Thursday, December 29, 2011

Inbox Pagi Buta...

Nyubuh-nyubuh dapat tilawah reminder dari teman, bagus juga nih.
Saya copasin ya :D




Saat Anda membawa Al-Qur'an, setan biasa-biasa saja.

Saat Anda membukanya, setan mulai curiga.

Saat Anda membacanya, ia gelisah.

Saat Anda memahaminya, ia kejang-kejang.

Saat Anda mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari, ia stroke.

Terus baca & amalkan agar setan stroke total, jantungan bahkan mati.

Ketika anda ingin menyebarkan sms ini, setan pun mencegahnya.
Setan bilang "Ga usah SEBARIN, ga penting kok"

Yuk sebarin.
Seikhlasnya.. :)

Tuesday, December 27, 2011

(telat) Sunrise Palutungan




Masih sama Mbak Nopek.

Niatnya tanggal 26 Desember 2011 pagi kemarin mau lihat sunrise.
Sayang mata berat kami lebih dimanjakan...
jadinya baru jam setengah 6 kami berangkat main, padahal matahari udah nongol duluan.

Saya sebenernya bingung mau ke arah mana...
Akhirnya saya navigasikan ke arah Cigugur...
Niat tinggallah niat... kami naik sampai ke Cisantana, dimana desa ini sudah yang dekat dengan kaki Ciremai...

Karena nanggung, saya langsung minta terus naik sampai Palutungan, objek wisata kemah yang banyak pinusnya.
Awalnya waswas sapa tahu pintu masuknya mesti bayar 10 rebu per kepala, tapi alhamdulillah... kami masuk dengan gratis... karena masih pagi maka belum ada yg jaga boks tiket... wohohohoho...



Pocket cam jamaah keluarga saya sedang sakit, ditambah tak baterainya belum beli. Jadilah saya andalkan penuh pada mister X.


Dijepret dengan kamera Nokia X2.
Editing sebatas exposure dan contrast... *maap yah gak begitu terang, soalnya emang bagusnya gelap... #eh

Sunday, December 25, 2011

Kunjungan Mbak Nopek ke Rumah




He he...
Ini Mbak kos saya setelah sekian abad bulan gak ketemu.
Mumpung libur, saya palaklah motor si aa... sampe sore... ohohohoho...

Keliling jantung kota mungil ini... ke daerah atas.
Tentu diguyur hujan, padahal berangkat sebelum dzuhur.
Ya sudah... beruntung bukan hujan deras :)

Rencana ke daerah Cilimus gagal...
Ke Linggarjati juga gagal...

Tring-tring...
nemu ide ke Waduk Darma.
Sipp, jadilah kami kesana.
Tak lupa bawa bekal jas hujan biar gak total basah kalaupun bertemu hujan :D

Daaannn.... dingin.
Banyak angin.
Tentu juga gerimis.


Tapi bahagia.
*halah*

Sayangnya kamera saya habis batere... gak bawa cadangan.
Kamera hape juga bertahan sebentar... karena lowbat... ="=

Ya sudahlah, seadanya saja ya. Manggaaaa....

Friday, December 23, 2011

Dating in Cirebon

Udah hasrat.
Lama juga ga ke sana.

Maka hari ini Ai sama saya iseng nge-date ke Cirebon. Tujuannya simpel: ke gramed sama nonton di kegelapan (bioskop maksudnyah). Khusus saya ada tambahan: coba kendaraan umum di Cirebon.
Selama ini kalau ke Cirebon palingan ikut Apa belanja buku, itupun boro2 ngebioskop. Kesempatan deh, mumpung ada temen bengong.



Berangkat dari Aruji ngangkot ke Cirendang, lanjut elf ke Cirebon. Tambah ngangkot lagi ke tempat tujuan. Murah, total sebalik 10 rebu aja, kembalian 500 pula.
Saya nyampe duluan di Grage.
Ai berangkat dari Majalengka, langsung ngebis dari sana.

Cetat-cetut bingung, langsung menuju pesta buku Gramed. Gada yg menarik, rak juga masih pada kosong. Akhirnya langsung ke Gramednya sekalian.
*Ka Desiii, aku pinjem Kereta Tidur-nyaaa!*


Benar-benar date ala teenlit:
Makan bareng, dibayarin juga.. (tapi ujungnya saya bayar utang)
Nonton film romantis sampe menitikkan airmata.. (bukan ding, itu karena nonton 'Hafalan Shalat Delisa')
Milih-milih baju.. (buku, ding)

Soal yg terakhir itu saya demen deh.
Di Gramed saya banyak nemu pasangan belia. Masih pake seragam sekolahan, khusu' baca. Ada yg milih-milih.. eh, ditraktir buku sama si pacar. Wahai gadis, beruntung banget punya pacar yg rela kencan di gudang buku, terus nambahin buku di rakmu.. *jadi inget jurnal Mb Idan deh

Hafalan Shalat Delisa?
Liat trailernya aja ya.. *ga niat repiu

Pulangnya gak lupa beli Breadtalk, ditraktir sih... jadi gimana yah.. masa iya ditolak dari temen kencan? *diuleg Ai*
Terakhir kami pulang nge-elf bareng, jurusan langsung Cikijing dan nglewati Aruji. Tak lupa diiringi lagu Sahara sama Alamat Palsu. Alhamdulillah sampai di rumah dengan selamat ... :d






22 Desember 2011.

Pengaruh 2 gelas kopi sore tadi kuat juga. Berhubung beberapa hari 'puasa' ngopi kali ya?
Hasegedeh, jurnalnya payah. Biarin ah.
Lumayan udah rada ngantuk nih.

Maap yah Ai, potonyah sayah colong...
tenang aja, sayah pilih yg paling bagus kok...
*disambit Ai*

Wednesday, December 21, 2011

Doa untuk Semua


Dia seakan tak pernah tahu sudah berapa banyak luka karena lidahnya.
Sudah berapa banyak harga diri yang dia injak karena ego.

Satu yang kutahu.
Dia tak lagi keras kepala.
Tapi hatinya telah membaja.




Aku larut.
Menatap seseorang yang menangis tak bersuara.
Berkeluh kesah menumpah segala beban.
Oh wanita.

Terimakasih membuatku merasa ada.








Semoga kalian diberikan kelembutan hati.
Semoga doa-doa yang tercurah, adalah harapan untuk menjadi lebih baik.
Semoga kalian berjodoh bersaudarakan siapapun yang memuliakan manusia.





21 Desember 2011
Mohon doa agar segala masalah bisa terselesaikan dengan arif.
picture

Coba-coba Zooming Camdig...


kayak metal..

Setelah coba di album ini , ada beberapa masukan akhirnya saya coba. Masih pakai alat yg sama, kali ini saya pake banyak editan, tapi beberapa diantaranya (RGB) cuma memakai seperlunya biar gak gelap :D


difoto camdig Nikon Coolpix L11 ver 1.0
diedit dengan sedikit sentuhan Lightroom 2.7

Jepret Iseng




Hasil foto-foto perjalanan hiking sama keisengan siang tadi... :D


difoto camdig Nikon Coolpix L11 ver 1.0
diedit dengan sedikit sentuhan Lightroom 2.7

Monday, December 19, 2011

Hiking (Bukit) Mayana




18 Desember 2011 kemarin ekskul di almamater Ati ngadain hiking. Mumpung Atinya juga ikut, saya juga ikutan ah, udah lama juga nggak jalan nerobosi hutan, ahaha...

Medannya bener-bener curam, sayang fotonya masih sama temen. Camdig saya sedang agak error sejak dari Semarang beberapa waktu lalu :(

Nikmati aja yah ;)

Thursday, December 15, 2011

(FF) Kalkun

Celemeknya disampirkan ke kursi goyang.
Kalkun panggang telah tersaji di atas piring besar.
Asapnya masih mengepul, menghembuskan aroma lezat di setiap indera penciuman. Begitu pula cawan-cawan keperakan di sekitar meja. Menunggu anggur dituangkan.
Ah, harmonisasi penantian...


Mau perayaan ataupun bukan, setiap kalkun baginya adalah sebuah pesta.
Dia akan duduk, makan dan sedikit berbincang, kemudian mungkin ada gelas-gelas yg didenting.
Oh ya, ini -- tentu saja -- untuk SEMUA pesta.

Termasuk pesta perceraiannya.




*iseng*
*nunggu-bubur*
picture taken from here

maag kambuh itu... enaknya makan/minum yg asem-asem...

Monday, December 12, 2011

Friday, December 9, 2011

Mbolang Semarang


eeeuuu... ini masih di kos...
ceritanya padam listrik.... iseng moto lilin sama ulegan sambel... :))

4 Des 2011

Maen ke kota sebelah atas ajakan temen... :))
Cerita-ceritanya nyusul.




*Difoto dengan camdig coolpix 1.0
Sebagian besar diedit dengan Lightroom 3.0

Tuesday, November 29, 2011

Apa Dosa Komik? (3)

Terus saya ingat sesuatu... yang bikin kesal, soal pertanyaan 10 tahun lalu.
Kalau tidak SMP, mungkin SMA.

Seorang teman bertanya dengan cukup seriusnya, "Kamu suka baca ya Ve?"
Waktu itu saya cuma memberi pandangan kamu-kok-tumben-tanya-gitu.

"Bukan apa-apa, pengen tau aja."
Saya jawab dengan anggukan kepala. Skeptis.

"... tapi komik ya?"

Mendengarnya saja membuat saya melempar pandangan kamu-mau-nanya-apa-sih (tandatanya raksasa). Kata "tapi" itu lho.

Saya langsung tanya balik "Baca komik itu salah?"
"Enggaklah, aku cuma pengen tau aja."

Gegara pertanyaan itu saya ingat pernah mengalahkan prestasi akademiknya.
Apa karena itu? *maaf prasangka saya jelek

Kalau mau pengakuan saya, tak setiap lembar buku pelajaran itu menarik.
Jadi saking menariknya komik, saya lebih betah menghabiskan waktu membaca itu ketimbang buku paket sekolah.

Semoga kamu-yang-bertanya-soal-komik bisa memahami, orang juga punya pilihan sendiri atas buku yang mau dia baca. Bahasa kerennya: selera.

Tolong. Jangan deskriminasikan mereka yang suka komik dengan nada bicara dan tatapan itu. Benar-benar tidak enak lho, seakan-akan kamu bilang "Ga usah temenan sama gue kalo bacaan lu gitu doang".

Tapi lebih baik membaca daripada tidak sama sekali, kan?





Hujan 29 November 2011

dari seorang anak yang bersyukur tak kehilangan waktu untuk membaca buku anak-anak

Apa Dosa Komik? (2)

cerita sebelumnya

Curcol dikit deh...

Dulu sewaktu kecil saya sering main ke lapak Apak. Beliau menjual kitab hingga alat tulis.
Walau tak semegah Gramedia ataupun Togamas (memang bukan sandingan yg tepat sih ), entah mengapa ada semacam magnet tersendiri ketika saya menyentuh dan membuka lembaran buku cerita rakyat.

Tahu kan buku-buku cerita rakyat jadul seperti apa? Biasanya bergambar minimalis hitam-putih, dengan font 14 spasi 1,5... yang tebalnya satu senti saja tidak ^^
Banyak sekali, nangkring di dekat rak buku pelajaran sekolah.

Tapi ya ngunu kae lah.
Dengan segala keterbatasan yang ada saat itu saya berulang-ulang membacanya sampai bosan, melihat-lihat segala tumpukan buku serupa dan berharap ada judul yang baru.
Sekarang kalau ditanya cerita rakyat, mesti saya bisa... garuk-garuk kepala... *lupa!

Hal yang membahagiakan adalah saat saya ikut 'tamasya buku' (baca: belanja grosiran buku) rutin Apak ke Cirebon.

Ada sebuah toko sempit di daerah Gunungsari yang mempertemukan saya dengan tahu aci sambel petis dan buku-buku Anderson. Yiha!
Buku-buku besar tipis berwarna-warni dengan gambar keren, dan kertas yang bagus. Uw


*tu bi kontinyud*

Apa Dosa Komik? (1)

Sebel juga kalau ingat.


Saya memang bukan siswa jenius semasa sekolah.
Saya akhirnya bisa menyimpulkan bahwa sekolah tak menjadikan seorang siswa itu pandai.
Ia hanya sebatas salah satu tempat belajar dan berkenalan. Siswa diajarkan untuk menjadi 'bisa' dan sebenarnya kan tak dituntut untuk menjawab semua pertanyaan.
Setidaknya begitu menurut saya.


Oh maaf, ngalor-ngidul sebentar.

Kembali soal sebel tadi.
Saya juga tak pernah tahu apa masalah salah seorang teman saya sampai bertanya hal yang... apa-maksudnya-sih?

Coba pikirkan ketika menemui kasus begini:

Anak yang sejak kecilnya hanya berhadapan dengan gambar minimalis yang terbatas, suatu kali dipertemukan dengan rak-rak penuh buku yang kaya dengan berbagai macam gambar dengan kemasan bagus. Kira-kira apa yang dipikirkannya?

Harta karun.

Sepakat?

*tu bi kontinyud*

Friday, November 11, 2011

Monday, November 7, 2011

Berkurban...




Berkurban itu... tak selalu hewan dan dikondisikan secara fisik.
Berkurban itu... ketika harus rela menjadi tukang foto dadakan oleh adik sendiri...

Ra jelas? Emang kok.

Thursday, November 3, 2011

Thursday, October 20, 2011

Friday, October 7, 2011

Friday, September 16, 2011

sms enjing tea...




Bila dirimu sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju ridhoNya, bersabarlah dengan keindahan.

Demi Allah, dia tidak datang karena ketampanan, kecantikan, kepintaran ataupun kekayaan. Tapi Allaahlah yg menggerakkan.

Janganlah tergesa untuk mengekspresikan cinta pada dia sebelum Allah mengizinkan. Belum tentu yang kaucintai adalah yang terbaik untukmu.
Siapakah yang lebih mengetahui melainkan Allah?

Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta rapat-rapat.
Allah akan menjawabnya dengan indah pada saat yang tepat.

____________________________________________________





*gambar dari sini

Wednesday, September 14, 2011

Sunday, September 11, 2011

Curhat Mamah soal telepon nipu... :))

HUT Kuningan ke-513


kripik ubi (manis version)

6 September 2011

Bergeje ria di rumah da kararesel.
Maburlah saya ke jalan raya yang katanya ada pawai... *ih kayak anak kecil amat sih Neng #biarin

Pelampiasan tanggal 4 September yang konon ada pacuan kuda sama lomba panahan... bataaaaallll... :(

Friday, September 9, 2011

Tuesday, September 6, 2011

Dulu Kamu...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kamu dulu sering dijahili."

Mama terkekeh, mungkin kejadian lampau teramat lucu baginya.
Sekalipun aku, puterinya sendiri, yang jadi korban.


"Ingat tidak..."

Tidak, Ma.
Tentu saja... dia belum selesai bicara, bodoh.

"... dulu kamu yang paling sering memungut jambu. Sendiri."

Oh ya, aku ingat.
Kakak dan kawan-kawannya suka memanjat pohon jambu milik tetangga. Dulu sekali.
Aku menunggu di bawah. Menunggu hujan jambu.
Kami tidak nakal. Meminta jambu pun izin dahulu. Hanya saja terus-menerus.

Aku menunggu tawa Mama.
Ah hening. Cuma sesungging lengkung di bibirnya saja.


"Dulu kamu gemuk menggemaskan. Pipimu merah dan suaramu lucu sekali."

Haha benarkah Ma?
Kau sering bercerita soal aku. Membawaku ke tempat kerjamu bukan ide bagus.
Rekan-rekanmu akan mengerubungiku seperti lalat. Mencubitiku.
Merah-merahlah pipiku. Katanya.


"Dulu... maksud Mama - saat kamu masih TK, ada anak lelaki mengecup pipimu."

...
Oh ya, kasus itu.
Aku masih bertanya-tanya siapa yang melakukannya. Sayang aku tak pernah tahu.

Apa karena tak mencari tahu, atau karena tak
mau tahu?
Ah... aku mati penasaran, Ma!


"Sekarang Mama tak cemas kamu sendiri, kamu punya banyak cinta."

Masa laluku tak selalu putih. Tapi mereka berlalu seperti abu diserpih sepoi.
Mereka hilang sedikit demi sedikit. Walau wujudnya tak pernah mau menguap.

Tetapi tumpukan itu... telah lama lenyap, Mama.

Orang-orang berbisik riuh. Mereka semua hitam dan gelap. Samar bisa kulihat geng kampusku bahkan di sana.
Aku terkejut. Aku bisa merasakan mereka. Hei, doa-doa.
.
.
.
.
.
R.I.P. Partita Ali.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di atas bendera adikuasa.
Setengah sepuluh malam.
Waktu perkiraan neng yang lupa tanggal dan rusaknya jam dinding.

Saturday, August 20, 2011

Sahabat atau Teman?




'Aku ngerasa dia ini misterius,' Kamil berkomentar lugas dalam maghrib sepi.
Saya menoleh sekilas dan lanjut mengunyah tempe.
'Memangnya, ada orang yg benar benar deket dengannya dari hati ke hati?'

Sambil makan, saya berpikir apa mungkin saya sudah keliru menyebut dia sebagai 'soulmate'/'sahabat' ya?
Pada dasarnya, saya dan si Z yg dibicarakan itu sering jalan bareng, walau sekedar mengantar atau menemani saja. Tapi komentar Kamil petang itu membuat saya berpikir ulang soal pertemanan kami. Dia ada saat saya butuh, dan begitupun sebaliknya.
Tapi kami jarang membicarakan masalah dan isi hati, makanya tak pernah sekalipun kami bertengkar lalu marahan. Inipun baru saya sadari.
Beda halnya ketika saya dekat dengan anak kos. Bisa nyampe marahan, curhat ini-itu... mungkin karena tahu kebiasaan masing-masing jugalah yg membuat kami dekat seperti saudari dalam satu keluarga.

Sementara dengan Z...
Saya tak tahulah. Baru baru ini saya tahu dia punya masalah yg cukup pelik. Saya tahu bukan karena dia berbicara, tapi karena orang yg berkaitan dengan masalah itu membeberkannya pada saya. Olala.

Lalu, soal penampilan.
'Kamu ngerasa nggak, dia tiba-tiba berkerudung itu hal yg tak wajar?' tanya Kamil. Saya menggeleng.
Positive thinking membuat saya malas berpikir macam-macam tentangnya.
'Saat semua orang memberinya selamat, aku malah ngerasa ada hal janggal. Aku tak bisa jelaskan, tapi sejak itu juga kamu jadi tahu kalau dia agak bermasalah kan?'

Ya baiklah. Memang benar adanya.

Kalau begitu kami berteman saja. Memutuskan hubungan yg sudah terjalin baik sama saja menuai murka Tuhan.


Sahabat.
*sigh










Pagi emas yg lelap,

20 Agustus 2011

Tuesday, August 16, 2011

[Puasa PertamaX] Sahur Seadanya di Kos Baru

  Ehm, fokusnya mungkin agak meleset. Tapi ndak apa-apalah yang penting ikut lomba.


Ceritanya saya pindahan tepat sehari sebelum puasa pertama di tahun ini.
Beruntungnya memiliki teman yang care, bersedia bersusah-susah membantu pindahan saya mengangkut barang dengan motor-motor mereka.
Awalnya bingung juga mau ngangkut kasur kapuk seberat gambreng siapa mau bantu? Alhamdulillah temennya temen kos rela ngangkut... ampe nyampe kos... ampe tiba di lantai 2 kamar sewa.

Semoga si adek dapet balasan rejeki dan enggak salah urat habis itu. Tuh kan, itulah gunanya punya temen baik... bukankah teman adalah cerminan diri sendiri? *narsis terselubung


Entah mengapa hari Minggu itu semuanya tampak serba mendadak. Saya dikabari sepupu yang katanya lagi menuju Jogja untuk urusan bisnis suaminya. Sementara itu saya baru angkut-angkut jam 9-10an dan ternyata sodara saya yang cantik itu sudah sampai di Jogja pada jam dzuhur.
Gimana nggak bingung... jam 12 teng saya baru selesai angkut semua barang, sementara itu sodara dalam perjalanan ke kos, belum beres-beres... dan belum mandi sarapan.

Singkat cerita, saya bertemu dengan sepupu. Kami pergi makan siang ke Jejamuran. Alhamdulillaaah, sudah lama saya ingin coba ke sana tapi belum sempat juga. Ah, inilah bonus indahnya silaturahim...
Berhubung di sana hidangannya sangat mengundang selera, saya skip saja ya. Pokoknya... ennnnnnaaaaakkkkkk... dan kenyang (banget).

Sebagai resikonya, rasa kenyang itu tetap ada sampai malam harinya. Saat itulah saya dan teman saya melaksanakan tarawih perdana, di mesjid kampus kami. Jarak dari kos sekarang ke sana lumayan jauh, tapi bisa tetap terkejar tarawih dari awal hingga akhir.
Barulah dalam perjalanan pulang tarawih, kami mulai merasa lapar. Sepakatlah kami ke warung burjo terdekat demi mie instan panas.

Tak seperti kebiasaan di kos lama ketika Ramadhan tiba. Biasanya jam setengah 3 sudah beramai-ramai membangunkan tetangga kamarnya. Namun sahur hari pertama saya ini tak terasa kegiatannya. Jam setengah 3 lebih kami sudah bangun, tapi tak menemukan aktifitas apapun. Benar-benar sepi.

Pada jam 3, suara-suara berisik mulai bermunculan di lantai bawah. Klontrang-klontreng. Olala, mereka masak.

Gerendel pintu tak terbuka. Wah, firasat buruk. Sampai hampir imsak, kami hanya bisa memutuskan memasak air panas dan menyeduh minuman. Beruntungnya masih ada persediaan. Saya hanya mengkhawatirkan teman saya yang perutnya sensitif setelah makan mie instan. Jangankan dia yang sensitif, lambung saya saja mulai perih. Tapi berkat este emje sachet, lambung saya sehat jaya hingga waktu berbuka tiba.



Usut punya usut, pemilik kos baru ini ternyata bukan Muslim. Saya baru diberitahu anak kos lama bahwa gerbang luar memang tak dibuka karena yang memegang kunci cuma si pemilik kos. Ceritanya di sini (contacts only).
Alhasil, anak-anak biasanya memasak atau delivery.

Yah sudahlah, namanya juga baru. Bukankah di luar sana masih ada yang anteng tanpa sahur (karena gak ada persediaan amunisi maupun kesiangan bangun sahur :p).

Ini kisah saya dan indomie...
Apa kisahmu? *loh




Tapi ini benar-benar saya ikutsertakan lomba trio koalisi di marih. Tidak bermaksud iklan atau sejenisnya. Bila ada hal-hal hil-hil yang sekiranya menyinggung, maafkaaanlaaah... *Inul mode on

Monday, August 15, 2011

exclusive kopdar maskam ugm




Kopdar kami banyak banget, bertemu dengan banyak orang... *soalnya di mesjid
Tak lupa takjil dan tarawih. Setelah sebelumnya saya ingatkan pada kaka-kaka perguruan bahwa kos saya dibatasi hanya hingga sekitar jam 10 malam, saya pikir tak apa kalaupun tarawih sampai jam 9.

Ternyata o ternyata... ceramahnya lama. Akhirnya tarawih cuma ikut setengahnya.

Alhamdulillah, Allah tak membiarkan saya sendiri melewatkan malam mingguan. Mbak ii nginap di kos baru saya... fyuh. Memang langgan banget ditinggal-tinggal temen kos yang rumahnya pada deket... =__=a

Maturnuwuuun silaturahimnya, ah coba kaka pertama juga ikut... *nglirik mbak desi

[kos anyar 2] Rabu Ganjil

 
Rabu malam pertama puasa ini saya kedatangan teman kuliah, sebut saja namanya Exa. Dia sudah meminjamkan saya laptopnya demi mengopi film City Hunter, dan tidak menyesal... karena Mihno memang tak membosankan dilihat. ‘Man’ banget dia di film itu.

Oke stop, bek tu topik.

Saya menyambutnya dari gerbang. Kami naik ke lantai 2. Karena tepat berada di depan tangga, saya langsung masuk ke kamar. Alih-alih ngekor masuk, Exa malah bertanya pada tetangga kamar saya yang kebetulan keluar dari kamarnya.
“Kamar yang itu ditempati siapa?” tanyanya.
“Yang di pojok itu?”
“Iya yang itu, sekarang siapa yang nempatin?”
Ganjil sekali. Pertanyaannya mendesak, dan agak histeris juga dia menanyakannya. Teman kos saya, Mbak Amel, yang kebetulan sedang di dalam kamar saya memberi tatapan penuh arti pada saya.

“Aku yang nempatin, Xa,” jawab Mbak Amel, yang juga masih terhitung baru nempatin kos. Barulah Exa masuk ke kamar dan memastikan sendiri jawabannya. Saya dan Mbak Amel sendiri langsung bertanya kenapa begitu ngototnya ingin tahu siapa yang menempati kamar pojok yang paling luas itu.

Dia menjelaskan bahwa dia dan penghuni lama kamar itu temannya. Obrolan selanjutnya saya tak begitu ngeh, tapi kemudian kami saling bercerita soal nostalgila semester-semester awal saat masih satu kelas.

Kami tertawa-tawa. Mengingatkan keusilan Exa saat sedang kuliah Structure sekian. Saking bosannya dia menggambar wajah Pak dosen. Mukanya bulat, mulutnya seperti kucing, rambutnya belah pinggir, matanya sipit... mengenakan sebuah penutup mata macam bajak laut di mata kanannya. Huwakakaka, saya tak bisa menahan senyum kalau ingat gambarnya itu. Dan ternyata sekarang ini dosen tersebut menjadi dosen pembimbing Exa. Jadi tempat curhatnya juga malah.

Tak terasa sudah hampir waktunya gerbang digembok. Exa pun pamit pulang.

Setelah itu, barulah saya menanyakan soal percakapan awal tadi. Tentang penghuni kamar pojok itu.
Mbak Amel bilang dia baru tahu juga kalau Exa ternyata berteman dekat dengannya.

“Pantesan aku merasa ada sesuatu... cerita di kamar itu, Neng. Awal aku kesini itu yang kulihat itu ya kamar pojok itu. Apalagi pas lihat notes di pintunya, masih ada tulisan-tulisan pemilik lamanya. Ternyata temennya Exa toh, dunia sempit ya.”
Haha, dari dulu saya merasa kalau teman saya yang satu ini punya semacam indra keenam. Firasatnya kuat.

Tadinya Mbak Amel mau mengambil kamar di sebelah saya, tapi berhubung keduluan orang, jadilah ia menempati kamar pojok itu. Padahal, awalnya saya yang memilih kamar pojok, karena pertimbangan luas dan terangnya kamar itu. Saya tak jadi ambil karena ternyata harganya lebih mahal.

“Awal aku kesini ada yang cerita dan nyebut-nyebut 'Mel, Mel'. Aku kira aku yang dipanggil, tapi setelah kudengarkan baik-baik ternyata bukan aku. Dia cerita dia mimpi didatangi orang bernama Mel itu. Serasa hidup lagi, begitu katanya.”

“Dari situ aku udah ngerasa pasti ada ‘sejarah’ gak biasa di situ. Akhirnya kutanyakan pada anak kos lama yang kukenal. Awalnya dia cuma memberi informasi kalau penghuni lamanya memang dipanggil Mel.
Aku tanya sekali lagi soal percakapan mereka soal ‘didatangi’ sama ‘hidup lagi’ itu. Akhirnya dia cerita, bahwa penghuni lamanya sudah meninggal, tepat beberapa hari sebelum dia pindahan ke kos barunya.”

Tadi itu Exa bercerita tentang hari meninggal temannya itu. Mereka janjian berenang selepas kerja. Ceritanya Mel membawa motor sendirian setelah usai berenang, padahal tubuhnya sendiri capek. Tahu sendiri habis renang bawaannya ngantuk kan?
Karena mengantuk, terjadilah tabrakan di tengah perjalanan pulangnya itu. Mel meninggal. “Aku juga ikut melayat ke rumahnya kemarin itu.” Terngiang kata-kata Exa saat cerita-cerita tadi.

“Kalau aku bandingkan ya Neng, aku sama almarhumah itu bertolak belakang banget. Aku diceritain kalau Mel itu anaknya ceria – bisa dibilang centil lah, penggemar pink, barang-barangnya banyak banget, dan suka main. Sementara itu kamu tahu sendiri aku gimana kan? Aku gak suka pink – malah kebanyakan gelap-gelap, barang-barangku juga dikit banget, dan anak rumahan.”

Well, takdir. Memang selalu ada hal-hal yang memang tidak terduga kan?

[kos anyar 1] My Boardinghouse's Owner


Saya pindah kos, teman-teman.

Kos sekarang ini tempatnya luas, meski dari luar keliatannya sumpek. Tapi percayalah, ventilasi di sini cukup bagus sehingga Allecia sama Ijow saya bisa nangkring di lorong kamar. Kena cahaya juga. Ah senangnya.

Allecia

Ijow

Poin selanjutnya, kos yang sekarang ada dapur. Jadi saya bisa sekalian membiasakan diri buat masak (walau mie doang misalnya). Airnya juga bagus, jernih dan segar. Jadi buat air minumpun aman saja, insyaallah.

Pemilik kosnya laki-laki. Masih muda.
Teman saya bilang dia sedang S2. Kurang tahu di perguruan tinggi mana. Yang pasti dia punya keturunan Cina. Tempat tinggalnya bersebelahan persis dengan kos-kosannya. Hanya bersekat sebuah pintu berlapis jeruji.

Hari Rabu pertama puasa kemarin dia kedatangan keluarganya. Dari bahasanya, mungkin mereka asli Palembang.
Awal-awal keluarganya datang saya agak terkejut, seringkali mendengar geraman keras dan tepukan tangan dari seseorang. Kemudian teman saya memberitahu, bahwa itu saudaranya. Mungkin sepupu, soalnya dia dipanggil ‘Om’. Saya dengar salah seorang saudaranya itu autis, makanya cara bicaranya juga agak lain dari orang kebanyakan.

Tapi temans, selera musiknya keren-keren. Pagi-pagi sudah pasti menyetel musik. Mau itu tape maupun televisi. Dahsyat dan tayangan musik lainnya sudah jadi menu utama untuknya. Ada satu musik yang dia suka: Alicia Keys. Sering sekali dia menirukan lirik Alicia *lupa judulnya apa*

2 minggu kemarin dia kedatangan keluarga sekaligus mudik. Sekarang ini si Mas Kos kembali bersama temannya. Bukannya saya nguping atau gimana, tapi kamar saya memang pas depan pintu sekat yang rupa-rupanya bersebelahan dengan dapur mereka juga.

Tiap kali saya tak sengaja mendengar percakapan keras mereka, saya jadi semakin tergelitik untuk tahu bahasa apa yang sedang mereka obrolkan. Awal-awal ketika keluarganya datang, bahasa Cina kerap terdengar keras dari ruangan itu.

Tapi kali ini berbeda. Bahasanya terasa asing dan saya familiar pada logat Korea dalam percakapan mereka. Tapi kata-katanya... susah ditangkap. Jadinya berasa sedang melakukan ujian listening Korea, hahaha.

Nikmati sajalah masa adaptasi ini. Toh walau nuansanya jauh berbeda, termasuk dalam pergaulan dan kebiasaan para penghuninya, yang penting menikmati hal-hal positif dibandingkan kos lama.

Sekali lagi: saya pindah kos, teman-teman.
Bagi siapapun yang mau silaturahim sama saya selagi masih di Jogja, monggo kontak ke PM kalo mau tahu alamatnya... *gak penting

bersambung ke sini

[Unthinkable around Us] Konfirmasi Sebelum Berkendaraan Motor ("Sudah?")

 

Seringkali saya ditanyai, “Sudah?” saat hendak bepergian (nebeng) dengan kendaraan motor. Entah kapan teman karib saya memulai itu, yang pasti sekarang ini sudah menjadi kebiasaan yang tak pernah saya pikir dalam-dalam sebelumnya bahwa kata itu sudah semacam safety berarti buat penebeng seperti saya.

Kalau orang pikir mengapa “Sudah?” itu menjadi sebegitu pentingnya dalam keselamatan boncengan, ada beberapa pengalaman yang bisa menjawabnya.

Ceritanya ketika itu waktu pulang kuliah. Biasalah kebanyakan anak kuliahan pasti bawa kendaraan sendiri, yang jadi trend tentu saja motor. Bagi mahasiswa yang nebeng kayak saya ini, kami biasanya nunggu di depan sambil menunggu teman yang rela mengantar sampai kos.

Seorang teman saya – sebut  saja Uki – dibonceng temannya duluan. Saat itu kami tengah bercakap-cakap sebentar soal tugas kuliah. Begitu percakapan selesai, Uki melambaikan tangan sebagai tanda pamit pulang duluan. Nggueeengg... motor melaju tanpa Uki punya persiapan. Akibatnya ia terjangkang ke belakang, untungnya tak sampai jatuh. Refleks, Uki memukul pelan bahu si pengendara yang terkekeh-kekeh.
Saat itu kami cuma tertawa melihat adegan konyol itu.

Lain lagi dengan cerita teman saya. Dia dibonceng ayahnya saat hendak pergi ke sebuah tempat. Di tengah lampu merah, entah ia meleng dan tak memperhatikan lampu merah... motor melaju tanpa ia punya persiapan. Fatal.
Dia benar-benar jatuh terjengkang dari motor. Untungnya kendaraan di belakang tak langsung melaju.

Coba seandainya yang mengalami itu anak kecil? Sepertinya ndak cuma konfirmasi, tapi juga
safety ekstra ya...


gambar diambil dari sini

Diikutsertakan dalam lombanya mbak Idan

Friday, August 12, 2011

Ditaruh di Dompet?


Saya punya dompet.
Dompet dadakan beli waktu sebelum masuk perkuliahan. Beli di Kuningan sama sepupu juga. Warna hitam-biru. Ah gak penting deskripsinya, yang pasti meski punya dompet, toh uang sisa biasanya tercecer dimana-mana. Bisa di saku rok, di tas, di Elmo, atau mungkin di kolong rak karena terjatuh... *lha jadi bongkar rahasia tempat ‘harta karun’ gini



si Elmo


Awal-awal susah sekali buat saya menyimpan benda di dompet. Karena saya langgan travel untuk perjalanan Kuningan-Jogja, otomatis banyak kartu agen mereka yang saya kumpulkan. Aman di dompet.
Hanya saja, lambat laun setelah nomor-nomor kontak travel telah lengkap tercatat di ponsel, kartu-kartu agenpun entah dari kapan tak lagi menempati dompet. Masih saya simpan, tapi di rak.

Suatu hari saya kehilangan ATM. Jelas pada waktu itu saya tak menaruh kartu mungil itu di dalam tas. Perasaan saya juga tidak huru-hara. Yakin sekali masih ada di sekitar saya. Cuma saya aja yang suka seenaknya naruh-naruh barang kecil tapi penting begitu.
Dicari-cari nihil. Saya putuskanlah balik ke Kuningan untuk mengurusnya. Jumat pagi sampai, tanpa rehat langsung capcus ke polres dan ke bank. Alhamdulillah bisa selesai sebelum jam 12 siang. Saya pesan travel, malamnya langsung balik ke Jogja.

Akhirnya saya mulai membiasakan diri menyimpan kartu-kartu di dompet pertama dan satu-satunya itu. Tapi pengalaman tinggallah pengalaman. Belum juga sebulan, saya tak tahan nyimpen uang di saku. Tinggal selip, langsung dapet.

Singkat cerita, saya mengambil uang di ATM kopma. ATM saya cabut dari dompet *deuh gaya*, masuk ke mesin, ambil uang dan kartunya. Saya lupa naruh dompet dimana. Pokoknya waktu kemarin itu saya gak kepikiran soal dompet. Melihat antrian di luar juga kasian, masa mesti nunggu lama gara-gara dompet doang? *alesan cakep, neng*
Masuklah 2 benda itu ke tas ransel.

Besoknya, teman kos saya ngajak beli keperluan berhubung kami mau pindahan kos. Ditungguin orang, saya malah keasyikan packing barang ke kerdus. Otomatis tumplek-tumplek gak keruan. Kami siap pergi setelah agak sorean.
Saya teringat harus ambil uang lagi karena rencananya mau beli karpet buat di kos baru. Saya carilah itu ATM karena uang yang kemarin saya ambil tidak mencukupi. Tuinks.

Pembaca bisa langsung nebak kemana arah dongeng ini.
ATM saya ilang lagi untuk yang kedua kalinya, kawan-kawan. Padahal uangnya utuh lho.

Satu-dua hari ke depan saya belum memberi tahu Mamah soal ini. Ndilalah sorenya beliau tilpun. Jadilah saya kasih tahu sekalian perihal kehilangan itu.
“Hilang lagi?”
“Hu um”
“Ck! Ari si teteh nyimpen ATM di dompet henteu? >> kamu tu nyimpen uang di dompet gak?
“Henteu.” >> nggak
“Ieu mah... ari barang penting kitu teh matak naha diati-ati...” >> kamu tuh, nyimpen barang penting gitu apa salahnya berhati-hati...
Suara gusar. Saya diem dengan cengiran di balik layar.
“Nya ntos, uih bae. Da hese ari ngablokir mah kudu ku sorangan. Teu tiasa diwakilkeun.” >> ya udah, pulang aja. Soalnya susah kalo ngeblokir mah musti sama yg punya. Gak bisa diwakilkan.

Yang tahu kejadian ini cuma mpers yang baca QN dan Mamah yang saya curhatin. Entah-kenapa si aa ujug-ujug komen di fb: hadoh hadoh hadoh... ical deui?? >> ilang lagi?
Nah lho berita kecil begini ternyata tersebar dengan amat cepat. Gosip merajalela, mungkinkah saya dikuntit jurnalis gelap? *GR

Akhirnya seperti kehilangan yang sebelumnya, saya harus pulang lagi sesuai anjuran orangtua. Sudah terbayang di pelupuk mata... jalanan yang rusak parah di daerah Losari dan Brebes. Bismillah sajalah.

Pulang-pulang masih bisa nemplok bentar di kamar adek. Jam 8-an sudah siap pergi ke polres dan bank. Saya kunjungi dulu warung klontong nenek yang bersebelahan dengan toko Apa. Yang saya dapati ternyata adik Mamah, kami ngobrol sebentar dan tanya kenapa saya cuma sehari di sana.
“Ooh mau ngurus ATM? Selesai sehari ya?”
“Iya...”
“Terus yang kemarin itu juga cuma sehari aja di Kuningan. Ngapain dulu itu?”
“... ngurus ATM...”
“Ilang?”
Saya mengangguk.
“Sekarang ngurus lagi karena ilang?”
Saya mengangguk lagi.
“Hih.... eta mah.. lebay ngaranna...”
Dia terkekeh dalam pandangan kok-bisa-seh-?
“Makanya, taruh di dompet”
“Iyaa...”

Alhamdulillah uwak saya bersedia nganter ke polres. Jaraknya lumayan. Pilihan naik angkot udah males duluan, berhubung angkot 07 sukanya ngetem. Bisa-bisa malah bablas gegara mata gak kuat nahan kantuk. Di jalan, uwak saya juga menanyakan hal yang sama.
“Ngapain sih ke polres?”
“Minta surat kehilangan.”
“Hilang apa?”
“ATM.”
“Dulu ditaruhnya di dompet?”
Saya menunduk.

Setibanya saya di bank, saya di-sms teman. Dia bertanya posisi saya sekarang, seperti ingin mengajak pergi pagi ini. Saya balas bahwa saya sedang di kampung kelahiran saya dan seperti ekspresi tulisan yang lain-lainnya, dia juga terkejut ternyata ATM saya hilang.
“Neng, ilang beneran ato nyelip?” katanya dalam sms. Saya iya-kan dan bilang itu yang kedua kalinya dalam sebulan ini.
“Weleh... rekor kalo itu... pasti jarang ditaruh dompet ya? Ditaruh dompet aja neng...
=____=”

Singkatnya, saya selesai mengurus ATM dan  dalam perjalanan kembali menuju Jogja malam harinya. Jalanan rusak itu kembali meringsekkan badan-badan penumpang mobil. Uh.

Di acara kumpul-kumpul sorenya, kami kembali membicarakan soal si ATM.
“Neng tu mestinya nyimpen duit ato kartu-kartu tuh di dompet...” nasihat Mbak kos.
“Aku ngga suka.”
“Lho bukannya suka-nggak suka.. cuma lebih aman aja kalau nyimpen. Jadi nggak keselip-selip gitu.”
“Iya...”
“Kamu tuh ngecilin peranan dompet deh. Penting lho...”
“Iya...”
“Terus sekarang ATMnya mana?”
“Ada. Di dompet.”
“Naaah gitu, jadi kan simpel.”
=___=”



Iya iya baiklah, saya coba berteman dengan dompet mulai sekarang... =3=


Thursday, August 11, 2011

[FLP] [INFO LOMBA] SAYEMBARA PENULISAN BERHADIAH (deadline18 September)

Bismillahirahmanirahim....
Assalamu'alaikum wr. wb.
Forum Lingkar Pena Depok dan KaZI (Kajian Zionisme Intrernasional)
mempersembahkan
SAYEMBARA TINGKAT NASIONAL PENULISAN ESAI, CERPEN DAN PUISI PALESTINA DAN SEMINAR SEHARI "MENUJU PALESTINA MERDEKA: SUMBANGSIH DARI INDONESIA" MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM 1 MUHARRAM 1433 H Kerjasama Kajian Zionisme Internasional (KaZI) – Forum Lingkar Pena Depok(FLP D)

Jenis Lomba : ESAI, CERPEN DAN PUISI

Syarat dan Ketentuan Lomba :
1. Kategori peserta : Pelajar dan Mahasiswa/Umum.
2. Naskah harus asli, bukan hasil jiplakan dari karya orang lain.
3. Belum pernah dipublikaskan di media manapun dan tidak sedang diikutkan dalam perlombaan lain.
4. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Tidak mengandung unsur SARA, pornografi maupun hal-hal yang bertentangan dengan hokum dan perundang-undangan yang berlaku.
6. Tema untuk esai sesuai tema umum "MENUJU PALESTINA MERDEKA: SUMBANGSIH DARI INDONESIA", sedangkan tema untuk cerpen dan puisi bebas tapi masih berkaitan dengan Palestina.
7. Diketik dalam format A4, TNR 12, spasi 1.5, dan margin 3 cm.
8. Untuk esai 8-12 halaman, cerpen 9.000-12.000 karakter dan puisi 1-2 halaman.
9. Naskah dalam bentuk hardcopy rangkap 3 dan softcopy 1 CD-RW dengan melampirkan : Fotocopy identitas (KTP,SIM,Kartu Pelajar), CV Deskriptif, Pas Foto 4x6 1 lembar.
10. Naskah dikirim ke Sekretariat FLP Depok di:
Rumah Cahaya, JL. Keadilan Blok XVI No. 13 Depok, Jawa Barat, 16418.
Jangan lupa cantumkan jenis lomba dan kriteria di sudut kiri atas amplop.
11. Naskah dikirimkan paling lambat 18 September 2011 cap pos.
12. Setiap peserta boleh mengikuti ketiga lomba ESAI, CERPEN DAN PUISI dan mengirimkan lebih dari satu karya.
13. Pengumuman Pemenang 11 Oktober 2011 di www.flpdepok.multiply.com, www.flpdepok.blogspot.com , dan FB "Sayembara Penulisan Tingkat Nasional FLP Depok-KaZI". Pemenang akan dihubungi langsung oleh Panitia.
14. Tiga Naskah pemenang dan 15 Naskah terbaik lainnya akan dibukukan dan di launching pada saat acara "Seminar Sehari Palestina", 1 Muharram 1433 H di Depok sekaligus Penyerahan Hadiah

Pemenang Sayembara akan mendapatkan hadiah berupa :
1) Juara 1 Penulisan Esai Rp 4.000.000,- + Buku + Piagam
2) Juara 2 Penulisan Esai Rp 3.000.000,- + Buku + Piagam
3) Juara 3 Penulisan Esai Rp 2.000.000,- + Buku + Piagam
4) Juara 1 Penulisan Cerpen Rp 3.000.000,- + Buku + Piagam
5) Juara 2 Penulisan Cerpen Rp 2.000.000,- + Buku + Piagam
6) Juara 3 Penulisan Cerpen Rp 1.000.000,- + Buku + Piagam
7) Juara 1 Penulisan Puisi Rp 1.000.000,- + Buku + Piagam
8) Juara 2 Penulisan Puisi Rp 750.000,- + Buku + Piagam
9) Juara 3 Penulisan Puisi Rp 500.000,- + Buku + Piagam

"Bangkitkan kepedulian intelektual muda muslim terhadap masalah Palestina"

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
Kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang benar.
(QS. Al-Hujuraat [49]: 15)

Info lebih lanjut hubungi :
Ayurisya (0815-3293-7222)
Yuda (0813-8235-7453)
Trimanto (0817-6041-817)

Saturday, July 30, 2011

Friday, July 29, 2011

Kopdar Jogja 23 Juli 2011




hmm... berhubung saya ngga kasih aba-aba, jadi candid shot deh... hihi.
Selengkapnya ada di dokumen Mbak Rana, karena saya sendiri ndak ikut acara sampai tuntas :)
daaaan... pak widodo juga gak sempat poto bareng *halah* karena beliau sudah lebih dulu pulang. Kopdar pindah tempat di kafe Coklat juga saya tak ikut. Yaa sudahlaaah... tampilkan yang ada sajaa...

cerita kopdar silakan dicek:
http://ninelights.multiply.com/journal/item/379
http://ninelights.multiply.com/journal/item/380
http://ninelights.multiply.com/journal/item/381
http://ninelights.multiply.com/journal/item/382
http://ninelights.multiply.com/journal/item/383
update foto:
http://subhanallahu.multiply.com/photos/album/84/Kopdar_Parsial_Jogja_23_Juli_2011_Momento?replies_read=53
http://ninelights.multiply.com/photos/album/122/Kopdar_MPers_Jogja_23-24_Juli_2011?replies_read=19

salam, peace... and gaol... *eh

Malioboro Malam




Hoho... 2 minggu ini kos saya kedatangan tamu dari jauh.
Satu dari Jombang... *ngelirik Mbak Yuni
Satu dari Semarang... *nglirik Mbak Rana
Satu dari Madiun... *ngelirik Mbak Desi

Ini malam ketika setelah seharian saya kehilangan ATM (cerita nyusul yah), dan... nggak ketemu sama sekali. Menghilangkan suntuk Jumat malam, saya dan Mbak Yuni jalan malam setelah makan dulu tentunya.. *eu... yang ini ngga penting sepertinya... ^___^v

Maaf karena agak ngeblur, maka saya pakai potosop biar 'cling' dikit... :))

Monday, July 18, 2011

(Women Area) Pencegahan Kanker Serviks

Cara Pengujian Kualitas
Pembalut:

1. Sobek produk pembalut anda, ambil bagian inti di dalamnya.
2. Ambil segelas air putih. Usahakan gunakan gelas transparan sehingga lebih jelas.
3. Ambil sebagian dari lembaran inti pembalut & celupkan ke dalam gelas, aduk dengan sumpit.
4. Lihat perubahan warna air.
5. Apakah produk tersebut utuh atau hancur seperti pulp.
Jika hancur dan airnya keruh, berarti anda menggunakan produk yang berkualitas buruk dan banyak mengandung pemutih.
6. Anda akan temukan gulungan kertas dan bukan kapas.
7. Dari produk yang berkualitas buruk tersebut mengandung dioksin yang sering menyebabkan bagian intim organ kewanitaan selalu mengalami banyak masalah, seperti keputihan, gatal-gatal, iritasi, juga pemicu terjadinya kanker mulut rahim/servik.

Mengapa wanita mudah terinfeksi bakteria?
Tahukah Anda bahwa menurut penelitian terdapat sebanyak 107 bakteri per milimeter persegi ditemukan di atas pembalut wanita biasa. Kondisi inilah yang membuat pembalut biasa menjadi sumber sarang pertumbuhan bakteri merugikan, meski pembalut biasa hanya dipakai selama 2 jam saja. Bayangkan banyaknya bakteri pada permukaan seluas pembalut, apalagi jika dipakai lebih dari 2 jam.
107 bakteri per milimeter persegi ditemukan di atas pembalut wanita biasa.



Terus pembalut yg baik harus yg gimana dong? :/

http://berryindo.com/forum/topic/aneka-inform asi-dan-cerita-menarik/page/3

Friday, July 15, 2011

Wednesday, July 13, 2011

[my vote] Mper Award





Akan ada perebutan kekuasaan di ajang gelar-gelar baru dalam award tahun ini *ngeliat banyaknya kampanye gila-gilaan yang memenuhi inbox. Tak apalah, demi meramaikan negeri Mp yang makin hari makin melempem karena kejenuhan yang ujug-ujug menyerang dan menusuk-nusuk martabat kejayaannya.

Begitu lihat postingan eye catching-nya mbak Arie, saya langsung komen tanpa liat isinya dulu *ditoyor mbak Arie*. OOT gak diperbolehkan, jadilah saya langsung milih 1 orang sebagai salah satu kandidat Award ini.

Karena kontak saya keren-keren, maka di ajang Award ini juga saya bisa jadi milih lebih dari 1 kandidat. Tapi bukannya saya suka membandingkan dan milih secara subjektif, tapi semoga karena karya-karya mereka yang membuat mereka layak untuk menduduki tahta Award tersebut. Udah ah, pembukanya kok berlebihan gini...


Kategori Mpers Blogger

1.    Mpers Terdudul: http://mahasiswidudul.multiply.com
Huehue... dari awal udah nyalonin Nina sebagai dudul yang teladan buat para mahasiswa. Saking dudulnya sampe ada beberapa poin yang ngga usah ditiru ya... *ditabok Nina
2.    Mpers Tergalak: http://renypayus.multiply.com
Yang penting keisi.
3.    Mper pemalu/misterius: abstain
Kalo saya aja gimana? *dilemparin kripik :))
4.    Mper Ternarsis: http://inyong.multiply.com
Yang penting keisi.
5.    Mper Terngalong: http://anotherorion.multiply.com
Yang penting keisi.
6.    Mper Tercerewet: http://myelectricaldiary.multiply.com
Postingannya itu lho... jarang yang kalem... *mesem-mesem
7.    Mper Tersaru: http://martoart.multiply.com
Hmm... no comment ah *anjuran dari kawan-kawan aja ini mah ^^
8.    Mper Tergaul: http://darnia.multiply.com
Yang penting keisi.
9.    Mper Tergaring: http://indonesia.multiply.com
Yang penting keisi.
10.    Mper paling rajin kopdar: http://nitafebri.multiply.com
Yang penting keisi.

Kategori Konten MP/Postingan
1.    Konten foto terbaik: http://adietoro.multiply.com
Kategori yang susaaaah sebenernya. Banyak mper yang poto-potonya keren pisan. Abah Jerman juga punya poto yang keren-keren dari segala musim pasti ada, mbak Ly diajengkemuning juga konten fotonya asing-asing dan menarik, ada juga Pili yang kalo saya liat di blognya.... uhh mupeng... *kameranya ^^
Tapi mas Adie... hmm... liat aja poto-potonya aja geh... *mupeng beratttt
2.    Konten jurnal paling konsisten: abstain
3.    Konten jurnal curhat terbaik: http://nawhi.multiply.com
Yang penting keisi.
4.    Konten resep masakan terbaik: http://orangjava.multiply.com
Ini juga banyak kontak yang pengen saya calonkan. Ada teh Dewi, teh Ayu, Pili...
Tapi Abah ini termasuk yang masakannya ciamik... pengen cicip semua, hihi...
5.    Konten lomba terbaik: http://firdausza.multiply.com
Tiap tahun pasti ada proyek Ramadhan, dan pastinya berkualitas dari segi tulisan, ragam, maupun hadiah. Sipplah, lanjutkan mbaaak ^^
6.    Konten review terbaik: http://arddhe.multiply.com
Yang penting keisi.
7.    Konten sastra terbaik: http://pinkyveil.multiply.com
Banyak kontak saya yang konten sastranya saya suka selain teh Pipit. Mas Suga jelas orang yang paling beredar kalau soal sastra, termasuk masukan-masukan bagus buat koreksi penulisan. Ada juga mbak Fitria Amathonte yang bahasa sastranya lugas tapi dalem jlebjleb nyampe ulu hati *halah. Ada juga mbak Desi malambulanbiru yang bahasa tulisnya tegas pake tapi daya tariknya juga kuat buat siapapun yang baca. Dan yang terpenting, mereka semua punya ‘message’ yang bagus di setiap tulisannya.
Saya pilih teh Pipit karena saya suka gaya bahasanya. Umumnya singkat, tapi gimana ya... ya gitulah, namanya juga suka :p
8.    Konten catatan perjalanan terbaik: //adietoro.multiply.com
Hmm... gimana ya... hmm... pokoknya... asiklah diajak jalan-jalan teruss... huehue..
Pengennya mah mbak Arie, tapi berhubung juri.. gak jadi deh.
9.    Konten lika-liku keluarga terbaik: http://khoriyatulj.multiply.com
Banyak yang saya baca dari bu Khoriya ini... terutama soal keluarga, khususnya ibu-anak. Ah.... afa banyaaak hal yg bisa dipelajari dari beliau :)
10.    Konten tips/how to terbaik: http://speedstars.multiply.com
Yang penting keisi.
11.    Konten komik terbaik: abstain
*bingung kayaknya jarang ada yang suka mosting komik



selesaaaiiii....
*maap keburu pilem dongyi....

Maling, silakan masuk!




ini yang kemarin saya bahas di http://puritama.multiply.com/notes/item/216
hawanya surem... mungkin gara2 lampunya yang dipadamin dan suasana libur yg lengang.... :))

Monday, July 4, 2011

Aku si Lidi pada Tuhan




aku ini si kerdil lidi,
tipis rapuh dan mudah jatuh,

busur sudah tak mau bersapa, karena aku lemah dan langgan
kalah dalam perang,

hanya cocok buat mendebu dan
mengusir sampah.

Aku ini kecil.
Tapi terheran haru padaNya
yg begitu akbar menepukku

setiap milisekonnya.





4 Juli 2011

Sunday, July 3, 2011

Airmata buat Wanitaku

Katanya aku tak boleh menangis.
Terisakpun mungkin haram.

Aku terlongo dungu melihatmu,wanitaku.
Memandang wajahmu saja sudah meneduhkan jiwa.
Matamu pualam telaga parasetamol.

Setiap ujung kukumu membuat jutaan insan bermeditasi senyap.

Kini sepotong roti sebentuk tortilla kauhampar buatku.
Melahapnya, sama dengan
menelan semilyar doa bagiku.

Retinaku perih. Korneaku memanas.
Kalian bilang, wanita adalah pria yg tak sempurna?

Lihatlah aku kini.

Luruh berderai menyimpuhimu,wanitaku.
Memohon mengiba harap dan doa padaNya.

Dari rahimmu aku berasal... ah...
dulu...
ketuban pecah...

Ah, kami tak punya rahim.

Hei ibuku...
Izinkan aku membuktikan,bahwa lelaki punya airmata..





Penghujung Juni '11
Thursday at 21:39

Thursday, June 30, 2011

Disko Surat Cinta

Malam ini cuma berdua.
Di kos.

Yg satu asyik membidik, yg lain berpose.

Pfft, sesekali terkikik...tidak,terbahak dalam sepinya malam.
Menahan rasa geli tak tertahankan.

Hei hei dia gila..

Dasar... gila teriak gila...

TV yg masih menyala saja menoleh pada kami.

Ah ya ya kami yg gila.

Tapi bukan dua Majnun yg terjebak di duri cinta.

Ada bertumpuk tumpuk kertas dan kata. Itu surat cinta.

Tepatnya surat cinta buat para master... yg biasa membuat kami mengaduh dan menggelepar di dermaga layar.

Ah lupakan sejenak.
Sebentar saja.

Besok libur, hei hei ayo memekik yg riang..

Mari berdisko malam ini.
Berdua sajalah.

Bersama senar keyboard, memandangi wajah terang sang laptop...






Di antara serambi kamus
28 Juni 2011


*judul ra genah..

komen ala anak kecil sungguh mengganggu.. *capekbaca*

Sunday, June 26, 2011

duka teuing




O pacarku yang jauh di mata..
Apakabarmu malam ini?
Kuharap selalu agar setan setan
tak jatuh hati melihatmu
Biar jauh, biarlah kau jadi
malaikatku
Di ujung aortaku ada hati yg
mendua
Harap engkau tak marah
Cemburulah yg berat, duhai cantik
Bulan kita mengenalkanku pada
penjahat
Dia sangat jahat sampai
membawa hatiku hilang tak
menjejak
O pacarku..
Aku khianat lagi dan lagi
Mengapa mencintamu amat berat,
hingga banyak di pelupukku
keindahan banyak lewat
Betapa kau teramat nyata,
hingga aku selalu kembali
padamu
Hei yg berlabuh di tepi relungku,
aku ingin berduaan di detik ini
Namun apa daya tak bisa
menggapaimu
Yg terhalang yg lain yg indah yg
menutup mata
O pacarku cantikku,
sebentar saja aku mendua
...
sebentaaar...
...
saja...









*puisi tengah kelaparan, angel
turu =___="


17 Juni 2011

Monday, June 13, 2011

Mural Djokdja




Saya dan Mbak Yuni ke pesta komputer JEC 12 Juni 2011 kemaren. Muter-muter cari barang yg dibutuhkan dan dipesan orang juga ^^
bisa ditebak, hari terakhir memang rame.... banget *sempet empet-empetan kayak di sunmor

setelah berjuang dari ashar hingga jam 8 malem.. kami pulang... sebelum bus trans menghilang dari peredaran... \(^o^)/

tapi sebelum itu, ternyata dari awal pesta kompi ini ada banyak lomba toh... salah satunya lomba lukis gini deh.. *temen saya nyebut ini 'mural'
tak lupa, mbak yuni saya poto buat jadi poto modelnya :)

Monday, June 6, 2011

Subuh di Jalanan

Baru kali ini dalam sejarah saya bermobil travel, supirnya ngajak solat dulu. Alhamdulillah.

***

Yang selama ini saya ketahui, yang namanya travel itu kejar targetan. Nyampe kantor mesti (biasanya) jam 6 atau jam 7 baik pagi maupun malam, karena mobilnya sendiri akan langsung dipakai buat perjalanan sekitar 7 jam.

Saya biasanya ambil pemberangkatan malam. Selain adem, saya tak perlu ketar ketir untuk solat. Bila di jalan lancar, bisa saja saya sampai di kos/rumah jam 4 pagi.
Tapi kalau di jalan ternyata ada hambatan--ban bocor misalnya-- bisa saja saya tiba jam 6 pagi, sehingga subuhnya saya lakukan di mobil.

Semalam saya dijemput jam 7an, sementara itu masih ada 4 jemputan lagi. Fyuh.
Kami baru benar benar capcus dari Kuningan sekitar jam 9.

Travel memang bakal berhenti barang 1 jam untuk mengistirahatkan supir sejenak, tapi bukan pas waktu subuh. Jadi memang tak ada pilihan yang lebih bagus dari tayamum kan?

Agaknya udah sinyal dari Allah, supirnya berhenti di pom bensin dan mengajak solat. Benarlah memang, baru nyampe Sentolo, ban mobil kempes. Sementara itu rona matahari sudah mulai terlihat.
Alhamdulillah ya Rabb, saya gak perlu khawatir solatnya terlewat...






Waktu menunggu ganti ban,
6 Juni 2011

Wednesday, June 1, 2011

[repost] Dengarlah Suara Hatiku

"Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki." 

 
Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai murka Allah ada di situ.

Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang.
Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.
 
Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan.
 
Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?
 
Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias peribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah.

Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?
 
Tidak kunafikan sebagai seorang manusia, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu.

Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain.
 
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa.
 
Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
 
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.
Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
 
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain, dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu.
 
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.
 
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah.
 
Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan ada perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk membuat begitu.

Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridho Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu.
Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu.
 
Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.
 
Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga.
 
Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan mahramnya, cukuplah dengan itu hilang harga dirinya di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah.
 
Yang dicari walau bukan putra raja, biarlah putra Agama.
Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata.
Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani dan hati.
Yang datang, tak perlu rijal yang gemilang, kerana diri ini srikandi dengan silam yang kelam.
Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia.
Dan yg akan terjadi, andai tak sama dgn kehendak hati, insyaAllah ku ridho ketetapan Illahi..
 
***
 
Dari note Saputro Nawamreh

*repost tag dari teman kampus sebelah ^^

Fiksi dari Rumah Sakit

Tak pernah kutahu mengapa Olivia Ong menyukai tetesan air hujan yg jatuh menimpa lumut, atau Elsa suka bau kotoran telinganya. Saban hari pernahpun kupikirkan, betapa tak masuk akal hidup itu.

Sesekali wangi jahe di gelas susuku tercium, terbawa angin pagi lalu berkubang dalam di hidungku.
Tiraiku tersibak. Kulongokkan kepalaku keluar jendela. Di sela-sela rimbunnya maple, seorang gadis berbibir sumbing tengah duduk di bangku taman, menemani seorang anak kecil dengan lolipop di tangannya.

Sesekali Elsa menyeruput tehnya keras-keras. Pertanda matanya mengekor gerak tubuhku.
"Sudah berkali-kali kau menjadikannya model tak dibayar."
Aku diam tak menanggapi. Hanya kameraku asyik membidik si gadis di bawah taman sana.
Klik.
"Satu hal yang masih membuatku heran..."
Klik.
"... mengapa gadis itu?"
Klik.

Pertanyaan bagus, El. Aku tak punya alasan untuk itu. Mungkin seharusnya kubidik para suster cantik yang senyumnya tepat membidik hati para pasien pria. Aku misalnya.
Sayang sudah lama aku tahu senyuman itu sebuah topeng dalam konspirasi mereka menyuruh minum obat.

Aku melempar senyum tipis dan mengangkat bahu pada Elsa. Si cungkring itu lagi-lagi menyeruput tehnya keras-keras.

Biarlah gadis di bawah rerimbunan maple itu tahu di kemudian hari. Tahu bahwa selama ini aku ada bersama foto-foto dirinya. Di kemudian hari.

Lalu aku kembali memastikan, betapa hidup itu tak masuk akal. Dan mungkin memang begitu seharusnya kami hidup.







Catatan bisu.
1 Juni 2011

Sunday, May 29, 2011

The Triple Six of My Multiply

Bingung mau pembukaannya gimana ah, saya langsung mulai aja yah ^^



1. All about First Thing


Gabung pertama
Gak dikenalin siapa-siapa, yang jelas lagi gila musik yang booming di radio. Berhubung itu masih jaman-jamannya hot internet kampus masih supermurah (serebu doang!), loading cepet, dan getol download gratisan... sampelah ke site biru ini. Berhubung mesti punya akun buat donlod, jadilah saya ikutan nimbrung demi donlod musik.
Pokoknya taun 2007, tapi baru bener-bener aktif postingan tahun 2010... ^^a

Postingan pertama
Hadohh lupa... banyak yang dihapus juga dulu tuh.
Kayaknya saking bingungnya pake mp, saya cuma nge-QN ucapan selamat idul fitri. Dan enggak ada yg ngomen... *kayaknya sih

Kontak pertama
Dulu banyak bengongnya, soalnya gak ada yang dikenal, hahaha...
Tapi kayaknya dulu saya ngasal nginvite Mbak Hilma. Sekarang orangnya jarang nongol, tapi lanjut di efbe.

Kopdar pertama
Hm... kayaknya pas Mbak Ivon balik dari HK, pas Ramadhan tepatnya. Habis itu barulah saya ikut kopdar-kopdar berikutnya walau gak setiap kopdar saya ikut.

Lomba pertama yg diikuti di mp
*obrak-abrik laci jurnal*
Hoho, ternyata lomba pertama saya itu “Berbagi cerita dengan kata”-nya Mbak Ivon. Selengkapnya bisa dilihat di sinih.

Hs pertama
Wah lupa, tapi kayaknya saya emang langsung cari gambar yang animated biar atraktif. Kayaknya pic ini emang pertama, walau pernah beberapa kali ganti hasilnya tetep yang ini...










2.    All about contacts

Kontak terlama dan masih aktif
Nah lho, bingung lagi...
Dulu saya masih punya kenalan (kalo gak salah) ID serendipity, orang Filipina. Tapi seiring kegiatannya menari itu makin padat, dia lebih sering di efbe ketimbang empe. Akhirnya, pilihan kontak terlama saya jatuh pada Kang Yadi itu yg kontak lama dan masih gentayangan di mp ^^a

Kontak yg plg sering ditemui
Ditemui di dunia nyata apa di postingannya ya?
Kalo di dunia nyata mah sama Saptin dan Ai, yang paling sering lagi sama Pie dan Mbak Yuniar. Berkat rayuan pulau kelapa *halah* yang dahsyat, mereka berhasil saya ajak ikutan empe. Sayangnya Pie mah udah gak pernah buka empe sama sekali, sementara yang lainnya cuma sesekali buka ^^a

Kalo postingan, saya gak selalu harus mengunjungi kontak... gimana judul postingan yang menarik aja langsung saya ceklik. Tapi berhubung postingannya bagus-bagus, saya suka ngunjungin Mas Priyo (terutama kemarin karena masnya bikin cerbung Cindepitik), Mbak Ly (suka sama poto-potonyaaa ) sama Teh Vyka (seru baca-baca ceritanya ngadepin anak-anak kecil)...


Kontak yg tempat tinggalnya pingin dikunjungi
Banyak, semuanya juga pengen saya kunjungin... tapi kalo saat ini saya pengen ngunjungin ke Nina, katanya ngajak kopdaran di sana... (saya pengen banget ke Lombok).

Kontak yg masih pending tapi pengen banget di approve
Ada rekan-rekan organisasi yang nyebar ke banyak daerah, sampai sekarang mereka belum app invitation saya. Ah sedihnya...

Kontak terakhir yg memberikan sesuatu padamu
Mbak Kiki ngasih komen ke gesbuk saya, huehehe...
Kalo pas kopdar kesekian kali itu saya dikirimin foto-foto waktu kopdar di Vredeburg dari Pili aja. Kalo suvenir, saya dikasih suvenir HK sama Mbak Ivon Ramadhan taun lalu. Ah, matur nuwun mbaaak...


3. All about mp recent activities

Diskusi terakhir yg paling seru
Berhubung kalo lewat hape mah bakal banyak batasannya, saya putuskan postingannya Ruri yang jadi bahasan seru saya. Seru ngegodain dia, huehehehe. Selengkapnya bisa dibaca di sinih dan sinih.

OOT terakhir yg paling gila
Lupa...

Kegiatan mpers terakhir yg diikuti
Sebenernya barusan sunmor juga baru kopdar sama Mbak Indria Tahir, saya lupa IDnya apa waktu masih aktif di MP. Tapi berhubung mbaknya udah cancel account, gak jadi ya...
Kopdar terakhir saya dengan MPer yang masih aktif ialah sama Mbak Ivon part 2, hihi. Menikmati detik-detik kepulangannya ke Blitar, jalan-jalan di Malioboro dan sempat nginap di kos saya. Makasih banyak udah ditemenin ya, Mbak.. *wiken panjang kemaren anak-anak kos pada mudik booo... T_T


Komen terusan di lapak orang terakhir yg dilakukan
Hmf.... dimana ya. Kayaknya di blog Mas Priyo di sinih. Bahas soal Fragmentasi.

Postingan paling mencerahkan harimu terakhir kali
Hoaaah susah nih, akhir-akhir ini kebanyakan QN mulu. Sepertinya yang waktu saya nyasar itu yang menyenangkan. Capek, tapi asyik dapat tempat baru... *loh
Selengkapnya ada di Monday Vacation.

Hal terakhir yg kamu share
Ya pe er dari Teteh Ayudiah sama Nina ini. Dengan segala usaha dan kerja keras dalam membina kalimat demi kalimat, akhirnya saya sampai juga di bagian paling ujung. Yeah! Selesaaaaaiiii...

Postingan ini saya dedikasikan pada:





Saturday, May 14, 2011

Walimahan Aa




9 April 2011

Semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah, warahmah... :)

Saturday, May 7, 2011

Parangtritis




1 Mei 2011

Aku Ada

Melukiskanmu saat senja
Memanggil namamu ke ujung dunia
Tiada yang lebih pilu
Tiada yang menjawabku
Selain hatiku dan ombak berderu

Di pantai ini kau selalu sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat ku tiba
Suaraku memanggilmu
Akulah lautan kemana kau selalu pulang

Jingga di bahuku
Malam di depanku
Dan bulan siaga
Sinari langkahku
Ku terus berjalan
Ku terus melangkah
Kuingin ku tahu engkau ada

Memandangimu saat senja
Berjalan di batas dua dunia
Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu
Selain hatiku andai engkau tahu

Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa
Pasir yang kau pijak pergi
Akulah lautan memeluk pantaimu erat

Jingga di bahumu
Malam di depanmu
Dan bulan siaga
Sinari langkahmu
Teruslah berjalan
Teruslah melangkah
Ku tahu kau tahu aku ada

Saturday, April 30, 2011

Pesan Hujan

Jendelaku tertutup rapat.
Tersentuh ritme kristal cair yang bergema menghunjam bumi.

'Kalau kau suka, buka saja Nak.'
Geratak jendelaku membuka mata. Bau tanah memelukku, seirama hawa dingin mengudara.

'Mengapa Ibu suka hujan?'

'Gadisku, dia adalah kurir cintaku yang paling sempurna.'
Aku terkekeh dalam ketidakmengertianku.

Tanganku menjulur, menghunus derai cair yang tercurah.
Seketip dua ketip seberkas cahaya menempa kami, lalu mengguruh perkasa.

___

'Bukankah dia dingin Bu?' bisikku dalam gemuruh angkasa.
 Aku merasakan sentuhan hangat di pipiku.

Sepasang tangan memelukku erat.
'Ya Sayang, dia dingin sehingga Ibu bisa memelukmu seperti ini.'

___

Apakah kau membolos bekerja untuk alasan ini, Bu?
Terimakasih Bu, pesan hujan sudah kuterima dalam setiap tetesnya.

Ah Ibu...

Betapa ingin kulihat rautmu.
Betapa ingin kuhentikan isakmu tanpa kau melihatku terlebih dulu.








Hujan, teruslah turun..




 








Buat Ibu,
dari gadis yang mencintamu.



27 September 2010

Batu dan Cahaya

Ingin saya tepuk pundakmu untuk sekedar menenangkan, dengan nada serius pula ingin saya tanya mengapa kau kecewa. Sayangnya saya tak berhak melakukan dan menanyakannya. Bisa-bisa sakit hatimu menjadi dan makin terkoyak.

***

Suatu hari dalam kota Kerikil kamu menemukan saya, mengajak bermigrasi menuju kota yang banyak cahaya. Saya bilang saya bimbang dan khawatir.

Lalu saat kamu bertanya mengapa, sayapun berkisah.
Saya ini hanyalah bebatuan kasar, yang tak selalu bisa menopangmu karena suatu saat harus hancur ditempa panas dan hujan. Sayapun jahil saat sengaja membenturkan diri agar terinjak dan membuat telapak kaki kalian sakit dan luka.
Bahkan karena kerasnya, saya tak boleh diadu dengan kesamaan serupa. Itu hanya membuat kita terbelah dan pecah.

***

"Aku tak pernah marah jika kamu mencari yang lain." Begitu kata saya.
"Aku tak bermaksud begitu...," katamu bergetar.
"Aku akan tulus menerima pilihanmu yang lain," kataku.
"Aku kecewa..."
"Mengapa begitu?"
Terdengar napas berat dari hidungmu, mungkin paru-parumu telah kempis sekali sekarang.
"Aku adalah cahaya. Yang aku inginkan hanyalah engkau. Kau adalah pilihanku tapi tak memberi kesempatan untukku."
"Kesempatan?"
"Tak inginkah kau kubawa menuju tempat baru? Aku ingin selalu menerangimu agar kau tak perlu khawatir akan kegelapan."
"Lalu? Bagaimana aku bisa berguna untukmu?"
"Cukuplah kau di sana menemaniku."

Saya trenyuh dalam bisu. Menyayangi tapi tak bisa melengkapi. Bagi saya, kami adalah mozaik yang tak pernah tersambung.

Kamu tak perlu menadakan kecewa seperti itu, karena benda mati serupa saya tak butuh kauharap banyak.
Saya tak bersayap maupun berkaki menuju tempat indah itu. Kalaulah seekor camar tiba-tiba mencengkeram lalu merebah saya di tempatmu, bisakah dia mengaduk saya dari gerumbul karang atau batu? Mereka pastilah memagari saya dengan ketat.

***

Lalu saya tiba-tiba bersedih. Bukan karena kekecewaan yang kauperlihatkan, namun luka yang telah saya buat di sana...

Ah, saya telah menjahilimu, wahai yang berharap pada sekecil batu...



18 Oktober 2010


sumber:puritama

 
Powered by Blogger.