Monday, January 21, 2013

My Dream Garden-House (about designing 2)

Ngomong-ngomong soal keinginan, saya pingin membuka sedikit tabir masa lalu saya *halah
Saya ini lumayan banyak maunya, walau kebanyakan belum ada langkah sama sekali. Dulu sewaktu masih aktif ikut liqo tarbiyah, saya disuruh mengungkapkan salah cita-cita dan harapan saya ke depannya dari sekarang sampai nanti kehidupan pasca menikah. Yaa semacam 'merancang hidup' gitu lho. Wakakaka... hayooo ada yang berasa deja vu ga?

Masih saya ingat sekali, murobiah saya bercita-cita menjadi seorang enterpreneur. Wow, beliau sebagai murobbi aja udah merupakan langkah awalnya menuju sana. Dilanjut teman saya yang ... standar banget: lulus kuliah-PNS-nikah. Daaaan... pada detik ini, dia sudah memperoleh semua keinginannya itu. Masyaallah, hebat kan? Temen saya gituloh!
Lucunya, kami sama-sama menempatkan menikah itu di prioritas ke sekian, setelah bekerja dan memuaskan diri dengan hobi :))

Sementara itu, salah satu keinginan saya yg belum terpenuhi adalah punya kebun bunga yg luas. Pinginnya, sih.
Ngurusnya? Belom tahu euy :))
Jadi ... sementara ini, mari ngayal dulu ...

Rumah minimalis aja. Lahan rumah 'rakyat' juga palingan segimana doang kan ya, jadi sekiranya ada rezeki ... semoga bisa bikin rumah tingkat. Atapnya nanti ga dibikin genteng, tapi dibentuk mendatar semacam gedung begitu. Di atasnya nanti ditanami sayur-mayur, biar selalu tersiangi matahari. Tak lupa sekop tanah dan bangku kecil ... juga peralatan bertani kecil-kecilan.

Setidaknya mengusahakan sesuatu di lingkup kecil itu lebih puas ketimbang beli doang. Belum lagi zat kimia dari pestisida yang dipakai buat berantas hamanya. Lebih aman menanam sendiri kan? Keuntungan lainnya ... bisa ngajarin si kecil merawat tumbuhan, mengenalkan secara langsung nama-nama tumbuhan ... sukur-sukur nanti nanam tanaman herbal juga. Jadi kalau nanti ada gangguan kesehatan, bisa meracik sendiri. Atau paling engga menjaga kesehatan dengan tanaman herbal itu. 
Naa... mungkin nanti pingin nyisain tempat buat ngedesain pot-potnya semacem ini:

Atau ini:


*dalam rangka masih ngayal*
Masih soal tanam-menanam, nanti saya juga pingin nanam tetumbuhan bunga. Bisa anggrek, anyelir, teratai, Wijayakusumah, sedap malam (buat nge-sop kimlo XD), boleh juga zodia... *biar gada nyamuk XD

Tak usah yang padat-padat, yg jarang-jarang aja pasti seneng banget. Yang merambat biar dipasang dekat pagar atau bikin kerangka rambatannya di halaman untuk menaungi pintu rumah, bisa juga dipakein pot gantung biar nantinya menjuntai gitu ...
Jadi gambarannya yaa kira-kira gini:


Kalau memungkinkan untuk tanaman rambar, ya nanti boleh laaah ditanami anggur hijau. Nanti pot-pot di bawahnya ada stroberi ... :3
Belakangan ini saya tertarik nanem tanaman berpot botol plastik ini deh ... cantik ya~
Tapi mungkin gak bisa dipakai buat tanaman bunga :))

Kalau punya pekarangan yg lebih luas, mungkin pingin jadi begini:

Biar sirkulasi udara juga terjaga, saya pingin pola rumahnya punya 'lubang' alias ada bagian yang tak tertutupi atap. Bawahnya pingin saya tanami sesuatu juga...
Kalau lihat contoh ini, nanti cukup dikasih atap yg berlantai garis-garis cokelatnya aja. Lalu kursi dan mejanya saya ganti aja sama hammock atau bangku lebar (kayak bangku luar korea-korea gitu lho, apa ya namanya?) buat bersantai. Boleh juga ruangan ini dijadikan perpus pribadi ... Kalau hujan kan bisa baca sambil menikmati tiap rintik airnya *tidur deh :))

Dari sekian banyak desain kebun, saya paling suka sama gaya Jepang. Mungkin sering dipakai untuk meditasi ... atau semacam zen garden gitu, makanya kebunnya dibuat setenang mungkin. Tapi yah .. kalau bikin garden a la Jepang gini ... butuh halaman besar atuh ya ... :D

Latihan Iseng

Iseng-iseng berhadiah, begitu pikir saya ketika meniatkan diri ikut lomba ini.
FF saja sih, belum sepenuhnya 'cerpen' yang berkisar hingga 10 halaman-an itu. Sempat pasrah ketika adminnya asus begini:

Hai, sepertinya sudah jelas diinfokan di note event, kalo untuk tema "SA" itu harus langsung fokus ke tema. Jadi, tokoh utama langsung diposisikan dalam keadaan dikagumi atau mengagumi seseorang, begitu. :) Adapun perkenalan, dlsb-nya, bisa dijelaskan sebagai penunjang cerita saja.

Okey man, rasanya bagai hendak diseruduk tukang becak dari jarak ... 10 meter.
Saya kurang teliti baca persyaratannya, sehingga langsung cuap-cuap di sini. Beberapa hari kemudian sesuai janji pihak penyelenggara lomba, mereka mengumumkan FF mana saja yang berhasil lolos. Dari 404 cerita yang masuk, 306 karya yg lolos seleksi itu ... ada karya saya. Alhamdulillah.
Lengkapnya bisa dilihat di sinih

*Coba klik ctrl+F, terus ketik VERA.
Tuh, ada kan? ADA KAAANN?? *maaf, lagi lebay :))

Dari kejadian begini, saya jadi ngambil hikmah...
Bahwa rezeki itu kadang datangnya ga terduga. Boleh jadi kamu iseng terhadap suatu hal, padahal Allah selalu serius mendengar dan melihat usahamu. Kalau jadi, ya terjadilah ... \(^o^)/

Jadi ... sepertinya saya harus banyak-banyak iseng lagi nih~

Desain Gamis (about designing part 1)

Tiap orang pastilah punya selera sendiri soal style yg dia suka, termasuk saya. Pas dulu masih seneng-senengnya nge-gambar, entah itu ngomik atau sekedar doodling, terkadang saya kurang puas dengan hasilnya di sisi yg sama: model baju!
Wakakaka... memalukan memang, masa' gambar kiyut seorang gadis, bajunya gak jauh-jauh dari kemeja sama celana... berdasi pula. *krik

Mungkin memang komik Conan yang jadi favorit saya waktu itu sedikit-banyaknya mempengaruhi cara saya menggambar. Hng... jadi begini. Lingkungan saya itu termasuk wilayah perkantoran, jadi otomatis baju yang dikenakan juga pada resmi. Belum lagi model baju Mamah yang biasa dipakai juga biasa banget, engga ada tren-trenan sama sekali, banternya ya daster *komik kok dasteran...

dipake pas kondangan

Ini juga ternyata ngaruh besar ke dalam kehidupan saya: ga bisa milih baju yg bagusan dikit. Seleranya terpaku sama kaos. Untungnya sementara ini udah berani main warna, walau ujungnya masih freak juga. Anehnya, kalau mix-match orang lain mah rada lumayan bagus XD

Demi mengeksiskan diri sebagai gadis muda yang menyukai keindahan *halah*, makanya saya suka browsing model baju di gugel dulu sebelum akhirnya saya jahitin baju. Sebetulnya penjahit jaman dulu biasanya udah punya buku modeblat (bener ga nulisnya?) sendiri. Daaan... rasanya sia-sia karena bajunya jadi jarang dipake. Padahal modelnya ga jelek, cuma kenapa ya ... ga sreg dipake aja gitu mungkin ya...

Baju wisuda saya kemarin itu juga terinspirasi dari Teh Ghaida *cuma gamisnya kok jadi rame gini ...
Tapi terbukti bisa dipake pas kondangan :D

Nah, nah ... sekarang saya baru keinget. Dulu sebetulnya pernah beli bahan (gataunamanya) warna ungu tua. Tadinya mau saya bikin pashmina ... karena pasti agak susah nyari pashmina warna begitu. Tapi setelah dipikir-pikir, ya sayang juga bahan lumayan panjang (2 meter) masa cuma dipotong dua demi pashmina? Jadi ... sekarang ini saya lagi gugling (lagi) kira-kira baju gimana yg 'pantes' buat bahan ini. 
Pinginnya gamis, tapi karena (mungkin) bahannya ga mencukupi, mungkin desain overall gamis bakal saya cariin. Jadi dalemnya kan bisa pake kaos lengan panjang, kaaan ...

Any idea?

Friday, January 18, 2013

Susah-Gampangnya Flash Fiction

Lagi, setelah sekian lamanya saya skip info tentang lomba menulis, kemarin ndilalah banyak sekali yang pasang infonya. Salah satu yang saya minati adalah lomba FF Boliners. Pinginnya dua FF sekaligus bisa ikutan, tapi ... gak deh. Kenapakah gerangan? :))

Saya sudah lama sekali ga membaca 'dengan serius', apalagi sampai 'asyik' hingga lupa waktu. Padahal tahu sendiri untuk dapat inspirasi selain banyak-banyak pergi, ya dengan membaca itu.
But yeah, I do miss that time.

Membaca itu kadang suka sampai lupa waktu dan orang, sampai-sampai teman saya harus tepuk pundak dulu kalau mau saya ladeni. Banyak hal yang membikin saya terlupa membaca. Hahaha, karena yah... saya bukan seorang pembaca sejati. Saya memang menikmati, tapi karena lain hal, ketertarikan saya membelok pada banyak hal. Tak apalah.

Kalau ga percaya, saya aslinya sudah memikirkan ide FF lomba itu dari awal info diterbitkan. Hanya saja, ide itu tak serta-merta muncul begitu saja. Saya mulai berpikir, bahwa saya tak lagi berada di usia remaja sekolahan. Dan tentu saja gaya penulisan saya pasti sudah sangat berbeda. Bisa, gak, bisa, gak ...

dicomot dari sini

Yah, tak ada salahnya mencoba.
Persyaratannya 500-700 kata, no more nor less.

Sudah pasti yang bikin saya agak susah itu ide. Saya gak mau walaupun sasarannya untuk usia 17-20 tahun, style-nya harus  galau berlebihan. Jangan deh, meski umur segitu dibilang alay di zaman sekarang, saya yakin masih banyak yg berstyle normal kok :))

Setelah ganti-hapus-ganti-coret-ganti-buang ... saya dapat ide yang lumayan juga. Segeralah saya tulis dan ketik. Entah kenapa, menulis itu jauh lebih mengalirkan energi tersendiri ketimbang mengetik. 

Akhirnya selesai juga 1 naskah FF. Hanya 1, padahal maunya 2 ... T--T
Susah-susah gampang juga. 
Kalau dilihat mah mungkin 'hanya' sekitar 1-2 halaman A4 saja, tapi tulisan saya malah melebihi batas ketentuan: 700 kata lebih! Dengan ga mengurangi penyesalan, saya coba potong-potong lagi bagian cerita yg sekiranya tak diperlukan agar memenuhi syarat lomba.

Setelah beberapa hari berlalu, admin lomba sempat asus (apdet status). Bahwa ternyata masih banyak yg kurang memenuhi syarat dan tentu saya kena diskualifikasi. Salah satu syaratnya adalah bukan merupakan kisah pertemuannya alias kudu pada saat sedang mengagumi orang tersebut. Well, saya sudah senyum kecut, mengingat naskah yg saya kirim itu justru berat ke titik pertemuan/alasannya. 

Tak apalah, dengan hal ini saya masih kudu membiasakan diri menulis lagi kalau pingin dapat tulisan yg berkualitas. Kalau lihat progres tulisan masa lalu, sepertinya konsistensi menulis saat ini melempem jauh. Jenuh sekali, hampir nol kalau mau dinilai dengan skala 10. 

Hyah, dengan kejadian begini ... saya mending agak fokus sekalian ke dunia tulis-menulis lagi. Mumpung masih jabatan jobseeker ... huehuehehehehe... *dikeplak ortu*

Mari semangaaaattt... cari ide lagiiii .... cari kerjaan...   :D

Warm Mist

It was almost misty everyday when I was about 6 years old.
I always took my time to get wet in the rain. Together with my brother.
Then we danced in the middle of the empty road. Laughing crazy as if it was ours.



The rain comes in recent days. This daybreak it was raining till the adzan voiced.
The mist came to me when the door opened. It's moved by the wind. The air was so refreshing. So cold.
I miss him.
My phone rang. I took it then the warm voice greeted me,
"Hi, I'm gonna work today. The ship is ready. Hope you'll be fine there."
"Yeah thanks, safe travel."
There's long smooch across the phone. I laughed.
Click.


West Java, January 18th, 2013

Saturday, January 5, 2013

Doa yg Crunchy

Habis lihat FB, ternyata ada yg ultah hari ini.

Biasa ya, pasti banyak yg ngucapin (ga termasuk saya :D), nemu balasan doa yg lempeng tapi kriuk:


"Ya Allah, siapa yg pernah membahagiakan aku sehari, bahagiakan ia sepanjang masa"



Aamiin. 

Setelah sebelumnya saya seringkali kebingungan mau ngucapin apaan sama temen yg ngultah? Setahu saya doa itu kado yg paling dalam maknanya, cuma orang biasa mendoakannya cukup sebatas kata-kata. Dapat ilham lah dari anak-anak kos dulu. Jadinya saya sekarang biasanya bilang,

"Berdoalah apa yg kamu inginkan, maka akan saya aminkan."

Huehue ... *nyari praktis gegara bingung*

Thursday, January 3, 2013

Sepotong Hati yang Baru (2012)

gambar dari sini



Penulis: Tere Liye
Editor: Andriyati


Akhirnya... setelah buku Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin belum juga dibaca sampe sekarang, saya malah milih buku serial Berjuta Rasanya yg berjudul Sepotong Hati yang Baru.

Agak mengecewakan juga dapetnya kumpulan cerita pendek, pinginnya novel. Tapi karena sinopsis belakang sampulnya bagus, ya udah jadilah saya pilih judul ini *alesan

Dalam buku inilah pertama kali saya berkenalan dengan tulisan Om Tere. Plotnya wajar dan mengalir, settingnya bisa saya imajinasikan sendiri, karakter di tiap cerita juga cukup kuat. Ada 8 cerita yg disajikan Om Tere Liye. Keseluruhan ceritanya merupakan kesedihan, simpelnya: kasih tak sampai.

Saya belajar banyak hal di sini. Apalagi kalau bukan soal cinta *sebetulnya saya eneg ngomongin ini manjang di timeline #pencitraan#
Kalau kau seorang pelajar sekolahan, maka berhati-hatilah saat cinta itu hadir di tengah kehidupanmu. Bisa jadi perhatian seseorang itu hanya sebatas kebaikan semata, kisahnya tertuang persis seperti yg dialami Nana dalam Hiks, Kupikir Itu Sungguhan. Pada Sepotong Hati yg Baru, ada banyak tulisan yg sengaja saya bikin quotes buat apdet status di pesbuk, hahaha.
... cinta bukan sekadar soal memaafkan. Cinta bukan sekadar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna.

Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yg tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dg mudah membenarkan apa pun yg terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. Tidak lebih, tidak kurang. (51)

Lain halnya cerita Kisah Sie Sie, saya belajar melihat sabar dalam sebenar-benarnya sifat. Suguhan ikhlas mewujudkan cinta adalah sebuah keniscayaan dan memang sangat berpeluang bahwa bahagia itu bisa eksis bahkan dari sebuah pernikahan yg awalnya tanpa cinta. Di sini saya banyak membatin: ih telat banget! Lalu membodoh-bodohi tingkah suami yg sok juragan itu.
Tapi yaa kebahagiaan tak selalu berkorelasi baik dengan waktu lama. Tidak.
Kebahagiaan dan kebersamaan dalam waktu lama bisa jadi sebuah kejenuhan juga kan? Misalnya kayak di pilem 5 CM itu ... *ng, mari skip aja*

Mimpi-mimpi Sampek-Engtay mengingatkan saya pada jurnal ini. Agak berbeda sih, tapi ternyata memang kisah mereka pernah jadi legenda betulan. Bener kata kaka, roman cerita silat itu aslinya sangat 'dalam' efeknya. Kalau tragis, ya beneran sangat dramatis ... kalau romantis, ya beneran sangat 'kena' :D

Begitu baca penggalan awal Itje Noerbaja & Kang Djalil, rasanya terlempar ke taun penjajahan Belanda. Khoesoes seatoe kisah ini memakai kaidah bahasa jaman doeloe. Pertamanja agak kagok, tapi lama-lama terbiasa joega. Romantisme jaman penjajahan, mau tak mau harus ada perjuangan negeri juga agar tak selalu jadi baboe. Merdeka itu sulit sekali, teman. Sampai harus tahan menjadi pembunuh, berontak dan 'menyumbang' darah. Sayang, dari sekian banyak mayat bangsa kita ini, generasinya malah mengembangkan sistem penjajahan lain: korup made in mata duitan.

BAHKAN BARU TAHU KISAH RAMA-SINTA! *histeris
Bayangpun, bangsa macam apa saya ini ... pewayangan saja payah. Sebagian dari kalian mungkin sudah hapal alurnya. Sebenarnya saya tahu kisah mereka secara terpisah-pisah, thanks to Om Tere yg mau mengisahkan kembali cerita mereka lewat buku ini.


Adalah menyakitkan ketika sisa hidupmu hanya mengenang kebahagiaan di masa lalu, tanpa ia berusaha meraih yg baru di esok harinya. Tapi apa kata pendapat Hesty?
Dua puluh tahun lagi hidup dengan mengenang masa lalu itu dari sisi positif lebih dari menyenangkan. (205)

Oke, itu pendapat dia. Menyimpan satu orang saja di hati mungkin kelihatannya wujud setia yg nyata. Tapi bagi saya itu malapetaka. Sama saja dengan tidak move on, membiarkan kesempatan cinta yg datang menjadi percuma dan menyia-nyiakan hidupmu sendiri.
Saya tak bakal bilang bahwa itu mudah, tapi bisa.
Cuma teringat seorang teman saja, "Teori mah gampang, tapi pada kenyataannya apa? Tak pernah dengar soal begitu!"
Well, makan saja pendapatmu selagi pikiranmu sempit oleh hal-hal pesimis lainnya. Bukan problem saya juga ... *maap kebawa sensi*

Ngomong-ngomong soal kisah Kalau Semua Wanita Jelek, saya berasa deja vu :|
Rasanya pernah baca cerita semacam itu sebelumnya. Di novel kalau tak salah.
Ceritanya agak beda sih ... *ntar deh dicari dulu

Buku yg sangat layak, saya anggap membaca itu sedang berguru pada seorang penulis yg rela meluangkan waktunya merangkai pengalaman, entah pengalaman atau diciptakannya sendiri. Ibarat pelajaran Kewarganegaraan soal esai, di samping butuh ilmu untuk mensinergiskannya dengan akal, kau butuh prinsip agar esaimu tak melulu dari buku. Tak semua yg kau indera itu benar adanya. Manusia harus berpendapat agar bisa jadi bahan pertimbangan orang lain, kan?

Happy reading ;)

 
Powered by Blogger.