon tiba-tiba keracunan hingga keluar busa dari mulutnya. Berlanjut perkelahian Jeong-hoon dengan teman sekelasnya yang usil bernama Tae-gyoo, sampai gurunya terpaksa menghukum mereka berdua mengerjakan tugas di kelas.

Kasuspun dimulai saat Jeong-hoon kembali dari kamar kecil, ia mendapati Tae-gyoo telah meninggal dalam keadaan duduk. Bagian depannya (dada-perut) basah berlumuran darah.

Adalah Da-jeong yang pertama kali mengetahui kejadian tersebut. Gadis ber-style Sadako ini tak ketakutan, justru ia tanggap berinisiatif mengamankan barang bukti, termasuk mengabadikan TKP dengan kamera polaroidnya juga menyuruh Jeong-hoon membersihkan diri agar tak dicurigai. Ia tahu Jeong-hoon tak membunuh Tae-gyoo.

Sisa waktu pelajaran hanya sedikit (40 menit) sebelum seluruh warga sekolah mengetahui pembunuhan itu. Sementara itu, Pak Komisaris juga sedang datang berkunjung untuk memantau keadaan sekolah dengan beberapa guru yang menemaninya. Mau-tak-mau Jeong-hoon ikut Da-jeong memecahkan kasus pembunuhan ini.

Di antara banyaknya siswa dan guru yang menjadi tersangka, dapatkah mereka memecahkan teka-teki pembunuhan Tae-gyoo? Selengkapnya silakan tonton sendiri yaaa~

 

Alhamdulillah sip, sinopsisnya tumben lumayan 'bener' ... :))

Movie ini dikasih temen saya sekitar 2 minggu yang lalu. Cuma setelah beberapa tumpukan movie lain saya tamatkan, baru inget yang ini belum ditonton~

Pertama kali lihat Yoo Seung-ho itu main di K-drama (kalo gak salah) Queen Seondeok, dia jadi pangeran pinter di situ. Wah ini pencitraan ato apa nih, di sini juga dia berperan sebagai siswa sekolah yang pinter. Selebihnya ... pemeran lain yang rada sering saya lihat itu malah siswa ndut yang jadi korban keracunan itu~ *tapi-gatau-namanya*

Movie ini mengingatkan saya pada sebuah komik legendaris yang konon sampai sekarang belum tamat juga! Kalian yang suka detektif pasti ga asing sama komik Detektif Conan. Bukan karakter maupun kasusnya yang bikin inget, tapi cara 'skenario' movie ini sama dengan cara Aoyama Gosho 'bercerita'. Step by step, sehingga penonton/pembaca bisa mengikuti kronologinya dengan baik. Flashback sudah pasti ada, tapi tenang aja ... ga sepusing nonton Inception kok. Masih lebih ringan juga dibandingkan movie Sherlock Holmes yang lebih kompleks lagi alur dan tokoh-tokohnya.

Cuma sayang, walau ga menutup kemungkinan ada kejadian seperti ini, tapi saya pikir akan lebih logis kalau settingnya perkuliahan. Bukan apa-apa, habisnya pembunuhan loh! *masalah buat loe, Pe?  #plaks

Sejauh saya nonton, movie ini cukup oke untuk sebuah cerita misteri. Akting mereka juga bagus sehingga membikin adegan demi adegannya juga cukup mengalir. Jadi, karena sambil nonton saya suka kebiasaan nyeletuk-nyeletuk protes kalau ada adegan aneh, makanya movie ini juga saya nilai 3.5 bintang. Untuk ukuran sekolah, pembunuhan sadis macam ini agak janggal aja. Tapi ya entahlah, kasus-kasus sekolahan luar mungkin beda juga ya dari Indonesia yang masih eksis soal gojlog-menggojlog dan tawuran~

After all, it's enjoyable movie. You'd watch this, mystery-lovers ~ ;)

 
Powered by Blogger.