Tuesday, October 19, 2010

Rumah Kita Penuh Cinta

gambar












oleh: Hasta Indriyana


Rumah kita penuh cinta. Ikat-ikat jagung
Di lelangit, gerumbul padi di lumbung, juga
Tumpukan kayu. Tak ada cerobong, tapi asap dapur
Berkepul senantiasa

Air yang cukup tersimpan di gentong. Pelepas haus
Ketika kita rindu bertemu
Anugerah ini seperti tatap matamu yang menyimpan
Sejuta kerindangan. Tak henti-henti mengalirkan
Dzikir hakiki

Rumah kita dipenuhi cinta. Sesekali tikus-tikus
Kecil lewat sesekali kekupu masuk tanpa merasa
Salah alamat sesekali berseliweran isyarat-isyarat

Atap ini bukan buat sembunyi tapi
Semacam keteduhan dari kemarau yang memangsa
Nurani, semacam kehangatan dari hujan air mata
Yang menerjang cinta kita









*ini adalah puisi kenangan ketika saya menginjakkan kaki di kampus (tepatnya saat OSPEK). Bahasa yang dulu saya anggap amat biasa, namun kesederhanaannyalah yang membuat pernik-pernik indah ketika Mas Hasta pendeklamasikannya di Pendopo Tedjokusuma.
Saya beruntung melihatnya berdeklamasi lucu di sana. Saya kangen masa-masa itu, sungguh.

Ditulis Oleh : Unknown // 10:49 AM
Kategori:

27 comments:

  1. mas muha: bagus ya mas?

    Mbak firda: iya mbak, apalagi waktu Mas Hastanya beraksi... :'')

    ReplyDelete
  2. simpel....laik dis..*siap2 nempel jempol*

    ReplyDelete
  3. mas muha: .... *pasang aksi bungkam menolak pemasangan jempol dan OOTmaniak

    mb ivon: memang mbak...
    Apakabar mbak?

    ReplyDelete
  4. wedew..*membatalkan pemasangan jempol, melanjutkan keOOTan*

    ReplyDelete
  5. Alhamdulilah baik. vera gimana? :)

    ReplyDelete
  6. alhamdulillah segar bugar :)
    mbak katanya udah ke jogja lagi ya? Udah dapat job di sinikah?

    ReplyDelete
  7. Insya Allah minggu depan bru mau ngecek tmpt kostnya say...sepulang dr rumah paman di bandung :).
    Ada waktu bisa ketemuan lg gak?

    ReplyDelete
  8. nanti sms lagi aja, mbak. Mudah2an ada.

    welcome back to Jogja :)

    ReplyDelete
  9. tadi udah ke sini tapi keburu kabur......
    kulonuwun.....iam back hehehe

    rumah seperti itu aku pernah mengalaminya....

    ReplyDelete
  10. Ini puisiku tentang rumah itu

    jangan mencintaiku

    aku...
    tiada bahagia
    tiada harta
    tiada mesra
    tiada perkasa
    tiada segalanya

    biarkan aku yang
    mencintaimu

    ReplyDelete
  11. duh so sweet...
    Mas dadi bisa romantis juga toh... :)


    yah itulah, rumah penuh cinta :'')
    tanpa hartapun, keindahan di dalamnya selalu dirindukan.

    ReplyDelete
  12. rumah itu tinggal kenangan....untung masih bisa jepret sebelum rumah itu mengakhiri usianya...

    ReplyDelete
  13. puisi indah. itu puisi komen yg ada gambarnya juga indah.
    rumah sendiri emang indah.

    ReplyDelete
  14. hihi, aku lebih suka penggunaan kata 'ayat'mu mbak :*

    ReplyDelete
  15. padahal aku ga bikin ayat pun:-)

    ReplyDelete
  16. :)

    hihi ndak papa, makasih kunjungan sorenya.

    ReplyDelete
  17. mau nya berkunjung selalu...nih ntah apa aja bikin sibuk huhu

    ReplyDelete
  18. heu heu, bagooosss...
    Lanjutkan aja sebelum benar2 supersibuk :D

    ReplyDelete
  19. haha thanx.. time for dinner..

    ReplyDelete
  20. pak totok geje nih... (- -'')... <---- akibat ngeliat di hape

    makasih lagunya, pak :)

    ReplyDelete

 
Powered by Blogger.