Thursday, June 30, 2011

Disko Surat Cinta

Malam ini cuma berdua.
Di kos.

Yg satu asyik membidik, yg lain berpose.

Pfft, sesekali terkikik...tidak,terbahak dalam sepinya malam.
Menahan rasa geli tak tertahankan.

Hei hei dia gila..

Dasar... gila teriak gila...

TV yg masih menyala saja menoleh pada kami.

Ah ya ya kami yg gila.

Tapi bukan dua Majnun yg terjebak di duri cinta.

Ada bertumpuk tumpuk kertas dan kata. Itu surat cinta.

Tepatnya surat cinta buat para master... yg biasa membuat kami mengaduh dan menggelepar di dermaga layar.

Ah lupakan sejenak.
Sebentar saja.

Besok libur, hei hei ayo memekik yg riang..

Mari berdisko malam ini.
Berdua sajalah.

Bersama senar keyboard, memandangi wajah terang sang laptop...






Di antara serambi kamus
28 Juni 2011


*judul ra genah..

komen ala anak kecil sungguh mengganggu.. *capekbaca*

Sunday, June 26, 2011

duka teuing




O pacarku yang jauh di mata..
Apakabarmu malam ini?
Kuharap selalu agar setan setan
tak jatuh hati melihatmu
Biar jauh, biarlah kau jadi
malaikatku
Di ujung aortaku ada hati yg
mendua
Harap engkau tak marah
Cemburulah yg berat, duhai cantik
Bulan kita mengenalkanku pada
penjahat
Dia sangat jahat sampai
membawa hatiku hilang tak
menjejak
O pacarku..
Aku khianat lagi dan lagi
Mengapa mencintamu amat berat,
hingga banyak di pelupukku
keindahan banyak lewat
Betapa kau teramat nyata,
hingga aku selalu kembali
padamu
Hei yg berlabuh di tepi relungku,
aku ingin berduaan di detik ini
Namun apa daya tak bisa
menggapaimu
Yg terhalang yg lain yg indah yg
menutup mata
O pacarku cantikku,
sebentar saja aku mendua
...
sebentaaar...
...
saja...









*puisi tengah kelaparan, angel
turu =___="


17 Juni 2011

Monday, June 13, 2011

Mural Djokdja




Saya dan Mbak Yuni ke pesta komputer JEC 12 Juni 2011 kemaren. Muter-muter cari barang yg dibutuhkan dan dipesan orang juga ^^
bisa ditebak, hari terakhir memang rame.... banget *sempet empet-empetan kayak di sunmor

setelah berjuang dari ashar hingga jam 8 malem.. kami pulang... sebelum bus trans menghilang dari peredaran... \(^o^)/

tapi sebelum itu, ternyata dari awal pesta kompi ini ada banyak lomba toh... salah satunya lomba lukis gini deh.. *temen saya nyebut ini 'mural'
tak lupa, mbak yuni saya poto buat jadi poto modelnya :)

Monday, June 6, 2011

Subuh di Jalanan

Baru kali ini dalam sejarah saya bermobil travel, supirnya ngajak solat dulu. Alhamdulillah.

***

Yang selama ini saya ketahui, yang namanya travel itu kejar targetan. Nyampe kantor mesti (biasanya) jam 6 atau jam 7 baik pagi maupun malam, karena mobilnya sendiri akan langsung dipakai buat perjalanan sekitar 7 jam.

Saya biasanya ambil pemberangkatan malam. Selain adem, saya tak perlu ketar ketir untuk solat. Bila di jalan lancar, bisa saja saya sampai di kos/rumah jam 4 pagi.
Tapi kalau di jalan ternyata ada hambatan--ban bocor misalnya-- bisa saja saya tiba jam 6 pagi, sehingga subuhnya saya lakukan di mobil.

Semalam saya dijemput jam 7an, sementara itu masih ada 4 jemputan lagi. Fyuh.
Kami baru benar benar capcus dari Kuningan sekitar jam 9.

Travel memang bakal berhenti barang 1 jam untuk mengistirahatkan supir sejenak, tapi bukan pas waktu subuh. Jadi memang tak ada pilihan yang lebih bagus dari tayamum kan?

Agaknya udah sinyal dari Allah, supirnya berhenti di pom bensin dan mengajak solat. Benarlah memang, baru nyampe Sentolo, ban mobil kempes. Sementara itu rona matahari sudah mulai terlihat.
Alhamdulillah ya Rabb, saya gak perlu khawatir solatnya terlewat...






Waktu menunggu ganti ban,
6 Juni 2011

Wednesday, June 1, 2011

[repost] Dengarlah Suara Hatiku

"Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki." 

 
Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai murka Allah ada di situ.

Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang.
Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.
 
Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan.
 
Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?
 
Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias peribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah.

Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?
 
Tidak kunafikan sebagai seorang manusia, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu.

Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain.
 
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa.
 
Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
 
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.
Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
 
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain, dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu.
 
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.
 
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah.
 
Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan ada perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk membuat begitu.

Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridho Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu.
Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu.
 
Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.
 
Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga.
 
Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan mahramnya, cukuplah dengan itu hilang harga dirinya di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah.
 
Yang dicari walau bukan putra raja, biarlah putra Agama.
Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata.
Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani dan hati.
Yang datang, tak perlu rijal yang gemilang, kerana diri ini srikandi dengan silam yang kelam.
Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia.
Dan yg akan terjadi, andai tak sama dgn kehendak hati, insyaAllah ku ridho ketetapan Illahi..
 
***
 
Dari note Saputro Nawamreh

*repost tag dari teman kampus sebelah ^^

Fiksi dari Rumah Sakit

Tak pernah kutahu mengapa Olivia Ong menyukai tetesan air hujan yg jatuh menimpa lumut, atau Elsa suka bau kotoran telinganya. Saban hari pernahpun kupikirkan, betapa tak masuk akal hidup itu.

Sesekali wangi jahe di gelas susuku tercium, terbawa angin pagi lalu berkubang dalam di hidungku.
Tiraiku tersibak. Kulongokkan kepalaku keluar jendela. Di sela-sela rimbunnya maple, seorang gadis berbibir sumbing tengah duduk di bangku taman, menemani seorang anak kecil dengan lolipop di tangannya.

Sesekali Elsa menyeruput tehnya keras-keras. Pertanda matanya mengekor gerak tubuhku.
"Sudah berkali-kali kau menjadikannya model tak dibayar."
Aku diam tak menanggapi. Hanya kameraku asyik membidik si gadis di bawah taman sana.
Klik.
"Satu hal yang masih membuatku heran..."
Klik.
"... mengapa gadis itu?"
Klik.

Pertanyaan bagus, El. Aku tak punya alasan untuk itu. Mungkin seharusnya kubidik para suster cantik yang senyumnya tepat membidik hati para pasien pria. Aku misalnya.
Sayang sudah lama aku tahu senyuman itu sebuah topeng dalam konspirasi mereka menyuruh minum obat.

Aku melempar senyum tipis dan mengangkat bahu pada Elsa. Si cungkring itu lagi-lagi menyeruput tehnya keras-keras.

Biarlah gadis di bawah rerimbunan maple itu tahu di kemudian hari. Tahu bahwa selama ini aku ada bersama foto-foto dirinya. Di kemudian hari.

Lalu aku kembali memastikan, betapa hidup itu tak masuk akal. Dan mungkin memang begitu seharusnya kami hidup.







Catatan bisu.
1 Juni 2011

 
Powered by Blogger.