Monday, December 31, 2012

Catatan Akhir 2012

Sariak layung tanpa lembayung.

Telah menggelayut basah di lelangit kisah,
ingin menyudah gempita Masehi dua belas


Saya berharap malam ini hujan deras. Sederas-derasnya.
Akan lebih banyak doa yg dipanjatkan saat Tuhan mengguyur tanahNya, daripada berteriak-teriak dan aplaus pada rentetan bunga api.



Pada akhir Masehi 2012 ini, saya membuat keputusan besar. Keputusan yg sarat harapan, semoga tidak salah, karena saya meminta Allah ikut dalam musyawarah ini. Memang membingungkan, tapi lebih membingungkan lagi bila saya tak membuat keputusan.

Jika ini goal pada waktunya nanti, saya ingin merencanakan sesuatu terhadapnya.
Semoga ini mulia, dan semoga rencana ini pula sebagian kecil dari ibadah saya.
Aamiin.

Alhamdulillah, sesuai keinginan sederhana saya ... postingan tahun ini meningkat dari 2 tahun saya memasuki dunia menulis di blog. Apakah curhat, review amatiran, jepretan kecil-kecilan ... kali ini mencapai 152 judul, setelah sebelumnya berjumlah 142 postingan (2011) dan 99 postingan (2010). Berharap di tahun masehi mendatang akan lebih banyak lagi postingannya.

Well, terutama karena tahun-tahun sebelumnya saya getol menulis di Multiply -- yg semakin hari -- semakin getol di QN (Quick Note)nya yg cukup sebaris-dua-baris. Oh tidaks, semoga ke depannya saya bisa menulis lebih berirama lagi. Tak selalu tulisan serius yg ber-ratus-ratus karakter lah, cuukup kekonsistenan saya menulis lebih banyak. Dan semoga tulisan soal curhat bisa diminimaliskan! Aamiiiiinnn.


Di antara dua kotak cokelat Belgium, notes kecil ... dan mi kering yg telah tandas.
31 Desember 2012

Menggabungkan 2 Gambar dengan Transparency Tool Corel Draw

Dari perjalanan pulang kemarin Afin minta tutorial photoshop buat gabungin 2 gambar/foto seperti di sini. Naa... masalahnya saya kurang tahu gabungin poto macam begitu lewat photoshop. Saya nyaranin pake CorelDraw.
Makanya hari ini saya sempatkan bikin tutorial gabungin 2 gambar lewat Corel Draw. Bikin Header.

Header ngasal yg saya bikin nantinya begini:

Tuzki tatoan memandang bibit-bibitnya

Langsung yaa, gini loh step-stepnya ...

1. Buka Corel Draw (saya pake cdr X3), klik New
2. Atur ukuran kertasnya. Saya pake ukuran header Facebook, yaitu 850 x 315 pixel.

3. Buatlah kotak dari Rectangle Tool di dalam ukuran 'kertas'~

4. Import gambar-gambar yg akan digabung, nanti kursornya berubah jadi garis segitiga begitu. Tekan seperti membuat kotak dan buat sesuai ukuran yg diinginkan. Letaknya bisa sembarang.

5.  Klik salah 1 gambar, klik Effects - PowerClip - Place Inside Container.
 -  Nanti kursormu berubah jadi tanda panah besar. klik ke kotak tadi.
 - Karena sudah otomatis 'terkunci' di dalam, kalian bisa mengeditnya dengan mengklik kanan kotaknya, lalu pilih Edit Contents.
 - Edit gambar seperti yg diinginkan.
 - Masukkan gambar selanjutnya ke dalam kotak yg sama.

6. Sampai sini sebenarnya 2 gambar tadi udah tergabung, ya ngga? Cuma garis pemisahnya terlihat kentara banget :D
Makanya yuk kenalan sama (Interactive) Transparency Tool. Letaknya sejajar sama Interactive Blend Tool (yg gambar kotak berderet di kiri bawah itu lho). Gambarnya kayak gelas berbayang gitu.
 - Posisikan gambar dalam keadaan Edit Contents.
 - Klik salah satu gambar, lalu klik Transparency Tool. Nanti muncul kotak hitam-putih seperti pada gambar-gambar berikut ini. Jangan takut buat coba atur-atur posisinya yak~
di luar gambar

sebagian di luar, sebagian di dalam gambar

diagonal

ujung ke ujung
Can you see the differences?

7. Bila sudah jadi, jangan lupa mengunci hasil editan dengan klik kanan - Finish Editing

8. Save gambar dengan klik File - Export - pilih format JPG

Selesaaaaaiiii~
Semoga membantu.

Wednesday, December 19, 2012

Seandainya begini dan begitu

Entah dari kapan saya memikirkan hal ini.

Mungkin seorang wanita bisa mencurahkan perhatiannya pada siapapun, bahkan seorang pendosa sekalipun. Tetapi untuk memberikan hatinya pada seseorang, ia akan berpikir berkali lipat walau ia telah hapal firman-firmanNya.

Suatu ketika seorang gadis bercerita.
Ibunya ketakutan akan kehilangannya saat ia ditikah pada seorang lelaki. Ia tahu dia akan baik-baik saja. Sesuai pertimbangannya, lelakinya amat baik dan memenuhi segala kebutuhannya. Ia tahu ia seorang yg tak sempurna, tetapi merasa amat beruntung menjadi wanita pilihan lelaki baik tersebut.
Dia berkecukupan walau tak berkarier.
Punya anak-anak terbaik yg ia cinta.
Punya keluarga harmonis sesuai yg ia impikan.

Lalu saya potong sebentar.

Mari berbicara soal umur.
Adakah yg tahu berapa lama nafasmu bertahan?
Bagaimana kalau ternyata umur lelakimu tak panjang?
Maka mandirilah. Sebab saya tak sedang berbicara tentang emansipasi. Ini tentang jangka hidup saja: seandainya begini dan begitu.

Ketika kau bertemu, kau juga harus siap dengan perpisahan.
Saya ingin sekali menikah. Sangat ingin.
Saya telah berencana harus bagaimana ketika nanti berkeluarga, dititipkan anak, dan menyiapkan segala indera untuk mereka.
Dan ... harus ada pemikiran lebih lanjut ke arah depan. Lagi-lagi seandainya begini dan begitu.

Saya tidak sedang memikirkan uang dan khawatir terlantar, tentu tidak.
Allah akan berskenario luwes untuk hal takdir. Tapi lagi-lagi memakai syarat saya begini dan begitu.

Tak ada yg tak mungkin, kan?
Mungkin cuma saya yg merasa, padahal belum apa-apa *tertawalah sana yg keras!

Ini perkara kehilangan. Mungkin saya agak takut.
Lucunya, padahal saya belum pernah memiliki. Disentuh saja belum~

Yah, ini sekedar muhasabah sendiri saja. Sekalian ingin kembali menulis.
Siapa tahu menangis. Tapi bukan meratap.

Ini bukan juga sajak.
Saya lupa bagaimana caranya menulis bijak agar menyentuh qalbu.
Mungkin harus sering-sering mengadu pada Tuhan.




Wah sudah malam.
Jangan terlalu memikirkan hal yg belum terjadi, begitu nasihat seseorang.
Harusnya begitu. But I think I still think them too much, so how?
Doakan saja ya.


Kita rencanakan yg indah-indah saja dulu.
Menemukan cinta.

Tuesday, December 18, 2012

Halo Jakarta: Kopdar Bareng Ndoro Ayu~

sambungan dari sini

Bye Bandung ...

Setelah berjuang mencari penginapan untuk keluarga yg mampir Bandung sebelum menuju TKP (Tempat Kreatif Pernikahan :p), yg namanya ga jodoh ya engga dapat juga Kamis malam yg lalu (13/12/2012). Ya sudahlah, daripada mencari ke tempat lain pas malam-malam gerimis begitu, mending saya suruh Ati sekalian yg nyari. Kebetulan ada temannya yg punya motor, jadi lebih praktis wara-wirinya.

Hanya semalam menginap, keluarga langsung menjemput untuk tujuan utama kami di Jekardah~
Ga sempet lagi belanja ... padahal Mi pesen ini-itu yg penting dibeliin ... huehue, boro-boro dirimu Mi, teteh aja gak beli apa-apa selain sendal jepit :))

Sudah tak saya perhatikan dandanan maut a la Vera, dengan warna tabrak sana-sini. Ah, meski gitu tetap charming kok ... *hadezig*
Saya kebagian di jok belakang. Sama si Aa.

Dan Jakarta masih saja panas. AC aka angin cepoy-cepoy yg biasanya bisa kayak hawa es bahkan tak mempan di tengah terik matahari menjelang senja begini. Semalaman glundungan di kamar ipar yg ber-AC ... kebetulan ada samwan nelepon, ada temen ngadem di beranda. Sementara hujan mulai turun ... tapi tetep panas.  *glundungan galau*

Ah bingung mau nulis apa lagi ...
Skip, skip, skip ...

Ga butuh 1 jam berpakaian, saya siap berangkat. Heels sudah disiapkan, mending dipakai di mobil~
Ati ... sesuai bayangan saya, dia pas banget pakai maxi dress a la hijabers. Dengan sedikit sentuhan keterampilan, jadilah dia begini:

sehabis acara, poto atas sampe bawah :D

Gimana? Gimana cara kerudungannya? Oke ga? Oke ga? Hasil karya sayah itu teh~ *bangga amat :))

Yg membikin kurang oke itu perihal jenis party-nya. Pesta berdiri Standing party gitu.
Sebagai pemudi yg baik dan menghormati yg lebih tua itu suatu keharusan, masa iya tega ngebiarin para sepuh berdiri sementara kita-kita yg muda-bugar gini duduk-ngobrol-cekikikan? Ke laut aja ngungsinya, Non~

Jadilah selama beberapa jam, saya dan Ati wara-wiri geje ... tahu-tahu pegel karena kelamaan berdiri. Jadi muda bukan berarti tahan nahan barbel 40 kg selama 1 jam, kan? Muda juga bukan berarti tahan dibanting-banting kingkong selama 4 jam, kan? Muda juga ga berarti tahan di bawah terik matahari selama 10 jam, kan? *maap, ekstrim*
Jadi yaa ikut duduk sajalah di pinggir panggung buat orkesnya, toh banyak juga yg duduk di situ.

Ah ya, saya ngajak Afin buat kopdaran di Menara Hijau ini. Mumpung jarak yg (semoga) ga nyampe 50 km, saya berharap bisa ketemu sama diajeng manis ini. Dia sempat curhat betapa nervousnya dia mau ketemu temennya di dunia maya. Ow please Fin, saya cuma sekedar artis domestik keluarga biasa aja kok~
Pas ketemu?

Kayaknya kok malah saya yg jadi diem. Apa boleh buat, cool memang sudah bagian dari diri saya ... ===digigit Afin===
Tapi itu cuma awal.
Begitu makanan dibuka ... saya lepas heels narik Afin buat berburu hidangan di sana, terutama Dim Sum. Ini masakan semacam siomay asal Cina, kalau tak salah. Bentuknya lebih mini, dan kulitnya lebih tipis daripada siomay di negeri kita yg kebanyakan tepung. Rasanya? Enak! Kapan-kapan saya kudu ditraktir makan ini lagi ... huehue~ #perasaan tiap mosting kok ada bahasan soal makanan ya#

Yah ... saya ketemu Afin cuma bentar, perkiraan saya mah 10 menit doang palingan. Di luar juga udah mendung gimanaa gitu, jadi ya kesian juga kalau kudu diajak pulang ke Kuningan *ya iyyyaaalaaahh
Thanks so much ya Dear, kapan-kapan kalau dirimu ke Jogjes traktir makan di Warung Pasta Jejamuran yak ... mwahahhaha~
Semoga ada kesempatan lagi kita ketemu ... tentunya tanpa heels.

NB: poto-poto lainnya bisa dilihat di marih

Monday, December 17, 2012

Be A Dress Hunter in Bandung

Jadi ...
Dari sekian usia adek saya ini, ceritanya Ati menemukan gaun yg bahkan lebih panjang dari tinggi badannya. Alhamdulillah.

Bagi kami yg bongsor-bongsor ini, undangan pernikahan saudara itu sedikit 'malapetaka'. Tak masalah ketika undangannya bertempat di rumah maupun tempat sederhana lainnya. Tapi ketika harus menghadiri di sebuah gedung/hajatan mewah, kostum kondangan sudah jadi dilema tersendiri buat kami. Kalau mau cuek, mungkin pakai baju kuliah juga sudah bisa. Tapi berhubung agak sulit mengabaikan momen istimewa begitu, maka mau ga mau hunting masalah sandang sekunder itu perlu :D

Well, setiap gadis punya pendirian sendiri mengenai cara ia berpakaian, tentu saja dengan style tersendiri. Tapi kami -- eh, adik saya -- jangankan style, sudah menemukan ukuran yg sesuai saja sudah beruntung!


mall Paris Van Java
gerbang masuk






[









Maunya seharian itu jelajah Bandung, sekalian pingin mampir ke Koffie Fabriek. Sayang waktunya tak cukup, kami baru bisa berangkat siang hari selepas Ati kuliah.
Ati datang, kami langsung menuju PVJ.


Yeah, setelah 2 kali naik angkot, sampai juga kami di sana.
Karena pengetahuan kami yg masih minim di jalanan Bandung, kami sempet nyasar walau gedung PVJ sudah di depan mata. Well, ternyata itu bagian belakangnya. Lalu mana depannya?
Lewat jalan memutar lewat gang pemukiman penduduk. Ini saatnya saya bilang wow.
Gedungnya mah 'cuma' di sebelah pemukiman, tapi memutarnya lumayan juga. Butuh perjuangan demi mencari gerbang depannya.


nyusur jalan menuju gerbang utama
dekorasi yg asik di lantai 2
















Yosh, akhirnya dapat juga gerbang masuknya. Kecil. Tak lebih besar dari gerbang swalayan di kampung kami. Cuma gerbang depannya yg lebar-besar untuk keluar-masuk mobil. Terus kami yg pejalan tangguh begini lewat mana?
O o o ... ada trotoar khusus pengunjung PVJ di sebelah kanan ternyata ... 

kayak parkiran :D
Rekomendasi dari teman Ati, di lantai bawahnya terdapat butik khusus untuk baju-baju ukuran ekstra large, alias ukuran besar. 
Kalau niat mah saya beli selusin deh ... cuma karena budget kere yg kudu diperhitungkan, sementara ada beberapa keperluan lain buat beberapa hari ke depan juga ... maka kami ga beli apa-apa dari PVJ. Tapi kami cukup senang bisa lihat-lihat di dalamnya (doang). Sangat ... luas ... makanya saya berasa sedang berjalan di palataran parkir. Padahal toko-tokonya mah seukuran di mall-mall biasa. Yang ga kalah kerennya mungkin desain baju-baju yg ditawarkan. So magnetic dah, sampai pake satpam segala~
Well, we bought an experience, at least.


Hujan rintik setelah kami keluar dari PVJ agak bikin gelisah, sejujurnya. Ati lagi ada gejala flu, sementara saya lupa tak bawa jaket. Saya tak masalah untuk hujan-hujanan, tapi rasanya terlalu sekali kalau basah-basahan karena masih harus nyari keperluan Ati. 
bergaya di jembatan -_-

Ada rekomendasi dari samwan, katanya ada butik di Kartika Sari. Mengingat rerintik hujan yg mulai turun juga jarak ke sana yg harus ditempuh beberapa kali naik angkot, meluncurlah kami ke sana dengan taksi.

Usaha kami membuahkan hasil.
Kami dapat sebuah maxi dress biru dongker tanpa lengan. Dapat dari butik (lupanamanya) di sana. Kebetulan Ati punya 'cardigan' abu, jadi nanti mau dipadankan.
Sebelumnya, saya sudah lapar mata di Grage Mall Cirebon dengan membeli 2 pashmina cantik (er... entah mau dipakai kapan itu urusan nanti), merah marun dan biru dongker. Takdir yg sepadan, jadi Ati tidak perlu beli kerudung maupun tambahan lain, kecuali wedges abu sederhana yg manis dari Istana Sepatu. Kedua sendal saya sehari-hari rusak semua, jadi saya juga beli sepasang sendal dong ... *ngelirik 2 adek yg cuma mesem-mesem abis make sendal tetehnya*

tahu Jepang bumbu telur asin
Bandung tanpa kuliner itu sungguh tidak berarti, kawan ... *halah
Melewati jembatan penyebrangan, Ati promo beli makan ke d'Cost di (entah-gedung-apaan-ntu-namanya). Saya cuma pesan cumi dan minta dibungkus, sementara Ati ngiler nyoba tomyam sama tahu Jepang bumbu telur asin. Saya pun ikut coba kedua masakan itu.
Oh Allaaaahh, nikmat beudddd ... enak tingkat dewa *halah*. Beneran enak lho, setidaknya menurut saya sama Ati.

tomyam
Kuah tomyam yg semula saya kira bakal agak anyir seafood, ternyata enggak. Sekilas malah mirip kuah apaaa gitu (saya juga lupa, but so Indonesian!). Tahu Jepangnya juga .... enak~ *meleleh-leleh dibuatnya*
Tahu sutera mungkin ya, teksturnya lembuuuut. Terus bumbunya itu ... lezat deh. Mungkin kolesterol banget ya. Campuran merahnya telor asin sama mentega ... ngomong-ngomong saya ngerasa ada kejunya juga sih, tapi mungkin pengaruh dari mentega ya? Atau memang ditambahkan keju leleh juga? Ah, enak pokoknya~  
Not recommended buat yg diet :D

Kami tak melakukan banyak perjalanan selama di sana. Selain cuaca yg seringnya tak mendukung (petirnya benar-benar ngeri), kami puaskan dengan mengobrol urusan wanita di kamar dan menunggu jemputan ke Jakarta hari Sabtunya.



to be continued~

Thursday, December 6, 2012

Yok ke http://globe.mosquelife.com/puritama

01pk4sc14yt itu kode verifikasiku ! Dapatkan punyamu di http://globe.mosquelife.com/passwd

Monday, November 12, 2012

[perhaps] The Last Award Mpers

Langsungan yak ...
Ini dia para nominator pilihan sayah~

1. ternarsis: hanifahnunk (poto)
2. tergeje: mupengml
3. ratu/raja kopdar: katerinas/moestoain
4. teralay/unyu: myelectricaldiary
5. terkonsisten: malambulanbiru/kopiradix
6. teraniaya: firstkid *ih, jadi kangen ngusilin
7. terjaim: - *kabehan na gelo*
8. tersilet: -
9. terinspiratif : - *banyak, kalaupun ada yg suka ga kelewat dibaca ituu ... dianya jadi juri~
10. os paling gaul: ummuyusuf24 *eh, udah cancel akun ya?
11. terbohong : mulpid
12. ter-oot : mupengml
13. terlucu : emokidonlastevening
14. terbawel : myelectricaldiary
15. raja/ratu curhat : afininda
16. tersesat : ayudiahrespatih
17. terlantar : afininda *jadi kapan kitah ketemuaaaaan???
18. terpanas : wayanlessy/juriglagu


Ikutan buat memeriahkan ini~

Tuesday, November 6, 2012

Nasi Kasreng Kuliner Kuningan

Teman saya dari kemarin curious sama nasi kasreng. Dengar-dengar pembicaraan para senior ini, nasi kasreng itu khas daerah Luragung-Cibingbin-an, masih Kuningan dong~
Barusan main ke daerah Garawangi, wah mampir dulu nih ke sebuah warung kecil di depan ... KUA kali ya ... *soalnya saya masuk ke Balai Nikah buat nebeng ke toilet :))
Penampakannya biasa, cara ngelipat nasi bungkusnya sekilas kayak bungkusan sate. Jadi itu nasi biasa, terus lauk pelengkapnya bisa kita tambah sendiri. Misalnya tadi saya pakai sawi dan timun mentah, tak lupa sambelnya, terus tambah 2 pia-pia (bakwan) panas. Nasinya mungkin seporsi nasi kucing khas Jogja, cuma lebih banyak dikit. Teman saya yg lain ada juga yg nambah pake tauge mentah, rebon dan telur goreng. Sederhana tapi nikmat, ini deh yg namanya surga ala desa ;)
Itu yg di Garawangi. Kalau udah daerah kulinernya sana mungkin lauknya lebih beragam. Iseng saya search, ternyata memang ga cuma telur-gorengan aja. Ada juga yg lebih variatif semisal nambahin ikan paray atau ayam goreng.
Keterangan lebih lanjut bisa dilihat di sini, dan sejarahnya juga bisa dilihat di marih. Saya ga sempat foto, jadinya nyomot di sini aja deh.


Monday, November 5, 2012

サムライ・ハイスクール: Samurai High School (2009)

Rating: 4/5
Director: Sato Toya (ep1,3,6,9), Inomata Ryuichi (ep2,4,7), Kariyama Shunsuke (狩山俊輔) (ep5,8)
Screenwriter: Inoue Yumiko
Cast.:
Miura Haruma / Mochizuki Kotaro
Shirota Yu / Nakamura Tsuyoshi
Anne /Nagasawa Ai
Ohgo Suzuka / Mochizuki Yuna
Kobayashi Ryoko / Minami Yurika
(source)



Mochizuki Kotaro ialah seorang siswa biasa yang banyak melakukan hal bodoh dan ga penting. Suatu hari ia menemukan sebuah perpustakaan sejarah yang dijaga oleh seorang perempuan aneh berambut seleher berkimono merah. Secara tak langsung, ia menemukan nama dirinya dalam sebuah buku sejarah. Tak hanya itu, buku tersebut mendadak seperti bernyawa, melepaskan 'ruh' yg ada di dalamnya. Sejak hari itulah, hidup Kotaro tak lagi menjadi biasa.

Kira-kira begitulah garis besar 9 episode dorama Jepang ini.
Yaaa ... sebenernya ada adegan 'nyrempet' dikit ~  tapi secara keseluruhan memang netral. Anak sekolahan banget. Seperti khasnya Jepang, di sini saya banyak menemukan pencerahan untuk bisa berpikir lebih dalam. Penggunaan kata-kata bijak juga banyak ditemui. Terkesan menggurui ya? Tapi banyak pesan-pesan baik yg ingin disampaikan. Jadinya cocok ditonton untuk semua kalangan, termasuk anak-anak. Makanya saya suka Jepang *nah, korelatif gak nih? :))

Pertama kali saya lihat Miura Haruma ini di movie Kimi ni Todoke. Maniiis pas lagi senyum (walau agak maksa, menurut nurani jahat saya). Lha, melihatnya di dorama ini jadi goyahlah citra itu ... rusak dengan aktingnya yg norak sebagai siswa pecundang.
Saya kasih 4 bintang itu ya ... karena ada poin bagus untuk pembelajaran. Terus terang saya ga begitu melihat alurnya kali ini. Tapi dari segi ide pun udah sangat membantu ingatan. Dorama berlatar sejarah gini kan jarang ada di persinetronan negeri kita ya? Kali aja nih dorama bisa jadi ide baru untuk bikin persinetronan lokal kita jadi lebih berkualitas.

Sejarah kita banyak yg unik, kenapa juga dianggurin? Cerita rakyat di marih juga sangat beragam (berhubung punya banyak suku), kenapa juga yg itu-itu aja yg muncul?
Sineas, generasi muda kita masih banyak yg fresh pemikiran. Jadi ga usah ragu untuk mempopulerkan sebuah latar yg belum terkenal. Akan banyak penghargaan dari generasi selanjutmu ketika berkarya untuk mengembalikan eksistensi sejarahmu sendiri. Dan akan banyak bangsa menghargai kita ketika kita menghargai pribumi ini. *halah malah OOT panjang-lebar*

Suami Berdasi? Hm ...

Pagi-pagi udah dibikin ribut sama adek bungsu saya, Mi.
Ceritanya tiap Senin itu dia pakai seragam esempe lengkap (entah pake topi apa engga), mungkin karena upacara ya?
Kayaknya jaman saya esempe dulu, seragam ga pakai dasi ya? Naa ... seragamnya Mi ternyata ada dasinya. Mamah sampai dibikin bingung, ga tahu caranya ngiketin itu dasi. "Tuh coba minta iketin ke si teteh. Mamah mah ga tau."

Sambil ngunyah nugget saya nyamperin, merhatiin bentuk dasi ... siapa tahu bentuknya keren gitu lain daripada yang lain. Tapi ternyata sama aja, cuma itu versi kecilnya dari dasi para pejabat~

"Teh, pasangin dong."
"Dulu kok nyantai aja ga pernah minta pasangin?"
"Aku biasanya minta temenku yang masangin."

Subhanalloooh... 3 taun esempe kenapa ga belajar masang sendiri coba?
Setelah dipikir-pikir, saya bisanya masang dasi pramuka. Pas esde juga dasinya kan pake karet, jadi ga usah iket-iket segala.
Saya coba berkutat dengan pola ikatan yang ada di pikiran. Seadanya, who knows it works unless you don't try?
Tadaaa ... bisa!

"Teh, bentuknya kudu segitigaaa ..."
Saya nyengir, bentuk ikatannya jadi melintang gitu, mwahahaha .... not bad for amateur~ *masihjugabangga*
"Ya udahlah sementara gitu aja dulu, nanti dibetulin di sekolah aja."
Mi masih manyun.

Ternyata susah juga ya ngiket dasi. Ga kebayang kalau punya suami kantoran yang kudu pake jas + dasi. Niatnya pingin bantuin suami ngiketin biar romantis gitu, tahu-tahu ... "Dek, kok dasiku jadi model bunga gini?"
atau "Aduh, aduh ... udah Dek, Aa kecekek ini" *megap-megap*
Yang ada suami jadi ill-feel kalo istrinya pingin 'bantu' bunuh masang dasi ...
Haduh~

Sunday, November 4, 2012

4교시 추리영역: Detective In 40 Minutes (2009)

Rating: 3.5/5

Directed: Lee Sang-yong
Genre: Mystery, Crime, Suspense

Cast. (nyomot di sini)
Yoo Seung-ho As Han Jeong-hoon
Kang So-ra As Lee Da-jeong
Jo Sang-geun As Problem child, Kim Tae-gyoo
Jeon Joon-hong As Professor – MBC, Byeong-soo
Jeong Seok-yong As Old unmarried professor, Kang Gook-man
Park Cheol-min As Professor – Crazy Dog, Han Kang-man

 

 

Di awal alur, satu ketegangan sudah dimulai. Seorang siswa di sekolah Jeong-hoon tiba-tiba keracunan hingga keluar busa dari mulutnya. Berlanjut perkelahian Jeong-hoon dengan teman sekelasnya yang usil bernama Tae-gyoo, sampai gurunya terpaksa menghukum mereka berdua mengerjakan tugas di kelas.

Kasuspun dimulai saat Jeong-hoon kembali dari kamar kecil, ia mendapati Tae-gyoo telah meninggal dalam keadaan duduk. Bagian depannya (dada-perut) basah berlumuran darah.

Adalah Da-jeong yang pertama kali mengetahui kejadian tersebut. Gadis ber-style Sadako ini tak ketakutan, justru ia tanggap berinisiatif mengamankan barang bukti, termasuk mengabadikan TKP dengan kamera polaroidnya juga menyuruh Jeong-hoon membersihkan diri agar tak dicurigai. Ia tahu Jeong-hoon tak membunuh Tae-gyoo.

Sisa waktu pelajaran hanya sedikit (40 menit) sebelum seluruh warga sekolah mengetahui pembunuhan itu. Sementara itu, Pak Komisaris juga sedang datang berkunjung untuk memantau keadaan sekolah dengan beberapa guru yang menemaninya. Mau-tak-mau Jeong-hoon ikut Da-jeong memecahkan kasus pembunuhan ini.

Di antara banyaknya siswa dan guru yang menjadi tersangka, dapatkah mereka memecahkan teka-teki pembunuhan Tae-gyoo? Selengkapnya silakan tonton sendiri yaaa~

 

Alhamdulillah sip, sinopsisnya tumben lumayan 'bener' ... :))

Movie ini dikasih temen saya sekitar 2 minggu yang lalu. Cuma setelah beberapa tumpukan movie lain saya tamatkan, baru inget yang ini belum ditonton~

Pertama kali lihat Yoo Seung-ho itu main di K-drama (kalo gak salah) Queen Seondeok, dia jadi pangeran pinter di situ. Wah ini pencitraan ato apa nih, di sini juga dia berperan sebagai siswa sekolah yang pinter. Selebihnya ... pemeran lain yang rada sering saya lihat itu malah siswa ndut yang jadi korban keracunan itu~ *tapi-gatau-namanya*

Movie ini mengingatkan saya pada sebuah komik legendaris yang konon sampai sekarang belum tamat juga! Kalian yang suka detektif pasti ga asing sama komik Detektif Conan. Bukan karakter maupun kasusnya yang bikin inget, tapi cara 'skenario' movie ini sama dengan cara Aoyama Gosho 'bercerita'. Step by step, sehingga penonton/pembaca bisa mengikuti kronologinya dengan baik. Flashback sudah pasti ada, tapi tenang aja ... ga sepusing nonton Inception kok. Masih lebih ringan juga dibandingkan movie Sherlock Holmes yang lebih kompleks lagi alur dan tokoh-tokohnya.

Cuma sayang, walau ga menutup kemungkinan ada kejadian seperti ini, tapi saya pikir akan lebih logis kalau settingnya perkuliahan. Bukan apa-apa, habisnya pembunuhan loh! *masalah buat loe, Pe?  #plaks

Sejauh saya nonton, movie ini cukup oke untuk sebuah cerita misteri. Akting mereka juga bagus sehingga membikin adegan demi adegannya juga cukup mengalir. Jadi, karena sambil nonton saya suka kebiasaan nyeletuk-nyeletuk protes kalau ada adegan aneh, makanya movie ini juga saya nilai 3.5 bintang. Untuk ukuran sekolah, pembunuhan sadis macam ini agak janggal aja. Tapi ya entahlah, kasus-kasus sekolahan luar mungkin beda juga ya dari Indonesia yang masih eksis soal gojlog-menggojlog dan tawuran~

After all, it's enjoyable movie. You'd watch this, mystery-lovers ~ ;)

Monday, October 29, 2012

Facebook Cacat~


 Dan ... beginilah tampilan facebook saya beberapa hari ini :(



Mencoba husnudzan pada kemungkinan lemotnya jaringan ataupun browser, sayapun mencoba kembali. Hasilnya tetap sama.
Sementara sodara-sodara saya yang lain ketika login lancar jaya, makmur tanpa ada rintangan sedikitpun. Aaaa ... curaaang!
Ganti laptop, berhubung laptop tua saya mungkin ada kerusakan atau apalah ... tapi hasilnya sama. Masih begitu juga T__T


Yah sudahlah, saya ngepost bisanya dari hape. Karena lagi irit pulsa juga, jadi sementara ini saya anggurin dulu itu fb~
Bersantai sejenak dengan kontrakan yang ada, menjalin-jalin banyak kata yang lama terasing. Ngeblog lagi~


Kuningan, 29 Oktober 2012

君に届け (Kimi ni Todoke) - Reaching You (2010)

Rating: 3/5
Director: Naoto Kumazawa
Starring: Mikako Tabe, Haruma Miura and Misako Renbutsu

Kuronuma Sawako seringkali disebut Sadako karena memang mirip Sadako *kesimpulan apah iniii #plaks
Wajahnya yang senantiasa tertutup poni dan rambut lurus sepinggangnya menghadirkan aura muram bagi siapapun yang berada di dekatnya. Hingga suatu hari ia berjumpa dengan Kazehaya, pemuda bermuka cerah yang mudah tersenyum pada siapapun. 



Kawannya bertambah saat Sawako mulai bicara pada Yoshida dan Yano perihal dirinya yang merasa ada yang salah di mata teman-temannya.
Keterkenalan Sawako tak terhenti pada nama tempel Sadako-nya. Rumor mengenai kedekatannya dengan Yoshida, Yano dan Kazehaya membuat Sawako semakin merasa buruk untuk melanjutkan persahabatannya dengan mereka. Walau sahabat-sahabatnya tak menghiraukan rumor, tapi Sawako merasa citra para sahabatnya bisa hancur jika terus berdekatan dengannya.
 Lalu bagaimana Sawako menghadapi teman-teman sekolahnya – terlebih dirinya sendiri untuk mereka?



Ini semacam deja vu. Merasa ada hal yang buruk, terlalu ‘menjaga’ jarak dengan yang lain (apalagi dengan lawan jenis), juga krisis kepercayaan diri masa remaja.
Mungkin juga semacam xenophobia untuk kasus deja vu saya, tapi di sini kan bukan tempatnya nyerita soal si reviewer kan iiaah ... jadi mari bahas movie ini sajah~

Awal-awal kemunculan Sawako memang menyeramkan. Saya sempat berpikir jangan-jangan ini betulan movie horror berbalut kisah drama. Baguslah ternyata bukan horror~ *sujud syukur*
Drama yang tak begitu dramatis, khas Jepang yang minim musik: naturalis. Pembawaan karakter juga seadanya, konon pemilihan pemain dalam film Jepang itu dari karakter asli si pemain tersebut *itu adek saya yang bilang sih~

Konflik sederhana, sebenarnya. Tapi kalaulah diperpanjang, konfliknya tak akan bisa sesederhana itu. Terlebih melibatkan gank-gank remaja, perebutan perhatian seseorang, hingga masalah perasaan yang sulit diungkapkan. Simpel kan ya? Maksud saya, siapapun pasti mengalami hal-hal itu. Dan sangat wajar kalau saya memposisikan diri sebagai anak sekolahan, hal-hal ‘sepele’ semacam itu pasti dianggap sesuatu yang besar.
Adalah masa-masa remaja ketika mereka mulai merasa sudah besar dan merasa boleh melakukan sesuatu yang disenanginya, termasuk membela keinginannya terhadap suatu ancaman luar (memberontak-red).

Saya suka dorama ini. Soalnya ada adegan salah-tingkah-nya, huehue ....
Melihat seseorang jatuh hati dan menjadi gugup ketika bertemu dengan pujaan hati itu rasanya ... ya gitulah~

Karakter Sawako itu seperti guru buat orang yang mengalami krisis PD dalam menghadapi orang lain. Percaya atau tidak, banyak lho yang mengalami hal itu. Dan sembuhnya itu lama, lebih parah lagi kalau malah tidak sembuh dan lebih dalam bersembunyi dalam kesendiriannya.
Mencoba suatu hal yang baru bukan hal yang mudah memang, tapi tidak mencoba itu berarti melewatkan kesempatan begitu saja. Kesempatan itu kadang petunjuk Tuhan.
Apapun bentuk kekuranganmu, dobrak saja selagi bisa. Atau jika ada suatu kesempatan datang padamu, coba saja telusur dan ikuti ke mana arahnya. Mungkin saja ia akan membawamu ke mana kau bisa mendapatkan kuncinya. 

ATM Er Rak Error (2012)



Rating: 2/5
Director: Mez Tharatorn
Starred: Chantavit Dhanasevi (Sua), Preechaya Pongthananikorn (Jib)



Beberapa kali nonton komedi Thailand hasilnya ga mengecewakan. Dulu-dulu sempat lihat review-an movie satu ini, cuma belum kesampaian dapetin filmnya. Review-reviewannya variatif, makanya mending saya masukkan ke list movie yang akan ditonton daripada merusak imajinasi *halah
Dulu saya nonton om Chantavit ini di Hello Stranger, jadi saya pikir bakal lucu lagi kalau nonton dia.

Movie_atm_errak_error-1Bank tempat Jib dan Sua bekerja punya peraturan bahwa sesama karyawan tidak diperbolehkan memiliki hubungan spesial dalam kantor. Jika ketahuan, salah satu dari mereka harus keluar dari Bank tersebut.
Dilema menghantui Jib, karena sebagai pimpinan yang terkenal tegas dalam peraturan Bank, ia sebenarnya tengah menjalin hubungan dengan Sua, rekan kerjanya sendiri.
 Di lain kasus, Bank tersebut tengah memasang sebuah ATM baru di sebuah tempat. Karena suatu kesalahan, ATM tersebut mengeluarkan sejumlah dobel dari uang yang diminta pelanggan. Berita tersebar cepat sehingga orang-orang berebut ingin mengambil uang dari ATM tersebut agar nominalnya berganda.
Dengan beberapa alasan dan taruhan, akhirnya Jib dan Sua mengusut kasus tersebut agar nominal kerugiannya bisa kembali dari para oknum.

 ***
Saya sengaja membuat sinopsis menggantung begitu, karena kalau dirunut kejadiannya bakal bikin saya senewen saking banyaknya~
Setidaknya ada sekitar 6 ‘kasus’ yang diceritakan dalam movie ini. Semuanya aneh dan bisa bikin perut sakit saking kebanyakan bingung tawa. Sekilas tampaknya tak nyambung sama kasus-kasus itu, tapi ternyata berkaitan.
 Poin pertama yang saya simpulkan adalah ... komedi yang satu ini absurd. Memunculkan ide-ide yang terlalu orisinil secara tiba-tiba, jadinya sangat-membikin kaget saking anehnya. Saya ternganga dan mengerutkan kening, tapi juga terpingkal-pingkal.
Poin keduanya adalah ... endingnya kali ini bisa ditebak. Uhmm .... satu hal yang biasanya agak sulit saya tebak di movie Thai itu ending. Kebanyakan movie sana yang saya tonton itu gantung-gantung gitu. Jadi kalian sendiri bisa ‘membuat’ sambungan cerita sesuai dengan imajinasimu walau beberapa orang tak suka pada ending semacam ini.Tapi tenang aja, ending movie ini bisa dibilang clear~

Secara keseluruhan, saya kurang bisa menikmati alurnya walau saya sangat-sangat menikmati komedi ala Thai di sini. Sangat berlebihan, iya. Memang begitu adanya kan kalau movie Thai udah main? Tapi yang satu ini benar-benar ... lebay dengan cara yang aneh~
Para pemainnya juga berakting baik, seperti drama-drama-komedi Thai lainnya yang biasa saya lihat. Kali ini kecepatan mereka dalam berbahasa juga lebih kentara, jadinya ga cuma logatnya yang lucu itu yang dipertimbangkan buat nonton pelem Thai... ===dikeplak===

Thursday, October 25, 2012

Puncak-nya Kuningan, Jawa Barat

"Ayo ikut ke Puncak!"
Nyaris bersorak saya dan teteh ipar saya mendengarnya. Bayangan pertama yg tergambar adalah pemandangan kebun teh dan hawanya yg menyegarkan.
"Ngapain kesana?"
"Liat sapi ..."
...
Deskripsi saya berputar sejenak, sedikit mencelos. Tak mungkin liat sapi sampai ke Puncak Bogor segala *ketawa dalam hati*, maka saya menebak Puncak yg dimaksud itu pastilah Cisantana, salah satu kecamatan di Kuningan yg terkenal sebagai penghasil susu sapi segar. Letaknya juga sekitaran Palutungan, dataran tingginya kota kecil kami, tentu.

Agak meleset, ternyata 'Puncak' itu terdapat di daerah Cileuleuy, daerah Cigugur.
Ipar saya yg bawa Ditdut jadi hoream (kuatir) keluar, mengingat cuaca terik di luar. Akhirnya kami tinggal di mobil, padahal sama-sama panas juga.
Belakangan saya bersyukur mereka tak ikut mantau sapi untuk sembelihan. Jalan yg kami lalui itu benar-benar membukit dan berkelok. Memang masih pemukiman, tapi medannya cocok untuk hiking :D

Sambil mendengar penjelasan 'juragan'nya,diam-diam 2 orang wirausahawan ini tergoda membeli bibit ternak. Apa tertarik ‘nanam modal’ untuk sapi jaguar sementara Aa tertarik pada bibit kambing.

Si penjual kemudian menjelaskan, katakanlah membeli bibit sapi 10 juta. Kemudian nanti ketika telah layak dijual, kita bisa menjualnya seharga 20 juta. 10 juta balik modal, sisanya adalah laba kotor. 
Untuk pemeliharaannya sendiri, kita bisa mempekerjakan orang merawat si ternak tersebut. Dan uang hasil keuntungannya dapat dibagi sekian persennya untuk peternak tersebut. Barulah sisa penjualan tadi bisa jadi laba bersihnya. Bibitnyapun tak selalu ambil dari luar daerah. Cukup petani lokal, malah bagus karena secara tak langsung itu berarti membantu usaha mereka juga. 

Berhubung pas turun dari mobil tadi kelupaan bawa kamera, jadilah cuma ini yg berhasil ditangkap kamera Nokia X2 saya :D

Tuesday, October 16, 2012

Songs for My W-Day

Iseng.
*atau kesurupan ya?*
Tapi cukup berharap benar-benar diiringkan ketika saya mengalaminya nanti :D

Berawal ketika becandaan soal masa depan dengan keluarga. Berhubung kami bersaudara sudah tak lagi umur anak-anak, maka wajar ketika celetukan yg menyangkut soal lawan jenis ditanyakan secara bebas. Sialnya karena saya anak perempuan paling tua, jadi sayalah yg sering kena tangkisan 2 biji adik saya itu.

Jadi kalau pertanyaan, "Mi, udah punya cowok belum?" atau "Mana nih pacarnya ... kenalin dong, Ti ..."
Maka jawaban Ati sama Mi bakal begini, "Ah, Teteh aja dulu~" atau "Ah, Teteh aja belom punya ..." 
Artinya, adik-adik saya itu beneran ngeliat contoh dari kakak-kakaknya. Kayak dulu kalau saya ditanya hal serupa, pastilah jawabannya, "Aa aja belum~"
Tapi agak beda kasus sih, kalau saya jawab gitu pasti diserbu, "Loooh ... kakakmu kan laki-laki, gak begitu masalah dong~ Dia mah tinggal milih aja ..." Terus biasanya cukup dijawab balik senyum cool ... *nasib beda setaun sama kakak semata wayang*



Ceritanya adik-adik saya suka nyanyi. Bahkan sebelum saya nginjek kamar karaokean, mereka udah nginjek duluan dan sepertinya ketagihan unjuk suara pakai mik. Agak becanda, saya bilang, "Wah ... nanti hiburan pas nikahanku mah kalian aja yg nyanyi, ya?"
"Boleh." Kikiki, mantaps dah ... ga usah keluar uang buat nyewa penyanyi segala ya~ #pelit#

Tapi akibat pernyataan itu juga, adek saya nganggep itu suatu hal yg penting. Jadinya kalau di mulai ngeluh pingin karaokean, mesti ditembak mati, "Teteh kapan atuh nikahnya? Aku pingin nyanyi."
...
*krik*

Makanya, isenglah saya bikin daftar lagu siang-siang gini :3

  1. You and Me - Lifehouse
  2. Darling I Do - Landon Pigg feat Lucy Schwartz
  3. Coba Katakan - Maliq & d'Essentials
  4. Dia - Maliq & d'Essentials
  5. I M U L - d'Cinnamons
  6. Kala Cinta Menggoda - Chrisye
  7. Dan Sekarang - GIGI
  8. Seribu Tahun Lamanya - Jikustik
  9. Dinda Dimana - Katon Bagaskara
  10. Pandangan Pertama - RAN
  11. Dia - Reza Artamevia
  12. My Love - Ten2Five
  13. Hanya Untukmu - Ten2Five
  14. Janji Suci - Yovie n Nuno
  15. Can't Take My Eyes Off You - Lauryn Hill
Mmm ...  aslinya banyaaak banget lagu cakep yg saya suka, cuma kalau dipikir-pikir ... genre musik saya kebanyakan itu swing yg otomatis ngeslow. Jadinya milih yg kira-kira ga bikin ngantuks dan ga mengubah kepuitisannya *ceileh

Kalau boleh diterusin nih ya ... entar nikahnya outdoor, resepsinya malam hari *kan otomatis tuh tamu yg dateng juga pada ngantuk, jadi gak lama-lama XD
Atau boleh juga akad di puncak Bromo ... hahaha, menggigil-gila tuh penghulu ... keburu beku~

Tapi keinginan terbesar saya sederhana saja. Berhubung tak suka berada di keramaian lama-lama (apalagi kalau penganten kan gak bisa makan semaunya), jadi kantor KUA buat sekedar ijab-qobul sepertinya sudah bisa sah. Resepsi cukup berbagi berkat untuk sekedar selamatan, selesai. Biaya resepsinya biar jadi tabungan haji sama suami *lebih manis kan?
Ngg ... terus lagunya ... dinyanyiin di kantor KUA? Wakakaka ...

Yaks, sepertinya gitu doang ...
Mungkin saya tinggal ngasih catatan gakpenting ini ke adek saya biar dihapalin semua itu liriknya~

Well, ada yg mau ganti/nambahin? :3




Kuningan bergeledek, 16 Oktober 2012

Friday, October 12, 2012

Islamic Center on Progress

Ada waktu selepas Ashar, ada saudara dari Jalaksana datang.
Setelah beli brokoli pesanan Mamah, keluarga kecil Aa dan saya tetap memutuskan untuk jalan-jalan sore seputaran Kuningan.

Bingung mau kemana, sebenarnya saya cuma pingin menggerakkan kaki saja. Rasanya tak banyak membantu walau di rumah ngider sana-sini. Boro-boro jalan kaki, yang ada naik kendaraan :))
Tak apalah, yang penting akhirnya saya tahu Islamic Center-nya Kuningan sekarang.

 Maketnya gak dipoto *lupa*
Yg pasti luas, di sekelilingnya masih berasa sabana kering. Mungkin karena sudah beberapa bulan hujan belum rajin mampir, dan keadaan sekitarnya juga masih sepi, terutama karena belum ada akses kendaraan umum dan jauh dari pemukiman.

Lantai bawah tak saya poto karena sedang ada acara (kecuali tampak luarnya)~
Di dalam lantai atasnya kira-kira begini:


Setelah itu, kami ngueng ke TK (Taman Kota).
Beli martabak deket sana, terus pulang *ini jurnal suka-suka amat ya*












Kuningan, 12 Oktober 2012


 

Wednesday, October 10, 2012

Be My Lady


Masih lembur ngerjain sesuatu sambil JetAudio-an ... well 'dihantam' lagu ini.
Saya jadi inget kenangan di Bandung.
Seseorang dengan gitar lusuh menyanyikan lagu ini.
Awalnya para mojang tak menghiraukan, pun saat petikan awal dimainkan.
Tapi saat dia mulai menyanyikannya ...
Indah.
Hati mana yang tak berdesir?



Bandung dalam kenangan, 10 Oktober 2012

*Pada seorang pengamen bersuara lembut:
You sang pretty handsome, Man ... but sorry I just had a thousand for you~
Someday we'll meet again then I'll give you more.
This might be so exaggerated.
But I do appreciate your voice.

Thursday, October 4, 2012

Satu Judul



Kini aku tahu mengapa,
gilanya merindui buku tua yang keriput ...
daripada berlipat jurnal dalam arsip digital ...

Saturday, September 29, 2012

Homemade Pepes Jamur

Akhirnya ... dapat juga kesempatan bebas praktik nge-pepes jamur. Mamah beli 4 plastik kiloan jamur tiram, berhubung sebagian pingin percobaan tambah ini-itu, saya pakai 2 plastik untuk dipepes murni jamur.

Photo4286

Bahan dan Bumbu:

Daun pisang, bersihkan bagian dalamnya, sobek secukupnya untuk wadah pepes

2 plastik jamur tiram, suwir-suwir, cuci

6 cabe sesuai selera (merah campur rawit), iris kasar (ga usah tipis)

6 siung bawang merah, iris kasar

4 siung bawang putih, iris kasar

1 batang serai, potong jadi 6-7 bagian dan keprek (atau potong kasar aja)

5-6 daun salam

Garam (dan gula, tergantung selera)

 

Cara membuat:

1. Campurkan semua bahan kecuali daun salam ke dalam 1 wadah, aduk-aduk

2. Ambil daun pisang, selembar daun salam, lalu tumpuk dengan bahan jamur tadi

3. Karena mengandung air dan saya kuatir bumbunya kurang meresap, taburi lagi dengan garam secukupnya

4. Bungkus, lalu kukus selama kira-kira 15 menit (sampai harum)

Cukup buat 6-7 bungkus pepes tuh~


Yummmyyyyyyy~

Thursday, September 27, 2012

The Queen of Reversals, LBS channel


Belakangan saya suka nongkrongin kamar keponakan.
Yaa awalnya memang buat gangguin dia, tapi ternyata saya menemukan hal lain untuk hiburan di sana.

2 tipi di rumah sebenarnya memakai parabola, otomatis ada beberapa channel ‘istimewa’ yg masuk. Hanya anehnya, channel-channel tiap tipi tersebut berbeda-beda. Misalnya saja, tipi keluarga bisa menayangkan Jchannel (ini Jazeerah bukan ya?), sementara di tipi bawah tidak ada. Cuma beberapa channel luar saja yg sama, misalnya NHK World (love it!).

Nah ceritanya saya ‘nemu’ channel LBS, celakanya saya diberitahu bahwa itu merupakan channel K-drama 24 jam. We-o-we kan? Padahal sekilas cuma terlihat seperti tayangan iklan Lejel aja, tapi ternyata isinya tak melulu tayangan komersil.

Awalnya nonton semua tayangan – ya, beberapa aja sih – salah satunya The Queen of Reversals. Entah kenapa sekali nonton langsung ngerti alurnya, padahal itu udah nyampe episode belasan.
Ceritanya soal suami-isteri yg bekerja satu kantor, kemudian ternyata bercerai karena hilangnya kepercayaan pada sang suami, karena satu divisi sama mantan pacar sang suami (nah lho, pusing?). Padahal aslinya sang suami ga macem-macem.
Terus di sana ada atasan sang isteri yg notabene masih muda dan gagah ... yg ternyata menaruh hati padanya. Ini mungkin yg namanya kagum berujung cinta :))
 
Terus terang, nonton pilem ini mendadak ikut risau. Masalahnya, si suami itu cakep dan setia ... tapi di sisi lain si atasan juga anaknya narsis dan lucu. Kayaknya kalau saya jadi penulis skenario, mesti ada salah satu yg mati.
Masing-masing pihak masih cinta. Tadi episode 16 itu si atasan hampir mengungkapkan perasaannya saking galaunya.
Hadeh.
I know how feel it, man. She loves him, she loves you not.
He loves her, he loves me not. For times. But it’s ok. I’ve graduated finally, man ... *loh

Memang pada akhirnya fisik itu bukan sesuatu yg penting. Banyak orang yg bersimpati pada si isteri bukan karena dia cantik lho, tapi karena kecerdasan dan empati yg dimilikinyalah yg bikin (kalau saya) orang bakal tersanjung dan menghormatinya.
Dari sini juga saya menemukan motivasi yg bisa kita pelajari. Ceritanya si isteri ngelatih temannya untuk bisa tampil dan lancar membawakan acara proyek mereka. Temannya sangat minder dan demam panggung, sementara Tuan Mok yg ikut menemani selalu membela temannya ini agar si isteri tak memaksanya untuk terus latihan. Si isteri dengan tegas mengatakan,
Tuan Mok, orang-orang berada di dekatmu merasa nyaman karena kau tak pernah memaksa. Dan itu disayangkan, karena dengan begitu kau tak pernah bisa membuat mereka maju.
Yeah, kalau terus berada dalam lingkar kenyamanan, kita tak pernah tahu rasanya berubah. Dan ini amat menohok perasaan rasanya.

Recommended buat yg suka K-drama. Poin lain yg saya suka dari serial ini adalah settingnya yg merupakan kantoran dan sudah melewati masa pernikahan. Bukan lagi membahas cinta sepasang remaja ataupun cinta aneh rakyat jelata dengan milyuner muda *no offense*

Monday, September 24, 2012

Makan di Warung, Gokana Teppan Bandung~

1 minggu nganggur jelang wisuda, saya bengong di rumah ... sambil nemenin para tamu yg mulai pada bubar, sambil maen sama ponakan kecil, sambil trial-error gaya kerudungan buat wisuda, sambil merencanakan sesuatu buat nanti di Jogja *halah,apaini~

Rencana ngajak adik saya ke Jogja seminggu sebelum wisuda ternyata gagal. Pengambilan toga dan segala perlengkapannya saya percayakan sama bibi yg duluan ke sana, karena pulangnya hari Sabtu ... sementara saya ngebet ikut ke Cilebak pada hari itu :))
Tiba-tiba adik saya berencana ke Bandung dari hari Minggu. Konon anggota kelasnya diwajibkan rapat untuk registrasian maba jurusan mereka. Berhubung cuma sedikit orang (sekelas cuma 8 orang), rapat-rapatanpun jadi agak meragukan. Tapi dengan pede, saya menawarkan diri agar pergi ke sana sekalian ngembaliin printer dan perlengkapan wisuda yg kelupaan beli *mumpung lagi THR-an, sesekali royal~

Rencana bermalam 2 hari saja agar tak begitu mepet dengan hari keberangkatan ke Jogja pada hari Kamis.
Perjalanan makan waktu sekitar 7 jam (ampun deh macetnya). Datang-datang disambut kamar kos yg 11-12 sama kamar kos lama saya. Hasegedeh, saya bela-belain ngebenahin itu kamar sampe lumayan rada enak buat selonjoran nyante.

Hadeh pembukanya aja lama banget... jadi langsung ajalah karena laper, saya diajak Ati ke "Makan di Warung", sebuah rumah makan seafood sederhana di daerah Dipati Ukur, Bandung.

Makan di Warung, Dipati Ukur


 Hmh. Enak.
Saya lupa nama menu yg dipilih, yang pasti Ati mesen cumi sama sepiring sapo tahu Jepang (benerann enak!). Sapo tahu ini sampe saya cari resepnya gimana. Udah nyoba, tapi rasanya beda :)) padahal lumayan nih kuah buat pengganti capcay yg gitu-gitu aja. Belum lagi tahunya ... uh, lembut banget di mulut.
Biar kata orang segitu terbilang murah, tapi buat saya tentu aja engga (karena ngebandingin yg di Jogja). Dan ... itu kenapa juga minumnya biasa banget? Ohoo ... itu karena setiba kami di Bandung, ndadak kondisi badan down dan tenggorokan kena radang (lagi). Tapi tetep aja kuliner itu pantang disia-siakan ... *serius*


Lanjut esoknya kami capcus agak siangan, karena ... kepala mulai cenat-cenut dan badan mulai menggigil. Kami ke Istana Sepatu buat nyari sepatu wisudaan. Ati juga butuh sendal gede (karena ukuran kakinya jumbo). Daaaan .... terpilihlah sepatu-sendal simpel tanpa hak buat wisudaan.
"Orang ga bakal liat kamu sampe detil dari atas sampe bawah!" Begitu keyakinan saya.

Entah gimana rupa saya, berkali-kali Ati nanyain, "Teteh gakpapa? Ini kalo mau muterin bakal lama lho. Makan aja dulu yuk ..." Oke. Saatnya nyari tempat yg enak sekalian istirahat ...

 
Gokana Teppan
        

 
 


Mm... ada reviewan dari teman saya yg cantik soal GT ini. Tadinya pingin yg paket apaa gitu namanya, cuma Ati ngingetin ada teriyaki di situ. Yang biasa saya kuatirkan pake angciu-nya itu lho. Jadi saya pesan yg netral saja, ada ebiapaa gitunamanya. Biasa deh, kayak di Hokben ato Bee's. Btw kerupuknya enak~
Karena feelin' unwell ini, saya ga bisa nyicip total. Pedas dikit, kesiksa tenggorokan. Sempat nyicip kuah ramen pesanan Ati juga. Agak pedas sih. Walau begitu, lagi-lagi habis sampe ke es-nya tuh, mwahahaha~ *banyak makan biar cepet sembuh #alesan-gempur-radang#

Mendadak ditilpun Mamah, disuruh pulang cepet biar ada waktu rehat pas nanti perjalanan ke Jogja. Yap, jadi malamnya kami ngetravel pulang dengan oleh-oleh sakit. Travel juga serasa milik pribadi, berhubung penumpangnya cuma kami berdua doang :))

 
Powered by Blogger.