Sunday, December 15, 2013

[Writing Challenge] A Fanfiction

Hari libur begini adalah saat yang paling tepat bersantai dengan keluarga, atau sekedar hangout dengan para sahabat. Kegiatan kampus sudah sangat memusingkan, terlebih mengingatkannya dengan salah satu dosen penguji yang terkenal killer di kampus. Tapi semuanya sudah berlalu sekarang, gadis berkerudung rapat itu kini tinggal merapikan berkas revisian untuk kemudian disahkan dan dijilid rapi untuk simbol perjuangannya selama 4 tahun.

Oki menghela napas, menatap variegated bougainvillea putih bergoyang tertempa angin bulan Desember. Sekalipun kelulusannya merupakan hal yang paling melegakannya, tetap saja ada hal menggelisahkannya.

"Oki."
Sapaan singkat itu membuatnya sedikit tersentak. Seseorang telah berdiri di seberang jendela kamarnya. Seketika itu juga jantung Oki berdebar kencang. Seorang lelaki tersenyum lebar padanya. Seperti biasa.
"Mas Radni," secepat mungkin ia balas menyapa.
"Sedang apa? Bapak ada tidak?"
"Ah iya Mas, ada. Ke depan saja ... biar kupanggilkan Bapak."
Detak jantungnya tak juga mereda. Sosok lelaki itu selalu berhasil mengganggu pikirannya, terlebih sudah 2 tahun mereka tidak bertemu sesering saat masih kuliah. Radni sudah bekerja setahun lebih selepas kelulusannya. Dia jelas terlihat tampak lebih matang sekarang.

Oki sudah memikirkan dari jauh hari dari sejak perkuliahan tahun pertamanya dimulai. Tentu apa lagi selain soal jodoh, nyaris setiap bertemu dengan para sahabatnya itu, obrolan soal fans dan cinta selalu mampir di telinganya. Bintang KCB itu hanya bisa tersenyum simpul, menanggapi candaan mereka hanya akan membuatnya makin jadi sasaran perbincangan.
Siapa yang tahu menyoal hati perempuan. Bahkan ibunya tak pernah tahu siapa yang ada di hatinya!

Oki tahu persis bahwa Radni adalah lelaki yang ia suka. Naksir, begitu kata remaja bilang. Tetapi rasionya sendiri tak pernah  padam, bahwa fokus pada urusan yang satu itu terlalu riskan untuk dipikirkan mahasiswi yang baru masuk bangku perkuliahan. Hanya doanya saja yang bisa membentengi diri dari segala rintihan hati yang kerap terasa nyeri bila tak sengaja dilihatnya Radni tengah bicara dengan gadis lain.
Ah, itukah cinta? Mengapa seperih itu harus dipertahankan?

Apa aku harus memintanya hadir di acara wisudaku? Pikir Oki sambil memperhatikan wajah teduh yang kini berbincang dengan Bapak dari kejauhan. Mungkin tidak. Itu bukan urusannya.
Iya, lebih baik tidak, begitu batinnya sambil beranjak masuk kembali ke kamar.

***

"Mas Radni?" Oki menggumam antusias sekaligus canggung melihat lelaki itu ternyata datang di hari wisudanya.
"Oki, selamat! Satu lagi mahasiswi terbaik telah mengharumkan almamaterku ...," Radni menangkupkan salam sambil tersenyum lebar. Mau tak mau pipi Oki merona malu, senang bisa menjadi kebanggaan universitasnya ... juga seniornya yang satu itu.
"Makasih Mas."
"Aku masih cari teman-teman yang lain, kamu lihat Ega atau Titha? Atau anak-anak BEM lain?"
"Sepertinya pencar-pencar, Mas. Tadi Titha juga terpisah ... cari orangtuanya dulu. Coba ke sebelah sana Mas, kayaknya tadi aku lihat Diar ke arah sana," Oki menunjuk ke arah kerumunan orang-orang berkaos putih mengacung-acungkan bendera biru.
"Saya nyusul teman-teman dulu Pak, Bu ... Oki, sekali lagi congrats ya, aku tinggal dulu." Radni berpamitan, tak lupa mengedipkan sebelah matanya yang legam itu. Cekatan, ia menerobos kerumunan padat orang-orang juga para wisudawan hingga akhirnya hilang dari pandangan Oki ditelan keramaian.
"Selamat Sayang, ini dari Radni, Ocha, Nesta, Zabir, juga beberapa kartu ucapan," Ibu memeluk Oki sambil menyodorkan beberapa suvenir cantik khas wisudaan.
"Kartu ucapan?"
"Fans sepertinya," Bapak mengedipkan mata menggoda anak gadisnya yang masih berperangkat toga itu. Oki mengulum senyum sambil menyusun suvenir itu dengan hati-hati ... hingga matanya tertumbuk pada sebuah persegi keras berwarna gold dilapisi pita dengan warna serupa.
"Ini ..."
"O ya, itu undangan dari Radni. Dia nikah minggu depan."

Selesai.

_________________________
_________________

Ini fanfiction bukan ya?
Masyaallooohh maaf, memang begini ya ternyata kalau sudah lama gak nulis fiksi. Susaaaahhh ...
Mana bingung, saya ngefans karo sopo? Akhirnya milih asal nyomot ajadeh, konon Oki tu di-fans sama suami. Hahaha, not bad ... toh saya tahu Oki itu memang tipikal istri idaman banyak ikhwan :D
Maaf ya Mbak OSD, ini fiksi semata ... anti juga sudah menikah, semoga jadi keluarga SAMAWA.

Cerita di atas fiksi semata, jika ada kesamaan tokoh, alur maupun adegannya, maka itu kebetulan semata~

Ditulis Oleh : Unknown // 12:09 PM
Kategori:

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger.