Sunday, May 26, 2013

Wah, Aku Gak Diundang Tuh...

sumber

Pernah dengar seperti judul saya itu? Saya sering, terutama pas ada even pernikahan.

Bagi emak-emak muda yang sudah mengalami momen indah itu pasti tahu dong ribet-ribetnya persiapan nikah, dari pesan salon, menyerahkan berkas ke KUA, katering, terus lagi suvenirnya... dan gak kalah penting tentu saja undangan.
Seringkali saya mendengar keinginan teman-teman yang ingin tasyakuran hari bahagianya secara simpel saja, tidak dibuat mewah... boleh dong? Mengapa harus bermegahan sementara itu jadi mubazir buatmu? Sesuai ayat Q.S At Takaatsur:


أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ 

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (QS. 102:1)

حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ 

Sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS. 102:2)

كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ 

Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu) (QS. 102:3)
ثُمَّ كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ 

dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. (QS. 102:4)

Lanjutannya bisa dicari sendiri yak :p

Zaman sudah makin maju, teknologi sudah banyak membantu komunikasi manusia. Gak heran dalam kondisi serba gampang seperti ini, para calon pengantin juga ikut memanfaatkan fasilitas yang ada, termasuk undangan kilat via short message service (sms).

Dulu saya kuliah di Jogja, kemudian balik ke tempat asal di Jawa Barat. Sementara pada usia sekarang ini, kabar bahagia (pernikahan) bukan lagi hal yang menghebohkan. Dari jarak yang ditempuh selama berjam-jam dengan kendaraan, saya pribadi merasa tak berkeberatan kalau seorang teman mengabarkan berita pernikahannya lewat sms. Justru saya sering tak enak hati ketika teman saya bela-belain mengirimkan undangan lewat pos. Padahal diberitahu saja sudah senang lho, saya pasti doakan. Karena saya pikir, masalah jarak, waktu (yang mungkin mendadak), dan biaya bahkan hal-hal lain sangat bisa dimaklumi.

Lain saya, lain dengan orang lain.
Dulu sewaktu masih TA ada beberapa teman yang menikah. Mereka mengirim sebuah undangan dengan mengatasnamakan anak-anak kelas kami, juga mengirimkan sms kepada beberapa orang agar japri, karena tak semua nomor hp teman seangkatannya dia punya. Dan hinggaplah ucapan itu: "Wah, aku gak diundang, tuh...". Dan ini menjengkelkan.

Memang beda-beda karakter tiap orang kalau komentar. Ada yang sensitif negatif, ada juga sensitif positif. Yang positif, ya dia berpikir berulang kali... bahwa alasan temannya mengundang cuma dengan japri atau undangan 'keroyokan' itu pasti sangat masuk akal. Mungkin karena jarak yang sudah berpencar-pencar jadi hanya bisa dititipkan, atau mungkin teman-temannya kelewat banyak.

Negatifnya ya seperti judul tulisan ini. Karena gak ada undangan khusus atas nama dirinya, dia langsung menjudge bahwa temannya sengaja tak mengundangnya.Kalau merasa ingin diatasnamakan perorangan, kan bisa ditanyakan dulu kenapa tidak mengundang satu-persatu... atau kalau memang tidak bisa datang, ya bilang saja tak bisa datang. Undangan gak usah dikambinghitamkan.
"Wah maaf saya tak bisa hadir, tolong sampaikan salam saja", atau "Saya tidak begitu kenal orangnya, tapi saya ikut doakan"... kan terdengar lebih manusiawi. Karena harapan kedua mempelai pasti tidak jauh dari doa restu kerabat/sahabat terdekat mereka.

Gini deh sinisnya saya, maaf kalau ada yang tersentil. Seringkali saya berpikir kalau ada orang yang bilang seperti itu, itu sudah tanda bahwa dia enggan untuk datang. Daripada jadi tamu tak diundang, mendingan gak usah dateng sekalian... gitu lho!
Kecuali dia punya masalah dengan si pengundang di masa lalu, ucapan seperti itu bisa saja dimaklumi.

Untuk seorang teman dekat, rasanya memang sungkan gimanaaa gitu kalau hanya mengabarkan lewat sms atau via elektronik lainnya. Sehingga seringkali memaksakan diri untuk mengirimkan undangan asli lewat pos. Padahal cukup memberi tahu via sms/telepon saja tidak masalah menurut saya. Masalah waktu luang bisa hadir atau tidak tentu saja itu perkara kelanjutannya. Datang ya senang, gak datang ya pastikan hadirkan doa untuk mereka dari jauh :)


Kuningan, 26 Mei 2013

#rasanya kaku sekali lama tak menulis 'lepas', dan endingnya... rasanya kok menggantung gitu ya.. -__-

Thursday, May 23, 2013

My First Bought-Gamis by Online


Saya memutuskan untuk beli sebuah gamis simpel polos dari Mb Ii, temen blogger yang pernah beberapa kali kopdar juga suka jualan secara onlen. Dikirim hari Rabu, nyampe hari Selasa... *lamanyaaa... ni gegara distributor JN* yang punya banyak alesan paketnya bisa nyampe hampir seminggu. Ah lupakan, yang penting paketnya sampai dengan selamat :D

Jadi, gamisnya sebenarnya langsung saya coba dan cukup pas, tapi saya langsung rendam buat dicuci. Kabar baiknya, gak luntur! Hihihi... dan adem pula, bahannya sejenis katun ungu yg saya bikin dress juga.

Makanya... setelah beberapa hari mandeg di jemuran sampai masuk lemari, saya baru coba memakainya lagi---dengan dobelan pakaian sebelumnya :)))

Hasilnyaaa...

ditdut penasaran sama hape
diliatin ditdut




 Sambil jagain neng Tean, saya ajak sekalian poto bareng dah... :))
 Ada beberapa hal yang mengganggu... terutama bagian panjang tangan dan lebar bahu... saya ceroboh tidak tanyakan dulu pada Mb Ii. Gakpapa, ini baru awal... lain kali saya pasti tanyakan dulu ukuran tersebut, terutama panjang rok.
Yah... terutama karena saya tambah ndut, hahaha... pantesan gak sebagus yg di poto lapaknya sono -__-
Pokoknya, makasih ya mbak Ii.... maap baru posting sekarang kenarsisanku... :D

Cekian ya, kaka-kakaaa...

Tuesday, May 14, 2013

Rapid Fire Question

Baiklah bu guru Indri, saya mau coba ngerjain PR bebas ini... *tuh sampe gak punya kata-kata pembuka saking bekunya ini otak -__-

10 pertanyaan itu adalaaaah...
1. Nambah atau ngurangin timbunan buku?
Nambah.
2. Pinjam atau beli buku?
Dua-duanya :3
3. Baca buku atau nonton film?
Dua-duanya (juga).
4. Beli buku online atau offline?
Langsung ke tokonya... *dijitak gada di pilihan
5. Buku bajakan atau ori?
Ori KW 1 *wakakaka...
but original one is always the best quality ;)
6. Gratisan atau diskonan?
Dua-duanya  ($__$)
7. Beli pre-order atau menanti dengan sabar?
Menanti sabar... *latian sabar :))
8. Buku asing (terjemahan) atau lokal?
Dua-duanya.
9. Pembatas buku penting atau biasa saja?
Penting.
10. Bookmarks atau bungkus chiki?
Saya bingung nafsirin 2 pilihan ini.
Bookmarks (yg di internet) aja deh. 


Pertanyaan tambahan dari Mbak Indri:
1. Jalan sendiri atau ada yg nemenin (bisa juga suami, anak)
Ada yang nemenin.
Bagusnya suami :">
2. Prefer tidur siang atau tidak?
Tidaks.
3. Highheels-wedges atau flat shoes?
Flat.
4. Kue talam atau rainbow cake?
Klepon... *dijitak gada di pilihan
Kue talam kali ya...
5. Atm atau cash?
Dua-duanya (lagi).

Kelaaaar... giliran saya kasih pertanyaan nih ya...
1. Westlife, Suju, atau SM*SH? #no other choices yes, ini cuma 'simbol' :p
2. Gunung, gurun, hutan, atau pantai?
3. Olahraga apa yang (bisa) kalian minati?
4. Mars, Venus, atau Saturnus? :))
5. Bad habit apa yg kalian tahu tentang saya? *gimme correction ;)

Saya hibahkan kelima pertanyaan itu pada:
1. Mb Indri
2. Mb Rien
3. Afininda
4. Mb Ii
5. Mb Hanifah Sya'roni
Sisanya biar saya toel di fb :)))

Temen2 cukup jawab yg 10 pertanyaan itu sama pertanyaan dari saya. Setelah itu kalian boleh ngasih 5 pertanyaan lain buat ditujukan ke teman2 lain ;)
Saya ndak memaksakan, karena tahu kalian pasti punya kesibukan masing-masing. Sooo... kerjain yaaa! *malah maksa :)))

 
Powered by Blogger.